close

Fakultas Peternakan IPB University Gencarkan Konsumsi Daging Ayam IPB D1 dan Kelinci

Untuk meningkatkan konsumsi daging ayam IPB D-1 dan daging kelinci, Fakultas Peternakan IPB University menggelar webinar kedaireka. Kegiatan yang mengusung tema “Pengolahan Daging Ayam IPB dan Daging Kelinci yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) serta Launching Produk Unggulannya ini merupakan hasil kerjasama dengan peternakan Sinar Harapan Farm (SHF), (14/11).

Dalam sambutannya, Sekretaris Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP), Fakultas Peternakan IPB University Dr Jakaria mengatakan bahwa program ini merupakan salah satu media belajar mahasiswa. Terutama pada pendekatan gizi dan kuliner yang mampu mengubah sudut pandang masyarakat serta dapat meningkatkan diversifikasi produk ternak yang belum populer.

“Kegiatan ini juga menjadi wadah dalam peningkatan kompetensi mahasiswa untuk berinovasi dan berdedikasi dalam pengembangan pengolahan produk hasil ternak. Daging ayam IPB-D1 dan daging kelinci merupakan komoditas dengan potensi nutrisi yang tinggi, namun eksistensinya masih rendah di kalangan masyarakat. Butuh inovasi pada produk pengolahan hasil ternaknya,” ujarnya. 

Ada tiga narasumber yang hadir dalam webinar ini. Mereka adalah Indah Wulandari, SGz, RD (ahli gizi RSUP Dr Kariadi Semarang), Dr Ir Astari Apriantini, SGz, MSc (Dosen Fakultas Peternakan IPB University) dan Ali Mustopa, SPt (Direktur Sinar Harapan Farm).

Baca Juga :  Kembangkan Potensi Daerah, ITS Digandeng Pemkab Sumbawa Barat

Dalam paparannya, Indah menjelaskan bawah daging ayam IPB D1 dan daging kelinci bermanfaat bagi Kesehatan. Menurutnya, salah satu kandungan gizi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sumber protein hewani adalah daging ayam dan daging kelinci.

“Keduanya masuk dalam golongan white meat yang lebih rendah lemak dibandingkan red meat. White meat ini memiliki manfaat seperti kandungan protein tinggi. Kandungan lemaknya juga rendah sehingga baik untuk diet, untuk pasien jantung dan menurunkan tekanan darah,” jelasnya. 

Ia menambahkan bahwa, kandungan zat besinya juga cukup tinggi (27 persen). Vitamin B12 dalam white meat ini baik untuk pembentukan sel darah merah sehingga cocok untuk pasien dengan gangguan sistem saraf, diabetes mellitus, memelihara kesuburan (magnesium selenium sebagai antioksidan), kalsium lemak omega 3. 

“Pemilihan daging ayam dan kelinci yang baik yaitu memiliki karakteristik putih kemerahan cerah, bau tidak menyimpang, tidak kering, serabut relatif halus dan tidak terdapat darah. Perhatikan suhu penyimpanan agar daging tidak terkontaminasi dari bakteri dan kuman,” imbuhnya.

Sementara itu, Dr Astari menyampaikan tentang strategi sosialisasi daging ayam IPB-D1 dan daging kelinci untuk meningkatkan persepsi positif konsumen. 
“Salah satu alternatif yang baik untuk memenuhi ketahanan pangan adalah dengan mengonsumsi daging ayam IPB D1 dan daging kelinci. Daging ayam IPB D1 memiliki karakteristik yang tidak berbeda jauh dengan daging ayam kampung, serta produktivitas daging kelinci yang tinggi mampu menghasilkan daging dalam waktu yang singkat. Keduanya memiliki prospek untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga :  Profesor ITS Gagas Industri Nasional dengan Pendekatan Klaster Industri

Namun sayang, lanjutnya, daging kelinci kurang dikenali oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi untuk meningkatkan preferensi konsumen terhadap daging ayam IPB D1 dan daging kelinci. Bisa melalui edukasi, melakukan diversifikasi produk agar dapat menarik perhatian masyarakat serta mempromosikannya melalui media sosial

Ali Mustopa, selaku Direktur Sinar Harapan Farm menyampaikan tentang produk olahan dari ayam IPB-D1 dan daging kelinci di SHF Sukabumi.

“Daging Ayam IPB-D1 dapat diolah menjadi ayam ungkep. Daging ini memiliki tekstur tidak keras sehingga memerlukan pengolahan dengan waktu yang relatif singkat. Selain itu pemanfaatan ternak lainnya seperti kelinci juga memiliki banyak manfaat. Seperti pemanfaatan daging kelinci untuk produk daging geprek, kulit kelinci untuk bahan utama tabuhan anak-anak hingga pemanfaatan limbah urin kelinci guna pengganti pupuk urea,” tandasnya. (**/Zul)