close

Gali Potensi, Asah Kompetensi Lewat MSIB

Menempuh pendidikan tinggi merupakan mimpi banyak orang. Pendidikan tinggi ibarat gerbang untuk memasuki kehidupan karier yang sesungguhnya. Dalam perjalanan menempuh pendidikan tinggi, banyak hal yang perlu disiapkan, salah satunya mengasah keterampilan teknis (hard skills) dan nonteknis (soft skills) sejak di bangku kuliah. Keterampilan ini perlu terus dikembangkan agar mahasiswa siap menghadapi realita pekerjaan pascalulus.

Saat ini, sudah banyak cara untuk mengembangkan hard skills dan soft skills, salah satunya melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kampus Merdeka sebagai terobosan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke ‘kampus kehidupan’.

Melalui kegiatan Kampus Merdeka, mahasiswa akan menuai segudang manfaat. Mahasiswa dapat mengeksplorasi pengetahuan dan kemampuan di dunia nyata, membangun jejaring yang luas, hingga mendapat konversi satuan kredit semester (sks) hingga 20 sks sehingga kegiatan di luar kampus tetap bisa diakui.

Beberapa program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek di antaranya program Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Wirausaha Merdeka, dan Praktisi Mengajar. Selain itu, juga terdapat program Kampus Merdeka Mandiri yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Tercatat hingga Agustus 2023, terdapat lebih dari 900 ribu mahasiswa yang mengikuti kegiatan MBKM baik yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek atau perguruan tinggi masing-masing.

Dari berbagai program di atas, MSIB menjadi program yang paling banyak diikuti oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pasalnya, program ini memberikan mahasiswa pengalaman secara professional di dunia kerja. Program ini sangat cocok untuk Insan Dikti yang ingin menambah pengalaman dan pengetahuan di dunia profesional.

Meskipun disebut dalam satu jenama program, Magang dan Studi Independen Bersertifikat memiliki fokus dan tujuan yang berbeda. Pada program Magang Merdeka, mahasiswa mendapat kesempatan untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar Indonesia. Perusahaan yang menjadi mitra Magang Merdeka sangat beragam, mulai dari perusahaan media, perusahaan yang bergerak di bidang jasa, instansi-instansi pemerintah, bahkan perusahaan-perusahaan multinasional. Sedangkan, pada program Studi Independen, mahasiswa mendapat kesempatan mengikuti kursus profesional selama satu semester penuh serta mendapat kesempatan untuk mengimplementasikan pembelajaran tersebut dalam sebuah projek.

Baca Juga :  Laptop Merah Putih di pameran Hakteknas ke-27, Solusi Digital untuk Pendidikan

Program MSIB tentu sangat mendukung pengembangan hard skills dan soft skills mahasiswa. Melalui program ini mahasiswa dapat mengerjakan projek-projek yang ada di perusahaan tersebut serta mendapat pendampingan dari mentor profesional selama program tersebut berlangsung. Mahasiswa akan diberikan sebuah pekerjaan terkait dengan dunia profesional yang sudah didesain oleh mitra industri maupun organisasi. Dalam projek itu, mahasiswa berkesempatan untuk merasakan menjadi seorang profesional dan mendapat kompetensi terkait dengan bidang pekerjaan tertentu.

Pengembangan kompetensi ini memang menjadi salah satu fokus Kemendikbudristek. Pasalnya, hal ini menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi mitra untuk merancang sebuah program yang memungkinkan mahasiswa mempelajari minimal 5 skills baru selama program berlangsung. Poin inilah yang menjadi perbedaan antara magang MSIB dengan magang-magang lainnya. Dikutip dari kanal Youtube Kampus Merdeka, salah satu alumni MSIB Angkatan 2, Adinda Septia membagikan pengalamannya mengikuti MSIB.

“Magang Merdeka ini berbeda dengan magang biasa, ya. Magang ini kita benar-benar diajarin tentang teori, praktik dan tentunya mengasah hard skills serta soft skills. Benar-benar merasa sebagai seorang karyawan yang sedang bekerja di kantor,” ungkapnya.

Adinda saat itu magang di AdiTV, Sleman dan melalui kegiatan tersebut ia mendapat banyak pengalaman serta pengetahuan baru. Ia menceritakan, “Saat itu saya belajar banyak hal mulai dari teknik foto, penyuntingan gambar dan video, cara memproduksi sebuah program televisi, sampai belajar menjalin komunikasi dengan klien-klien televisi.”

Baca Juga :  Ditjen Dikti Dorong Sinergi Berbagai Disiplin Ilmu Untuk Bersama Perangi Covid-19

Berbeda dengan Adinda, Ongky Suherman mahasiswa Universitas Gadjah Mada ini mengikuti kegiatan Studi Independen di Microsoft. Menurut Ongky, Studi Independen ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar hal-hal baru di luar jurusan mereka. Selain itu, melalui Studi Independen mahasiswa juga akan mendapat sertifikat keahlian atau sertifikasi.

“Sertifikasi ini adalah ujian akhir yang berskala nasional ataupun internasional. Jadi nanti kita akan mengikuti ujian dan jika lulus akan mendapat sertifikat yang berskala nasional atau internasional. Sertifikat ini dikeluarkan langsung dari mitra, contoh jika melakukan Studi Independen di Microsoft berarti akan mendapat sertifikasi langsung dari Microsoft,” ungkap Ongky Suherman alumni MSIB Angkatan 1 dalam wawancara di Youtube Kampus Merdeka.

Selain berbagai keunggulan tersebut, program MSIB juga telah terbukti mengakselerasi masa tunggu mahasiswa setelah lulus. Hasil riset yang dilakukan oleh Tim MSIB kepada alumni MSIB Angkatan 1—3 menunjukkan bahwa alumni MSIB hanya memerlukan waktu tunggu sekitar 1,1 bulan untuk bekerja setelah resmi lulus dari kampus. Selain itu, mahasiswa MSIB juga berpotensi menerima gaji yang lebih banyak karena dianggap telah memiliki pengalaman di dunia professional.

Mahasiswa harus memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan di dunia profesional melalui MSIB. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menentukan program mana yang sesuai dengan bakat, minat serta tujuan masing-masing. Misalnya, mahasiswa yang ingin mendapat pengalaman bekerja di dunia profesional, maka dapat mengikuti program Magang Merdeka. Namun, jika mahasiswa ingin mendapat pelatihan secara profesional dan mempelajari keterampilan masa depan maka mahasiswa bisa memilih program Studi Independen.

Penulis:
Mustika Maharani – Mahasiswa Magang MSIB Ditjen Dikti, Batch 5

Sumber foto:
https://www.karier.mu