close

Mahasiswa KKN-T IPB University Pasteurisasi Air Legen Agar Tahan Lama

Mahasiswa IPB University yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Pedak, Kecamatan Sulang, Rembang lakukan hal unik. Untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan air legen, mereka mengolahnya dengan cara pasteurisasi.

“Penemuan pengolahan air legen di Desa Pedak bukan melalui proses yang pendek, tetapi melalui alur yang panjang. Diawali dengan observasi lapang dan wawancara mendalam bersama perangkat desa maupun petani setempat. Kami melakukan diskusi bersama perangkat desa, terdapat masalah krusial yang perlu inovasi mahasiswa,” ujar Said Arsandi Naim Harahap, mahasiswa IPB University.

Menurutnya, para petani legen atau petani lontar kesulitan untuk memasarkan air legen, karena tidak tahan lama.

Berawal dari hasil observasi tersebut, delapan mahasiswa IPB University yakni Said Arsandi Naim Harahap, Arina Arba Widad, Lia Safira Retno Wulandari, Sinta Yunia Tribudiani, Rifa Safitri, Nabilla Rahma Anisa, Mirza Ali Wardana, dan Jannatul Ulya membuat inovasi. Di bawah bimbingan Ir Hermanu Widjaja, MScAgr dan Fitriyah Nurul Hidayati Utami, ST, MT, mereka membuat air legen pasteurisasi.

Baca Juga :  ITS Perkuat Ekonomi UMKM di Madura Lebih Kompetitif Dengan Sertifikasi Halal

“Para petani nira legen memiliki kebiasaan mengambil nira legen menggunakan bumbung (wadah dari bambu). Selanjutnya, nira legen hasil pengambilan akan dimasukkan ke dalam botol PET (Polyethylene Etilen Terephalate) bekas.  Dari alur itulah kemungkinan penyebaran mikroba patogen dalam nira legen sehingga menyebabkan legen desa Pedak mudah basi dan tidak tahan lama,” imbuh Said.

Berbekal ilmu dan teori dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Sinta Yunia, anggota KKN-T, mempelopori teknik pengolahan untuk nira legen. “Teknik pasteurisasi legen bertujuan untuk membunuh mikroba patogen dan sebagian pembusuk,” ujar Sinta.
Hasil dari percobaan ini, imbuh Sinta, telah terbukti berhasil. Perbandingan hasil yang diperoleh yakni, nira legen hasil pasteurisasi bertahan selama kurang lebih 7 hari. Sedangkan nira tanpa pasteurisasi hanya bertahan 24 jam.

Baca Juga :  Bupati Tapanuli Utara Pastikan Data Desa Presisi Sebagai Data Strategis dalam Perencanaan Pembangunan

Menurutnya, kelebihan dari legen pasteurisasi yakni tidak berbuih, rasa masih sama dan tidak meledak. Produk ini juga lebih sehat karena diolah tanpa bahan tambahan apapun. Hal ini sekaligus menjadi pembeda dari pengolahan yang biasa dilakukan petani legen setempat.
Keberhasilan dalam teknik mengolah legen ini, juga telah disampaikan kepada masyarakat dalam kegiatan “Sosialisasi Pengolahan Legen (Pasteurisasi Air Legen)”. Dalam kegiatan tersebut dihadiri pula Kelompok Wanita Tani Desa Pedak, Kelompok PKK Desa Pedak, BUMDes Desa Pedak, dan BPP Kecamatan Sulang. (**/Zul)