close

Dirjen Dikti Dorong PTN Otonom yang Berdampak pada Masyarakat

Di era generasi keempat, perkembangan universitas, perguruan tinggi Indonesia didorong lebih meningkatkan perannya pada bidang sosial, ekologi, dan ekonomi. Kemdiktisaintek menargetkan perguruan tinggi turut berkontribusi dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Tatakelola perguruan tinggi yang otonom dan lebih berdampak pada masyarakat menjadi unsur penting yang perlu ditransformasi.

Pesan tersebut disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Khairul Munadi, dalam acara Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) bersama pimpinan Universitas Syiah Kuala yang berlangsung di Ruang Balai Senat, Universitas Syiah Kuala (USK), Jumat (7/2/2025). Diskusi yang bertemakan Kontribusi Pendidikan Tinggi untuk Pembangunan ini dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan dari level universitas hingga fakultas USK.

Khairul menjelaskan, pertama-tama perlu ada reorientasi dari bentuk otonomi perguruan tinggi saat ini, terutama Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTNBH) seperti USK. Menurutnya, Kemdiktisaintek tengah mengkaji peraturan untuk menghadirkan kelincahan dan kebebasan dalam tatakelola perguruan tinggi, pengembangan akademik, dan variabel lain yang menunjang kontribusi pendidikan tinggi untuk pembangunan.

“Namun kemudian, otonomi ini tidak diartikan meniadakan peran pemerintah dalam konteks pembiayaan pendidikan,” tegas Khairul kepada pimpinan USK.

Menurut Dirjen Dikti, kontribusi perguruan tinggi pada pembangunan dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi secara internal juga memajukan masyarakat sekitar. Khairul mencontohkan, USK harus turut mengintervensi kualitas rendah numerasi siswa SMA Umum di Aceh dengan skor 55,97% sebagaimana data Rapor Pendidikan 2024. “Kalau angka ini saja tidak diselesaikan, siswa yang masuk ke USK pun akan menjadi permasalahan baru,” terang Khairul.

Baca Juga :  Plt. Dirjen Dikti: Membangun Pembelajaran Lewat Teknologi untuk Kemajuan Pendidikan

Begitupun ketika perguruan tinggi mampu menciptakan riset yang aplikatif, seperti university-farm, dapat berdampak pada kondisi kesehatan keuangan internal yang lebih besar. “Perlu dipikirkan ulang bagaimana skema pendanaan agar (riset) dapat berdampak langsung, sehingga bisa menjadi generate income pada titik tahun tertentu,” tutur Guru Besar USK ini.

Masyarakat juga semestinya menjadi pihak yang lebih merasakan manfaat langsung dari perguruan tinggi yang berorientasi pada pembangunan. Tantangannya, meski di Aceh terdapat 14 Perguruan Tinggi Negeri, angka kemiskinan di Aceh masih tergolong tinggi, sebesar 12,64% pada tahun 2024. “Ini menjadi pertanyaan besar, apakah ada korelasi antara kehadiran perguruan tinggi di sebuah wilayah dengan konteks penurunan kemiskinan di wilayah tadi,” tanya Dirjen Dikti.

Ia mengharapkan perguruan tinggi untuk refleksi dan berkontribusi atas kondisi daerahnya masing-masing. Ke depan, aspek tridarma akan dijadikan sebagai tanggungjawab institusi atau lembaga, tidak hanya jadi beban individu.

Baca Juga :  Ciptakan Zona Integritas, Ditjen Diktiristek Sosialisasikan Sapu Bersih Pungutan Liar

Saat berdialog dengan pimpinan USK, suara-suara akademisi dan pimpinan turut merespons gagasan yang sedang digodok oleh Kemdiktisaintek. Rektor USK meminta agar ide perguruan tinggi otonom yang berdampak dapat ditetapkan. “Kami sangat mengharapkan segera ada peraturan atau arahan tertulis. Sehingga, dapat menjadi acuan dalam proses perencanaan kelembagaan kami,” tuturnya.

Sementara itu, akademisi dan pimpinan USK lain mengungkapkan berbagai hambatan yang selama ini dihadapi. Mulai dari regulasi mahasiswa asing sebagaimana dialami oleh mahasiswa internasional di Fakultas Kedokteran USK, keluhan terkait sertifikasi dosen yang disampaikan beberapa peserta diskusi, hingga pengelolaan kelembagaan program studi dan fakultas.

Selesai berdiskusi, Khairul langsug melanjutkan dialog sore dengan akademisi di Fakultas Teknik USK. Ia mendengarkan pandangan lain berkaitan dengan universitas berdampak dari pandangan akademisi teknik, yang lekat dengan ilmu aplikatif.

Mendengar berbagai masalah yang disampaikan, Dirjen Dikti sangat berterima kasih dan meyakini bahwa kebutuhan untuk mewujudkan perguruan tinggi yang lebih berdampak harus segera dikerjakan bersama-sama.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak