close

Unsyiah Usul Guru Berprestasi Ditempatkan ke Sekolah Kualitas Rendah

Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng mengusulkan agar kepala sekolah dan guru berprestasi di Aceh disebarkan ke sekolah yang kualitasnya masih rendah. Hal ini ia sampaikan saat diskusi daring bersama Dinas Pendidikan (Disdik) dari berbagai kabupaten/kota di Aceh, Kamis (8/10/2020).

Menurut Rektor, penyebaran kepala sekolah dan guru berprestasi merupakan salah satu cara untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di Aceh. Saat ini, mereka yang berprestasi umumnya terkonsentrasi di satu sekolah atau satu kawasan. Hadirnya mereka diharapkan dapat meng-upgrade kualitas sekolah, sehingga melahirkan anak didik yang mampu bersaing.

“Perubahan dunia saat ini begitu cepat dan ini harus menjadi perhatian semua, terutama Dinas Pendidikan dan juga Unsyiah,” ujar Rektor.

Baca Juga :  MIGRATION – Art Photography Exhibition

Diskusi daring ini merupakan tindak lanjut untuk menyikapi hasil dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang dirilis beberapa waktu lalu. Dalam laporan LTMPT disebutkan, Aceh menjadi salah satu provinsi dengan nilai terendah Tes Potensi Skolastik (TPS) saat Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) tahun 2020.

Menurut Rektor, harus ada langkah tepat dan berkesinambungan untuk meningkatkan pendidikan di Aceh. Bukan hanya peningkatan dalam segi fasilitas saja, tetapi juga peningkatan sumber daya terutama tenaga pengajar. Proses pembelajaran di setiap jenjang pendidikan di Aceh harus diarahkan pada peningkatan penalaran umum dan pemahaman baca tulis.

Untuk itu usul Rektor, dibutuhkan pelatihan dan workshop bagi pendidik sekolah terutama terkait potensi skolastik. Dengan pemahaman yang baik, para pendidik dapat menstimulus dan menggerakan siswanya dengan lebih mudah. Dengan langkah ini, bukan mustahil jika pendidikan Aceh dapat kembali bangkit dan bersaing dengan provinsi lain.

Baca Juga :  KIP-Kuliah Menyongsong Indonesia Emas 2045

“Hari ini pendidikan di Aceh berada di bawah, tetapi bukan berarti anak-anak kita tidak pintar. Mau dibawa kemana pendidikan kita, tergantung dengan kebijakan yang kita buat,” lanjutnya.

Pertemuan ini mendapat apresiasi positif dari berbagai Disdik kabupaten kota. Salah satunya  Drs. Uswatuddin, M.Ap dari Disdik Aceh Tengah. Ia berharap pertemuan ini dapat menjadi agenda tahunan yang bukan hanya melibatkan para pendidik, tetapi juga para pengambil kebijakan.

“Hendaknya setiap tahun ada rembuk pendidikan di Aceh, sehingga masing-masing kabupaten kota tidak berjalan sendiri-sendiri,” harapnya.