close

Terima Kunjungan Rektor UC Berkeley, Mendiktisaintek Jajaki Berbagai Inisiasi Kolaborasi di Bidang Pendidikan Tinggi dan Teknologi

Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menerima kunjungan Rektor UC Berkeley, Rich Lyons, di Gedung D Kemdiktisaintek (30/10). Pertemuan ini merupakan upaya Kemdiktisaintek dan UC Berkeley menjajaki berbagai inisiasi kolaborasi di bidang pendidikan tinggi dan teknologi.

Pada kesempatan ini, Satryo dan Lyons membahas berbagai inisiatif untuk memperkuat kolaborasi antara UC Berkeley dengan perguruan tinggi di Indonesia terkait kemungkinan terwujudnya riset kolaboratif yang berfokus pada berbagai bidang prioritas, termasuk pengembangan bidang human capital dan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics/Sains, Teknologi, Teknik, Matematika).

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan human capital Indonesia adalah memperbanyak jumlah siswa asal Indonesia yang melanjutkan pendidikannya ke UC Berkeley. Satryo menyatakan harapannya kepada Lyons bahwa mulai tahun depan, jumlah siswa Indonesia yang melanjutkan pendidikannya di universitas asal California, Amerika Serikat tersebut meningkat.

“Saya berharap jumlah siswa yang melanjutkan pendidikannya di Berkeley akan bertambah,” ujar Satryo.

Baca Juga :  RekaTalks Hadir Kembali di 2024, Dorong Kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi Melalui Program Dana Padanan

Lyons juga memberikan kabar baik bahwa Indonesia menduduki peringkat keenam negara asal dari mahasiswa Berkeley.

“Menurut data, Indonesia berada di peringkat keenam dari seluruh negara di dunia,” sebut Lyons.

Menyadari bahwa pengembangan soft skill merupakan salah satu hal krusial yang dapat membantu generasi muda dalam berkembang serta dalam rangka mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan, Lyons turut memaparkan salah satu program yang diinisiasikan oleh UC Berkeley mengenai cara berpikir kewirausahaan. Program ini berfokus pada tiga aspek, yaitu berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi atau kerja sama. Satryo juga sependapat dengan pemikiran Lyons. Tiga aspek ini menurut Satryo merupakan salah satu hal fundamental yang dicari oleh perusahaan-perusahaan terbaik.

Pertemuan ini juga membahas pengembangan program pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, serta kerja sama antara publik dan swasta untuk memfasilitasi transformasi teknologi kepada masyarakat. Satryo dan Lyons menegaskan komitmen untuk membangun ekonomi berbasis pengetahuan di Indonesia, di mana riset dapat menciptakan solusi yang nyata dan perubahan yang positif.

Baca Juga :  Siap Kawal Pembangunan Zona Integritas 2024, Ditjen Diktiristek Kukuhkan 29 Asesor

Kolaborasi ini menandai adanya langkah penting menuju masa depan gemilang, di mana dengan keahlian dan sumber daya yang optimal dapat mendorong kemajuan yang signifikan, serta menjadi contoh bahwa sinergi dan kolaborasi bidang pendidikan tinggi dan teknologi di kancah internasional merupakan suatu hal yang penting dan sangat dibutuhkan.

Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting lainnya yang turut memberikan dedikasi terbaik untuk menjalin hubungan yang berdampak, yaitu Christine Schmidt selaku Asisten Wakil Rektor University Development dan Alumni Relation UC Berkeley, Charlotte Cowden selaku Direktur University Development dan Alumni Relations UC Berkeley, Shinta Kamdani selaku ketua asosiasi pengusaha Indonesia (APINDO) dan Waketum KADIN, dan Cipto Kokadir selaku alumni UC Berkeley yang turut aktif dalam melakukan pengembangan riset berbasis bahan lokal di Indonesia.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi