close

PROGRAM KARTU PRAKERJA DAPAT MENGURANGI DAMPAK KESEHATAN MENTAL AKIBAT PANDEMI

Depok, 23 Juni 2021. Pada awal 2020, pemerintah telah mencanangkan program kartu Prakerja. Awalnya, program ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kerja target sasaran yang berusia 18 tahun ke atas. Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan Kartu Prakerja diprioritaskan untuk para pekerja atau pelaku usaha mikro yang terdampak. Hal tersebut melatarbelakangi Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bersama ANU Indonesia Project mengadakan Public Webinar yang bertajuk “Mental Health, Disability, and Access to Jobs and Education”.

Pada sesi pertama webinar tersebut, Chairina Hanum Siregar dan M. Rifqi Aufari, keduanya peneliti dari LPEM FEB UI, memaparkan hasil penelitian yang berjudul “Apakah Alokasi dari Program Kartu Prakerja berdampak pada Tingkat Kesehatan Mental Orang saat Pandemi Covid-19? Temuan dari Indonesia”. Penelitian ini mendeskripsikan dampak program Kartu Prakerja terhadap kondisi kesehatan mental masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Penelitian ini menggunakan data survei terhadap 4.000 responden dari seluruh Indonesia pada Agustus – September 2020. Pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam survei tersebut mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial ekonomi, termasuk perubahan pendapatan, kondisi kesehatan mental, dan Kartu Prakerja. Kondisi kesehatan mental dilihat melalui penilaian mandiri responden terhadap perubahan empat emosi dasar, yaitu kebahagiaan, kesedihan, kecemasan, dan amarah.

Baca Juga :  Perkuat Kerja Sama Riset, Pemerintah Indonesia-Australia Luncurkan PAIR Sulawesi

Berdasarkan hasil survei, pandemi Covid-19 telah memengaruhi kesehatan mental masyarakat. “Kondisi kesehatan mental seseorang menjadi lebih buruk akibat Pandemi Covid-19, bisa dilihat dari penurunan rasa bahagia, peningkatan rasa cemas, sedih, dan marah. Hal ini tidak hanya karena kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan namun juga beberapa kebijakan terkait pandemi Covid-19 seperti pembatasan sosial,” kata Hanum.

Untuk mengurangi dampak kehilangan pekerjaan dan penurunan pendapatan, pemerintah memprioritaskan pelaksanaan program Prakerja untuk pekerja maupun pelaku usaha mikro. Hasil riset yang dilakukan membuktikan bahwa program Prakerja dapat menurunkan tingkat kecemasan, rasa amarah, dan rasa sedih. “Dapat disimpulkan bahwa Kartu Prakerja tidak hanya membantu meningkatkan skill seseorang, namun juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental akibat pandemi,” ujar Hanum.

Baca Juga :  Sokong Kebutuhan Nasional, ITS Kukuhkan 129 Insinyur Baru

LPEM FEB UI akan terus mengembangkan studi tersebut mengingat beberapa tantangan yang dihadapi dalam studi saat ini. Survei dalam penelitian tersebut dilakukan pada awal pandemi, dimana pada saat itu kartu Prakerja baru diimplementasikan dan masyarakat masih beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, sehingga memungkinkan adanya perbedaan dengan kondisi saat ini. LPEM FEB UI saat ini sedang kembali melakukan survei baru yang direncanakan selesai pada akhir Juni 2021.

Selain itu, tim peneliti juga menggunakan indikator kesehatan mental yang lebih kompleks agar kesehatan mental dapat didefinisikan lebih dalam lagi. “Studi ini akan lebih menarik jika menggunakan indikator kesehatan mental yang lebih luas lagi, kami akan mengeksplorasi kembali studi ini karena kebetulan saat ini kami sedang melakukan follow up survei, dan kami menggunakan indikator yang lebih kompleks lagi. Jadi tidak hanya basic emotion saja,” kata Hanum.