close

RSGMP Universitas Jember dan PDGI Pengwil Jawa Timur Gelar Operasi Bibir Sumbing

Jember, 25 Februari 2023 – Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Universitas Jember bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pengurus Wilayah (Pengwil) Jawa Timur menggelar bakti sosial berupa operasi bibir sumbing (25/2). Pagi itu ada empat pasien bibir sumbing berusia di bawah lima tahun (Balita) yang menjalani operasi. Mereka berasal dari Sidoarjo, Probolinggo dan Jember. Bakti sosial berupa operasi bibir sumbing digelar dalam rangka peringatan hari ulang tahun PDGI, yang untuk wilayah Jawa Timur tahun ini dipusatkan di Jember.

Menurut Direktur RSGMP Universitas Jember, Prof. Dr. drg. FX. Adi Soesetijo, S.Prost., rumah sakit gigi dan mulut yang dipimpinnya siap melayani operasi bibir sumbing, mengingat RSGMP Universitas Jember memiliki peralatan dan sumber daya yang mumpuni. Contohnya ada sembilan belas dokter gigi spesialis dari beragam bidang yang siap melayani masyarakat. Tak heran jika RSGMP Universitas Jember kini sudah terakreditasi paripurna dan menjadi rumah sakit rujukan untuk gigi dan mulut di wilayah Tapal Kuda.

“Untuk operasi bibir sumbing kali ini ada empat dokter spesialis bedah mulut yang bertugas, dengan dukungan dokter spesialis anak dan dokter spesialis anestesi. Oleh karena itu kami mengapresiasi PDGI Pengwil Jawa Timur yang sudah mempercayakan kegiatan operasi bibir sumbing di RSGMP Universitas Jember. Bagi masyarakat Jember serta di wilayah Tapal Kuda yang memerlukan layanan kesehatan gigi dan mulut tak perlu ragu memeriksakan diri ke RSGMP Universitas Jember,” tutur Prof. Dr. drg. FX. Adi Soesetijo, S.Prost.

Baca Juga :  Peran Penting Kebudayaan dalam Menopang Kampus Merdeka

Sementara itu salah satu dokter gigi RSGMP Universitas Jember yang bertugas, drg. Zainul Cholid, Sp.BM., menjelaskan jika operasi bibir sumbing termasuk dalam operasi besar karena pasien harus dibius secara total, bahkan jalannya operasi memakan waktu satu jam hingga lebih, bergantung pada kondisi bibir sumbing pasien. Idealnya pasien mendapatkan tindakan operasi selagi usia dini, agar pemulihan bisa lebih optimal. Minimal di usia empat bulan operasi bibir sumbing sudah bisa dilakukan.

“Secara teori, bibir sumbing bisa diakibatkan beberapa hal, diantaranya ibu hamil kekurangan gizi, ibu hamil meminum jamu atau obat tertentu tanpa pengawasan dokter, ibu hamil mengalami kecelakaan hingga faktor genetis. Makin awal mendapatkan penanganan maka makin baik, sebab bibir sumbing akan berpengaruh terhadap kesehatan dan penyerapan gizi anak, mengingat fungsi gigi dan mulut dalam mengolahan makanan, dan tentu secara estetis akan membuat si anak lebih percaya diri,” jelas drg. Zainul Cholid, Sp.BM.

Baca Juga :  Rektor ISI Yogyakarta tandatangani MoU dengan Institusi Mitra di Shanghai

Penjelasan drg. Zainul Cholid, Sp.BM., didukung oleh Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, drg. Rahardyan Parnaadji, M.Kes., Sp.Prost. Menurutnya jika fungsi gigi dan mulut terganggu maka seseorang tidak bisa mengolah makanan dengan baik yang artinya gizi dalam makanan tidak akan terserap oleh tubuh. Kondisi ini berbahaya bagi anak karena akan mengakibatkan stunting. Oleh karena itulah anak yang mengalami bibir sumbing harus mendapatkan penanganan sejak awal.

Sebelumnya dalam pidatonya, Ketua PDGI Pengwil Jawa Timur, drg. Sumartono menyampaikan bakti sosial operasi bibir sumbing menjadi salah satu kegiatan dalam rangka peringatan hari ulang tahun PDGI tahun 2023. Selain itu ada kegiatan talkshow bertema kesehatan gigi dan penanganan stunting bersama PKK Jember, penyuluhan kesehatan gigi di sekolah dasar serta pondok pesantren hingga sikat gigi massal bagi anak-anak di alun-alun Jember di hari Minggu esok.

“Tahun ini bakti sosial PDGI Pengwil Jatim dipusatkan di Jember, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan RSGMP Universitas Jember. Tema bakti sosial kali ini adalah PDGI Jawa Timur Peduli Pengentasan Stunting Indonesia : Bebas Stunting, Gigi dan Tubuh Sehat, Indonesia Tumbuh,” kata drg. Sumartono. (iim)