close

Dirjen Dikti: CoE Kelapa Sawit Contoh Nyata Kampus Berdampak, Harapkan Ekonomi Berkelanjutan

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Khairul Munadi, menyampaikan bahwa Center of Excellence (CoE) Kelapa Sawit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan langkah strategis dalam mendorong ekonomi hijau yang berkelanjutan. Dirjen Dikti Khairul menekankan bahwa transformasi pendidikan tinggi harus berorientasi pada dampak nyata bagi pembangunan bangsa, termasuk melalui sinergi antara akademisi dan industri.

Apresiasi dan harapan itu disampaikan secara daring pada peluncuran Kelas Profesional Sawit yang digelar pada Rabu (05/03/2025). Kegiatan ini dilaksanakan di GKB IV, lantai 9, Universitas Muhammadiyah Malang, dan dihadiri oleh Wakil Rektor IV UMM Muhamad Salis Yuniardi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kolombia (2017–2022) Priyo Iswanto, serta perwakilan PT Eagle High Plantations Tbk.

Lebih lanjut, Dirjen Dikti Khairul Munadi menegaskan, “CoE Kelapa Sawit UMM adalah bukti nyata kolaborasi kontributif antara akademisi dan industri. Program ini sejalan dengan misi Asta Cita untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi melalui penguatan riset, inovasi, dan tata kelola yang berdampak pada pembangunan berkelanjutan.”

Ia menambahkan, perguruan tinggi harus menjadi game changer yang mendorong transformasi sosio-ekologi dan ekonomi melalui integritas akademik serta pemanfaatan teknologi. Dirjen Dikti menekankan kolaborasi adalah kunci mempercepat hilirisasi inovasi dan meningkatkan daya saing bangsa.

Menurutnya, sawit menjadi ciri khas eksistensi Indonesia dalam percaturan ekonomi dan politik dunia. Kolaborasi semua pihak menjadi penting agar identitas itu berdampak positif bagi bangsa dan global.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Melepas 51 Kontingen Mahasiswa Indonesia untuk Berlaga di The FISU World University Games 2021

“CoE ini tidak hanya menjawab kebutuhan industri, tetapi juga memperkuat identitas sawit Indonesia di kancah global,” ujarnya.

Sebagai bagian dari visi Kemdiktisaintek dalam mendukung Asta Cita, perguruan tinggi diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang adaptif terhadap perkembangan industri serta menjawab tantangan pembangunan bangsa melalui riset dan inovasi. Dengan peluncuran “Kelas Profesional Sawit” ini, Dirjen Dikti berharap UMM terus menjadi pionir kampus transformatif yang berani mengambil terobosan dengan mitigasi risiko matang. 

*Kolaborasi Strategis dan Kurikulum Berbasis Industri*

Program CoE Kelapa Sawit UMM dirancang bersama dunia industri (DUDI) untuk membekali mahasiswa Agroteknologi, Teknologi Pangan, dan Teknik Industri dengan kompetensi teknis, manajerial, serta pemahaman regulasi terkini di sektor sawit. Kurikulum berbasis SKSNI dan OBE-MBKM ini menggabungkan perkuliahan selama 1 semester dengan magang 1 semester di perusahaan, memastikan lulusan siap berkontribusi dalam industri nasional maupun global.

CoE Kelapa Sawit tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan universitas tetapi juga menjadi pusat riset dan teknologi yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah, khususnya di Jawa Timur. Mahasiswa yang tergabung dalam program ini akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai teknologi, regulasi, serta perkembangan industri sawit baik di tingkat nasional maupun global.

Baca Juga :  World Class Professor 2023, Dorong Peningkatan Kualitas Riset dan Publikasi Dosen

Acara ini juga diwarnai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UMM dan PT Eagle High Plantations, yang menjadi pondasi pengembangan riset terapan, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat di Jawa Timur. Group Head Estate Operations PT Eagle High, Bapak Ronny Gandey, menyatakan komitmennya mendukung pembentukan SDM unggul melalui program ini.

Wakil Rektor IV UMM, Muhamad Salis Yuniardi, menjelaskan bahwa CoE Kelapa Sawit merupakan bagian dari program UMM PASTI (Pasti Lulus, Pasti Bekerja, Pasti Mandiri) untuk memastikan mahasiswa menguasai teori dan praktik secara seimbang.

“Program CoE Kelapa Sawit hadir untuk menjembatani kesenjangan antara industri dan pendidikan tinggi. Inisiatif ini lahir murni dari kebutuhan industri, memastikan kolaborasi yang lebih erat dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Acara diakhiri dengan kuliah tamu dari Priyo Iswanto yang menyoroti potensi ekonomi sawit Indonesia di pasar global serta peran diplomasi dalam memperkuat posisi strategis komoditas ini.

Kemdiktisaintek berharap inisiatif seperti ini terus berkembang dan menjadi model bagi perguruan tinggi lain dalam menciptakan program berbasis industri yang berdampak nyata. Dengan kolaborasi yang kuat dan inovasi berkelanjutan, pendidikan tinggi dapat berperan lebih strategis dalam menjawab tantangan ekonomi dan lingkungan, serta mendorong pembangunan Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif