close

ITS Perkuat Ekonomi UMKM di Madura Lebih Kompetitif Dengan Sertifikasi Halal

Ardy Maulidy Navastara ST MT saat menyosialisasikan sertifikasi halal kepada para pelaku UMKM di Labang, Bangkalan
Ardy Maulidy Navastara ST MT saat menyosialisasikan sertifikasi halal kepada para pelaku UMKM di Labang, Bangkalan

Kampus ITS, ITS News – Dalam rangka membumikan 1.000 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pulau Madura, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Forum Akbar dan Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkontribusi untuk melakukan sosialisasi sekaligus pendampingan sertifikasi halal untuk produk UMKM di Labang, Kabupaten Bangkalan, Kamis (18/8) kemarin.

Ketua tim KKN Abmas ITS Ardy Maulidy Navastara ST MT mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh Undang-Undang mengenai sertifikat halal yang mewajibkan setiap makanan dan minuman harus memiliki sertifikasi halal. “Hal tersebut mendorong kami untuk bersinergi guna mengabdi kepada masyarakat, terutama pada target sasaran yang berlokasi di Labang, Kabupaten Bangkalan ini,” terangnya.

KKN Abmas ini bekerja sama dengan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Addimyathy Nurul Iman sebagai UMKM yang didampingi. Koperasi yang didampingi membawahi total empat UMKM yang bergerak di bidang makanan. Tiga di antaranya berupa produk roti dan kue kering, serta satu produk lainnya adalah petis. Karena keempatnya bergerak di bidang makanan, maka sangat penting sertifikasi halal agar produk tersebut lebih diterima oleh masyarakat.

Baca Juga :  UTU Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2021
Proses pemantauan pembuatan kue salah satu UMKM oleh tim KKN Abmas ITS di Labang, Bangkalan
Proses pemantauan pembuatan kue salah satu UMKM oleh tim KKN Abmas ITS di Labang, Bangkalan

Untuk memperoleh sertifikat halal, lanjut Ardy, para pelaku UMKM harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, pastikan seluruh bahan baku yang digunakan halal. Tidak hanya bahan baku, alat-alat yang digunakan untuk mengolah bahan baku harus terjaga kebersihannya. “Selain itu, proses pengolahannya pun harus dipastikan steril agar produknya layak dikonsumsi,” imbuh dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) itu.

Salah satu pelaku UMKM, Imamatul Munfaridah, mengatakan bahwa proses perolehan sertifikasi halal telah melalui berbagai proses. Proses tersebut tidak lepas dari kontribusi tim KKN Abmas ITS yang telah membantu pelaku UMKM untuk memperoleh sertifikat halal. “Dengan adanya sertifikat halal, produk kami bisa lebih diterima oleh masyarakat karena memiliki logo halal,” ucapnya.

Baca Juga :  Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19: Satuan Pendidikan di Zona Kuning, Oranye dan Merah Dilarang Melakukan Pembelajaran Tatap Muka
Tim KKN Abmas ITS beserta para pelaku UMKM di Labang, Bangkalan, Madura
Tim KKN Abmas ITS beserta para pelaku UMKM di Labang, Bangkalan, Madura

Dalam hal ini, Ardy menjelaskan bahwa Pondok Pesantren Addimyathy Nurul Iman memiliki koperasi, membawahi beberapa UMKM, serta telah membantu 80 UMKM untuk memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB). Berangkat dari hal tersebut, Pondok Pesantren Addimyathy Nurul Iman dipilih sebagai tempat tim KKN Abmas ITS ini. “Kebetulan, Bu Imamah selaku ketua Kopontren turut proaktif terhadap peningkatan ekonomi di lingkungan sekitarnya,” tuturnya.

Dengan pendampingan ini, Ardy berharap UMKM di sekitarnya turut menyadari pentingnya sertifikasi halal untuk memperluas pemasaran produk sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk mengkonsumsi produk tersebut. “Seribu memang angka yang besar, tetapi bukan tidak mungkin untuk mewujudkan seribu UMKM untuk memperoleh sertifikat halal agar dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya mengingatkan. (HUMAS ITS)