close

Dosen Unpad Dr. Ir. Mansyur, M.Si., IPM, Satu dari Sedikit Ahli Pemuliaan Tanaman Pakan di Indonesia

Bagi Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Dr. Ir. Mansyur, M.Si., IPM, rumput menjadi komoditas ekonomis yang bisa dikembangkan sebagai pakan ternak berkualitas. Hal ini mendorongnya menjadi satu di antara sedikit ahli tanaman pakan yang menggeluti pemuliaan tanaman pakan di Indonesia.

Ahli tanaman pakan ternak ini fokus mengembangkan rumput sebagai pakan ternak potensial. Ini disebabkan, sebagai negara tropis, Indonesia seyogianya memiliki keragaman hayati yang besar. Sayangnya, keragaman nabati di Indonesia belum tereksplorasi untuk pernah cukup memenuhi kebutuhan hijauan pakan untuk ternak.

“Sementara makanan sapi dan ternak kita utamanya hijauan. Kalau kita bisa mengoptimalkan peranan hijauan, petani bisa sejahtera, peternakan lebih maju,” ungkap Mansyur dikutip dari laman Unpad.

Agar menjadi hijauan berkualitas, dibutuhkan rekayasa teknologi di dalamnya. Hal ini dilakukan Mansyur saat diminta mengurusi hijauan untuk pakan kuda ternak di lahan milik Bio Farma. Sejak 2019, rekayasa teknologi dalam hijauan pakan yang dilakukan Mansyur mampu meningkatkan produktivitas dari kuda sebagai bahan baku pembuat serum.

“Dalam satu tahun, yang tadinya 10 hektar tidak tercukupi (untuk pakan kuda), sekarang empat hektar tercukupi. Ada permasalahan di produktivitas hijauan dalam memenuhi kebutuhan pakan,” jelasnya.

Sebagai langkah awal, Mansyur menyeleksi jenis hijauan yang tepat untuk diberikan ke kuda. Ada sejumlah koleksi hijauan yang disajikan. Dari beragam koleksi tersebut, dipilih jenis hijauan mana yang menghasilkan produktivitas dan kualitas yang baik.

Baca Juga :  ITS Pertahankan Peringkat di Webometrics

Seleksi tersebut menghasilkan dua varietas yang dinilai paling baik, yaitu rumput gajah mott (dikenal dengan odot di Indonesia) dan kikuyu. Mansyur menjelaskan, untuk varietas kedua, selama ini orang mengenal kikuyu merupakan rumput impor dari Nigeria. Padahal setelah ditelusuri, Indonesia, utamanya Jawa Barat, juga memiliki varietas kikuyu.

Dari hasil eksplorasi, Mansyur menemukan lima jenis kikuyu lokal yang diambil dari lima gunung di kawasan Bandung Raya. Kikuyu lokal ini kemudian dilakukan penelitian. Hasilnya ditemukan bahwa kikuyu lokal memiliki kandungan protein yang tinggi (18-22%), dan total kandungan nutrien tercernanya mencapai 65 persen. Hal ini menjadikan kikuyu merupakan rumput dengan kualitas terbagus di Indonesia.

Dianggap “Gila”

Lahan kebun rumput Bio Farma. (Foto: istimewa)*

Kikuyu lokal dan gajah mott tersebut kemudian ditanam di lahan kebun rumput Bio Farma. Mansyur mengubah total manajemen penanaman rumput.

Jika biasanya rumput ditanam seadanya, di tangan Mansyur, ada empat introduksi pengembangan rumput yang dilakukan. Empat intoduksi tersebut antara lain, mengubah cara penanaman rumput, mengubah kesuburan tanah, penggunaan pupuk organik dan kapur, serta desain vegetasi.

Pola penanamannya pun diatur sedemikian rupa. Satu lahan dikelompokkan menjadi beberapa blok.

“Orang bilang saya gila, karena menanam rumput seperti menanam kentang. Tanahnya saya traktor, lalu dimasukkan pupuk organik dan kapur,” seloroh Mansyur.

Baca Juga :  Mesin Inovasi Tim KKN ITS Mengakselerasi Pembuatan Pupuk Kandang

Ternyata, cara ini menghasilkan luaran yang baik. Setiap petak (100 m2) mampu menghasilkan 1,5 ton rumput per sekali panen. Dengan demikian, dalam 4 hektar yang ditanami rumput sudah mampu mencukupi kebutuhan pakan kuda setiap harinya.

Mansyur menerangkan, selain hijauan yang berkualitas, kunci kesuksesan lainnya ada pada pupuknya. “Saya concern memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Kuncinya ada di pupuk, pengolahan tanah, dan kapur,” kata Mansyur.

Metode introduksi ini bisa potensial diterapkan di lahan peternakan lainnya. Mengingat saat ini lahan penggembalaan di Jawa Barat sudah semakin sempit. Karena itu, dengan bantuan inovasi teknologi, diharapkan bisa menghasilkan hijauan kualitas bagus yang mampu memenuhi kebutuhan hijauan pakan ternak berkualitas.

Mansyur selanjutnya melakukan riset mengenai prevalensi perpaduan hijauan untuk kuda. Hasilnya, perpaduan antara 75 persen rumput odot dan 25 persen kikuyu lokal sangat disukai oleh kuda.

Yang menarik, hijauan ini mampu meningkatkan performa kuda. Berat badan kuda menjadi lebih meningkat. Selain itu, kekebalan tubuh kuda pun mampu meningkat dengan diberi hijauan pakan yang berkualitas.

“Selama titter antibodinya masih tinggi, panen produksi serum dari kuda bisa lebih panjang,” ujar Mansyur.*