close

MBKM Mandiri Bantu Atasi Masalah Pertanian di Kabupaten Karo

Medan, Kemendikbudristek – Kolaborasi perguruan tinggi dan dunia usaha dapat membantu mengatasi masalah di sektor pertanian yang ada di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Hal ini menjadi salah satu topik diskusi dalam acara Dialog Multi Pihak yang diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I bekerja sama dengan Pelaksana Pusat Kampus Merdeka.

“Kami mengharapkan kontribusi dari pihak universitas, publik, dan pebisnis yang hadir, agar dapat meningkatkan ilmu dan teknologi petani kami di Kabupaten Karo,” ungkap Herni Lydia P., Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Karo.

Dalam sesi diskusi, salah satu kelompok membahas masalah yang terjadi di sektor pertanian Kabupaten Karo. Kabupaten Karo dikenal sebagai kawasan pertanian dengan komoditas hortikultura. Mayoritas masyarakat di Kabupaten Karo juga berprofesi sebagai petani.

Namun, menurut Herni, sektor pertanian di Kabupaten Karo saat ini mengalami permasalahan yang berkaitan dengan pengaruh iklim terhadap tanaman, ketersediaan benih unggul, serta penurunan kualitas lahan atau kesuburan tanah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peningkatan pendidikan dan literasi digital di sektor pertanian.

Menanggapi masalah tersebut, Novi Tari Simbolon selaku Koordinator Perguruan Tinggi untuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Universitas Quality Berastagi dan Teguh Setiawan selaku Program Manager Chairos International Venture menyatakan bahwa mereka siap berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Karo.

“Dari hasil diskusi, kurang lebih kita tahu latar belakang yang dihadapi, yaitu perlunya peningkatan literasi digital tentang penggunaan teknologi kepada petani,” ujar Teguh.

Baca Juga :  Pakar IPB University: Mahasiswa Bisa Jadi Contoh Pelestarian Terumbu Karang Indonesia

Lebih lanjut, Teguh menawarkan Chairos Academy sebagai solusi peningkatan literasi digital di kalangan petani. Chairos Academy adalah program pembelajaran yang berfokus pada teknologi cloud atau artificial intelligence (AI). Harapannya, petani dapat mempelajari teknologi tersebut dan membantu peningkatan hasil pertanian.

Chairos International Venture juga siap berkolaborasi dengan pihak perguruan tinggi untuk lebih dulu memberikan pelatihan kepada mahasiswa. Kemudian, mahasiswa akan terjun langsung ke lapangan untuk memperkenalkan teknologi cloud dan AI kepada petani sekaligus membantu meningkatkan literasi digital.

Usulan ini disambut baik oleh perwakilan dari Universitas Quality Berastagi. Menurut Novi Tari Simbolon, kolaborasi multi pihak tersebut dapat menghasilkan tiga Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) MBKM Mandiri.

“Dalam waktu dekat, mungkin akan terlaksana peningkatan literasi digital yang akan dilakukan di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, sebagai upaya peningkatan MBKM,” jelas Novi Tari Simbolon.

MBKM dapat dilaksanakan melalui sembilan BKP yaitu pertukaran mahasiswa, magang atau praktik kerja, asistensi mengajar, penelitian atau riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi atau proyek Independen, KKN Tematik, dan bela negara.

Untuk mendukung peningkatan kualitas pertanian dan literasi digital di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, BKP yang dipilih adalah studi independen, magang, dan KKN tematik. BKP dari hasil kolaborasi ini diharap dapat mengatasi rendahnya literasi digital di kalangan petani Kabupaten Karo sekaligus menjadi sebuah program MBKM Mandiri yang berkelanjutan.

Baca Juga :  Pimnas 36: Easybath, Produk Pembersih Multifungsi, Bisa Mandi Tanpa Bilas

“Harapannya, apa yang sudah kita diskusikan dapat menjadi sebuah bentuk kegiatan, sehingga petani di Karo bisa menerapkan apa yang sudah dibahas tadi,” ucap Herni Lydia.

Senada dengan Herni, Kepala LLDikti Wilayah I, Saiful Anwar Matondang, berharap agar Dialog Multi Pihak ini menghasilkan luaran yang lebih luas di semua sektor, terutama karena perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatra Utara, dinas kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi turut hadir.

“Kami di LLDikti Wilayah I merasa kegiatan ini sangat membantu meningkatkan ekosistem MBKM, di mana sinergitas antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan dunia usaha dunia industri dapat mendukung MBKM untuk meningkatkan pengalaman dan kompetensi mahasiswa,” kata Saiful.

Selain isu pertanian, dibahas juga permasalahan rendahnya kualitas sumber daya manusia dan kemiskinan di daerah Medan Belawan dan Parapat, serta stunting di Kabupaten Karo. Mitra yang hadir antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bumitama Gunajaya Agro, Bank Sumatra Utara, Badan Pengelola Malibu, Converge Indonesia, LPP Agro Nusantara, PT GML Performance Consulting, Chairos International Ventures, dan Perwakilan Asosiasi PMSM.

Sementara, perwakilan perguruan tinggi yang hadir antara lain berasal dari Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Universitas Quality Berastagi, Universitas Labuhanbatu, Universitas HKBP Nommensen, ITB Indonesia, STIM Sukma, Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI), Universitas Prima Indonesia, Universitas Sumatra Utara, STIE Bina Karya, Politeknik Ganesha, dan Politeknik Adiguna Maritim Indonesia.