close

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB University: Peduli Kesehatan Masyarakat Adalah Bentuk Bela Negara

Siaran Pers
IPB Universit
No 255/SP.BIRKOM.IPB/III/2020
Bogor, 24 Maret 2020

Saat ini kita semua mengetahui, dan barangkali sebagian dari kita melihat sendiri tengah terjadi wabah yang sifatnya pandemi (global, lintas batas) dari novel corona virus disease atau COVID-19. Perkembangan yang cepat dari jumlah kasus positif membuat pemerintah Indonesia kemudian menetapkan wabah COVID-19 ini sebagai bencana nasional.

Dari hari ke hari, wabah ini semakin meluas dan telah memberi dampak terhadap kehidupan sosial.  Pelayanan rumah sakit pun mulai kewalahan. Dalam standar sebuah wabah, tentu penanganan pasien dan pelaksanaan uji harus dilakukan dalam keadaan steril. Petugas harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), tersedianya berbagai bahan, obat dan sebagainya. Keadaan yang luar biasa ini mulai menampakkan efeknya. Saat ini APD dan berbagai peralatan pendukung lainnya sangat sulit didapat. Tidak usah kita sebut daerah yang jauh dari ibukota, di Bogor yang merupakan kota terdekat dari Jakarta, ternyata mengalami kekurangan.

Bencana nasional telah ditetapkan maka seluruh masyarakat harus mendukung sesuai dengan kemampuannya semaksimal mungkin sebagai upaya bela negara. Ini masalah kehormatan negara dan kehormatan  bangsa.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University, Prof Srihadi Agung Priono mengungkapkan bahwa saat ini FKH sedang melakukan beberapa upaya sebagai bentuk tanggung jawab dan bela negara, serta simpati yang sangat dalam atas masalah yang sedang dialami bersama.

Baca Juga :  Mahasiswa DKV ISI Yogyakarta Pemenang Kompetisi Desain Tehbotol Sosro 2024

FKH sebagai bagian dari IPB University berupaya membantu dengan mendonasikan sejumlah perlengkapan APD, memberikan edukasi kepada masyarakat lewat video pendek di media sosial, tulisan di media cetak serta membuatkan media transfer virus (VTM) beserta alat swabnya.

Peralatan ini merupakan barang-barang yang sangat diperlukan oleh Dinas Kesehatan, RSUD bahkan Puskesmas wilayah Kota dan Kabupaten Bogor dalam penangangan pandemik COVID-19.  “IPB University sebagai institusi pendidikan nasional bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan hidup generasi melalui masyarakat sehat. Sebagai bagian dari IPB University, FKH yang basis pendidikannya adalah kesehatan dan kedokteran, tentu sangat paham arti wabah dan harus lebih tanggap terhadap permasalahan yang ada,” ujarnya.

Terkait APD dan VTM yang disumbangkan, Prof Srihadi menyampaikan bahwa perlengkapan tersebut berasal dari Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi. APD ini merupakan peninggalan dari kegiatan kerjasama proyek pengendalian Flu Burung (Avian Influenza H5N1) hasil kerjasama FKH dengan The Strategies Against Flu Emergence (SAFE) dengan dukungan dana USAID tahun 2013.

Baca Juga :  UI Umumkan Pemenang Kontes Mobil Hemat Energi 2020

“Jumlahnya cukup banyak, walaupun mungkin tidak sebanyak kebutuhan yang ada saat ini. Sementara itu, pembuatan VTM merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan di Divisi Mikrobiologi Medik untuk keperluan riset dan pendidikan, sehingga dengan mudah dapat kami siapkan. Namun demikian, pembuatan VTM sangat tergantung dari bahan baku, yang pada saat wabah ini semakin meningkat,  ketersediaan di distributor bahan kimia juga semakin menipis. Semoga dari bahan yang ada, masih bisa kami manfaatkan untuk pembuatan sejumlah VTM yang diperlukan,” imbuhnya.

Salah satu tujuan penting pada pendidikan kedokteran hewan adalah penguasaan ilmu dan teknologi biomedis, dan menjadi dokter yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan (one health system).

Wabah COVID-19 dapat menjadi sarana untuk mengimplementasikan ilmu dan ketrampilan. Kita bersyukur di IPB University berhimpun berbagai kepakaran, dari ilmu-ilmu alam, biologi, pertanian, kehutanan, kelautan, ilmu kedokteran hewan dan biomedis, ilmu-ilmu sosial dan humaniora dan lainnya yang kesemuanya itu secara komprehensif memiliki potensi besar untuk membantu negara melewati krisis pandemi ini.

Prof Srihadi menghimbau semua pihak sesuai dengan peran dan kapasitasnya masing-masing untuk bahu membahu dan bersama-sama membuat gerakan masif untuk berpartisipasi dalam pengendalian wabah COVID-19.

“Semoga dengan kekompakan gerakan bersama kita, serta tentunya doa dan permohonan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, semoga kita dimudahkan oleh Nya untuk bisa mengatasi wabah COVID-19 dengan lebih cepat dan tuntas,” tandasnya. (dh/Zul)