Buku Evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa

Dalam perjalanannya Indonesia pernah mengalami berbagai turbulensi baik dalam bidang
politik dan ekonomi. Sebagai contoh di bidang ekonomi, nilai tukar rupiah terhadap dolar masih
belum stabil dan angka inflasi yang masih tinggi. Di bidang hukum, penegakan dan kepastian hukum
masih dipertanyakan. Di sisi lain, sistem pendidikan Indonesia sendiri telah berhasil mencetak
kelompok terdidik dan intelektual yang ke depan diharapkan dapat membantu menyelesaikan
berbagai permasalahan ini.

Dari kondisi yang sedang dihadapi Indonesia ini muncul berbagai pertanyaan yang cukup
menggelitik seperti misalnya, dimana saja kelompok intelektual yang telah dicetak berkiprah dalam
meniti karirnya? Apakah tingkat pengangguran yang masih tinggi ini disebabkan karena lulusan
kurang dibekali dengan pengetahuan, soft skill dan kreativitas yang belum memadai? Apakah para
intelektual itu peka terhadap berbagai permasalahan yang ada di masyarakat? Semua pertanyaan
ini tentunya sangat relevan untuk dicarikan jawabannya agar dapat memahami mengapa
permasalahan bangsa muncul, dan bagaimana peran kelompok intelektual ini membantu
menyelesaikan permasalahan yang sedang kita hadapi.

Menurut Ali Shariati (seorang sosiolog Iran), kaum intelektual adalah kaum yang
bertanggungjawab atas kemajuan suatu bangsa, namun apabila kaum ini tidak bisa lepas dari empat
penjara yaitu penjara alam, sejarah, masyarakat, dan ego maka kaum intelektual tidak ada bedanya
dengan kuda penarik kereta. Penjara-penjara ini dapat didobrak dengan ilmu pengetahuan agar
kaum intelektual tidak terjebak hanya untuk mengejar kepentingan sempit yang mengedepankan
sifat egois, namun dapat lebih peka pada permasalahan yang ada di sekitarnya.

Sistem pendidikan diharapkan dapat mencetak intelektual-intelektual yang kreatif dan
menjadi pelengkap bagi dunia industri dan ekonomi dunia. Dalam situasi seperti ini ucapan B.J.
Habibie yang menyatakan bahwa untuk melakukan sebuah perubahan diperlukan sebuah evolusi
dan perubahan harus dimulai dari diri sendiri, dilanjutkan dengan keluarga, masyarakat serta bangsa
dan negara sangatlah relevan.

Baca Juga :  Panduan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2024

Mahasiswa sebagai generasi muda merupakan aset bangsa yang penuh dengan potensi,
dinamika dan idealisme, perlu diberi peluang yang seluas-luasnya untuk mengaktualisasikan diri
agar dapat berkembang menjadi insan yang mandiri, berbudaya, beriman serta bertaqwa dan
sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehat jasmani dan rohani serta mempunyai
rasa tanggung jawab dan kepedulian yang tinggi terhadap permasalahan yang dihadapi
masyarakat, bangsa dan negara serta kemanusiaan.

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan kegiatan ilmiah mahasiswa yang
ditujukan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi insan kreatif, inovatif, serta produktif dan
bernalar ilmiah. Diharapkan melalui PKM mahasiswa dapat menghasilkan produk-produk yang
menjadi landasan menghasilkan karya kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat.

PKM diharapkan dapat menjadi wahana dalam mengumpulkan dan memfasilitasi mahasiswa
kreatif Indonesia. Dalam perjalannya yang sudah melawati waktu lebih dari 20 tahun, PKM
merupakan salah satu program pengembangan kreativitas mahasiswa yang terlama dan terbanyak
diikuti oleh perguruan tinggi dan mahasiswa. Kalaupun ada yang merekam jejak perjalanan PKM
ini maka akan masuk ke dalam Guinness book of record. Pada tahun 1996 ketika politik Indonesia
mulai memanas para arsitek “olah pikir” mahasiswa mulai merancang program yang akan dijadikan
wahana mengasah kreativitas mahasiswa Indonesia. Pertanyaan yang paling mendasar adalah
mengapa program yang dikelola secara nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi ini memfokuskan pada olah kreativitas mahasiswa?

Menurut pakar psikologi dan kecerdasan, kreativitas yang dimiliki oleh seseorang jika
dibiarkan akan tersembunyi di relung kegelapan dan tidak akan pernah bersinar muncul ke
permukaan. Para perancang Program Kreativitas Mahasiswa saat itu memikirkan sisi penting dalam
kehidupan mahasiswa yang belum tentu dapat tergarap selama menempuh kuliahnya, yaitu
kreativitas. Oleh sebab itu kreativitas mahasiswa yang merupakan potensi besar ini perlu diasah
karena dapat menjadi salah satu kunci penentu kesuksesan mahasiswa dalam mewujudkan citacitanya
selepas dari bangku kuliah.

Baca Juga :  MANAJEMEN RISIKO PROGRAM MATCHING FUND 2023: PANDUAN DAN SISTEM PENGELOLAAN

PKM merupakan perwujudan merdeka belajar yang dirancang di tahun 1996 dan telah
mengalami berbagai penyempurnaan, akhirnya dapat dirampungkan dan diperkenalkan untuk
pertama kalinya kepada mahasiswa di seluruh Indonesia pada tahun 2001. Sebelum PKM
diluncurkan, memang sudah ada berbagai lomba ilmiah di kalangan mahasiswa di tingkat wilayah maupun nasional, seperti misalnya Lomba Karya Tulis Mahasiswa, namun tampaknya belum dapat
menarik minat mahasiswa secara masif. Jika dicermati lebih lanjut, tidak banyak program di tingkat
nasional yang dapat bertahan sedemikian lamanya (long lasting) dan berkelanjutan. Sampai saat ini
PKM terus berevolusi , tumbuh dan berkembang yang menjadikannya sebagai program yang tidak
saja paling ditunggu-tunggu oleh mahasiswa Indonesia, namun juga Perguruan Tinggi.

Dalam perjalanannya PKM sempat diragukan dari segi tingkat antusiasme mahasiswanya,
namun ternyata dari tahun ke tahun baik dari segi jumlah mahasiswa yang terlibat dan jumlah
Perguruan Tinggi yang mengikutinya semakin meningkat pesat. Jadi tidak terlalu berlebihan, jika
dikatakan bahwa kini PKM merupakan program ilmiah mahasiswa yang paling diminati, paling
dinanti-nanti dan juga paling bergengsi di kalangan mahasiswa Indonesia. Dalam kurun waktu lebih
dari 20 tahun telah berkembang menjadi kawah candradimuka mengasah dan mengadu kreativitas
mahasiswa Indonesia.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...
BACA UNDUH