close

IPB University Launching Enzim Reverse Transcriptase (RT) Inventpro dan Kit ELISA IPB: Antibodi COVID-19

IPB University meluncurkan dua inovasinya yaitu Enzim Reverse Transcriptase (RT) Inventpro dan Kit ELISA IPB: Antibodi COVID-19, 21/12. Dua inovasi tersebut merupakan kontribusi IPB University terhadap bidang kesehatan.

Rektor IPB University, Profesor Arif Satria menerangkan inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh IPB University ini didapatkan dari hasil pengamatan terhadap realitas. Ia menyebut, interaksi antara dunia riset dengan dunia nyata akan menghasilkan solusi yang baik. 

“Kombinasi antara imajinasi peneliti dan kebutuhan lapang, ini kombinasi yang tidak boleh dipisahkan,” katanya. 

Rektor IPB University itu menyebut, kehadiran dua inovasi di bidang medis ini, menempatkan IPB University tidak hanya berkiprah di bidang pangan, tetapi di bidang kesehatan dan biomedis. “Dengan adanya inovasi Inventpro dan Kit ELISA IPB University, secara defacto, IPB University menempatkan diri, tidak hanya di bidang pangan, tetapi dalam bidang kesehatan,” terang Prof Arif Satria. 

Ia juga mengaku, transformasi Fakultas Kedokteran Hewan menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis juga tidak terlepas dari tuntutan zaman. Prof Arif Satria menyebut, transformasi tersebut merupakan upaya IPB University untuk terus menghubungkan peran dalam bidang kesehatan yang berbasis pada sumberdaya lokal. 

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Jalin Kerja Sama dengan BNI untuk Dukung MBKM

“Ketika kita berbicara kesehatan, maka kita harus bicara kesehatan manusia, kesehatan hewan, kesehatan tanaman, dan kesehatan lingkungan. Seperti kesehatan manusia, tidak bisa terlepas dari kesehatan hewan, apalagi berkaitan dengan sumber penyakit di masa depan diproyeksikan banyak yang bersumber dari hewan,” kata Prof Arif Satria. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Dr Paristiyanti Nurwardani, menyambut baik inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh IPB University. Ia pun mengapresiasi prestasi IPB University yang memenangkan kegiatan matching fund KEDAIREKA dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan berhasil mendapatkan hibah 10 persen dari total anggaran sebesar Rp 250 miliar. 

“Teman-teman di IPB University diminta sebagai pengelola/manajemen dan kegiatan-kegiatan program maupun jaminan mutu KEDAIREKA 2022,” terang Paristiyanti. 

Baca Juga :  Profesor ITS Kembangkan Analisis Multivariat Tingkatkan Validitas Penelitian

Dalam kesempatan ini, Paristiyanti menjelaskan, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia, terdapat dua hal yang saat ini dilakukan yaitu pembangunan ekonomi maritim dan pemantapan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. “Tentu hal ini akan menjadi topik diskusi dan kolaborasi para dosen maupun peneliti yang memiliki kompetensi dan siap membangun ekonomi pada saat newnormal dan pasca COVID-19,” katanya. 

Ia pun menjelaskan, untuk mendukung pembangunan ekonomi yang dimaksud, diperlukan pusat riset berbasis tropika dan pusat riset berbasis dasar. Tidak hanya itu, upaya ini juga memerlukan integrasi kebijakan dari hulu sampai hilir melalui matchingfund KEDAIREKA. 

“Selain matchingfund KEDAIREKA, nanti akan diadakan competitive fund yang dapat dimanfaatkan untuk hilirisasi produk-produk inovasi,” terangnya. 

Ia pun menekankan, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak dan disiplin ilmu untuk memajukan perekonomian nasional. (*)