close

Diskusi Inspirasi Rekacipta Bersama ICCN (Indonesia Creative Cities Network)

Bandung – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud menggelar Temu Komunitas di Kota Bandung. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam menilai, pada abad disrupsi seperti saat ini, kreatifitas merupakan aspek penting dalam membangun ekonomi negara, serta upaya dalam mensejahterakan masyarakat.

“Memasuki masa disrupsi dan masa kreatifitas, sangat penting untuk  mengangkat kreatifitas menjadi nilai tambah yang dapat mensejahterakan masyarakat,” ujar Nizam dalam acara Temu Komunitas, sharing “inspirasi reka cipta” bersama Indonesia Creative Cities Network (ICCN) pada Minggu 28 Februari 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat peluang kolaborasi yang dapat dilakukan bersama dengan ICCN yang telah memiliki jejaring lebih dari 210 komunitas Kota/Kabupaten di Indonesia.

Lanjut Nizam, dirinya katakan saat ini banyak kreatifitas menjadi isu destruktif. Apabila hal ini terjadi maka akan merusak kreatifitas yang telah ada menjadi tidak dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya karena kreatifitas tersebut tidak disalurkan dengan baik. “Kreatifitas yang tidak diarahkan dengan baik maka akan menjadi sangat destruktif dan sebaliknya, kreatifitas yang diarahkan dengan baik maka akan menghasilkan nilai tambah kreatifitas yang dahsyat,” tuturnya.

Kreatifitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan gagasan atau ide–ide baru.
Saat ini Indonesia termasuk kedalam negara pengembangkan startup tertinggi, bersaing dengan negara-negara lainnya, seperti Perancis, Jerman, dan antara negara Asia lainnya. Hal ini membuktikan bahwa ekspresi kreatifitas di Indonesia sangat baik.

Dalam masa pandemi ini juga melahirkan berbagai kreatifitas. “Setiap peluang melahirkan kreatifitas dan melahirkan eknomi baru”, ungkap Nizam.

Baca Juga :  Mahasiswa USK Berhasil Meraih Juara 1 Kompetisi Bisnis Terbesar di Dunia

Adanya kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka akan menjadi satu peluang dalam menyalurkan ide–ide kreatifitas ke dunia industri dan menyelesaikan permasalahan di dalam masyarakat, serta akan mendorong akselerasi inovasi di Kampus melalui program Kedaireka. Program ini akan menghubungkan aspek dalam hexahelix baik kreatifitas atau kebutuhan dari sisi komunitas maupun ide – ide dari komunitas yang akan di kolaborasikan dengan inovasi dari Kampus.

Saat ini terdapat banyak UMKM di Indonesia, namun belum semua didampingi dengan aspek pentahelix / hexahelix. Nizam mengatakan, apabila dapat melakukan scale up kepada UMKM dengan cara menghubungkan dengan teknologi, financing, pendanaan – pendanaan kreatif, pasar dunia, marketing, grading maka tidak akan dipungkiri bila Indonesia dapat melakukan lompatan – lompatan besar dalam pertumbuhan ekonominya.

“Lompatan untuk mencapai kekuatan ekonomi pada urutan ke lima atau ke tujuh bukan sesuatu yang mustahil apabila hal tersebut dapat diakselerasi dan kita percepat,”  ujarnya.

Menurut Nizam, ide – ide kreatif sangat perlu untuk dieskplorasi sehingga dapat menghasilkan ekonomi baru bagi kehidupan yang basisnya adalah komunitas yang diwarnai oleh inovasi, teknologi, nilai – nilai akademis, dan nilai dari profesionalnya.

Kampus Merdeka memiliki beberapa program, seperti Kampus Mengajar yang merupakan bentuk kreatifitas yang terlahir dari kebutuhan dan peluang. Nizam mengatakan, pandemi yang memaksa mahasiswa untuk berada di rumahnya masing-masing di berikan kesempatan untuk mengajar di Sekolah Dasar sekitar rumahnya dan akan mendapatkan keuntungan berupa bonus SKS, kemampuan komunikasi, kemampuan empati, kemampuan mengajar yang merupakan bentuk kompetensi.

Baca Juga :  Beralih ke Kuliah Daring, Kampus UBL Disemprot Disinfektan

Dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul, Nizam mengatakan telah disiapkan pula program magang bagi para mahasiswa yang dapat dilakukan di industri Nasional maupun Multinasional. Selain itu, program mahasiswa membangun desa pun dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa, serta program kerjasama dengan kementerian, salah satunya kementerian pertanian mengenai ketahanan pangan dan membangun kompetensi mahasiswa.

“Jika terdapat mahasiswa yang menjadi petani milenial dengan membawa teknologi, membawa pengetahuan, membawa jejaring, dan sebagainya tentu ini akan mengakselerasi ketahanan pangan kita secara Nasional,” jelas Nizam.

“ICCN bukan hanya forum komunitas saja, akan tetapi komunitas yang menghadirkan jejaring dan menggulirkan program–progam dan event yang diharapkan dapat berdampak ekonomi, salah satunya inovasi sosial”, ungkap Fiki yang merupakan ketua ICCN.

Tita, salah satu pengurus ICCN menjelaskan beberapa peluang kerja sama antara ICCN dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, diantaranya program magang, forum akademisi Kota/Kabupaten kreatif, creative cities lecture series, riset khusus ekosistem ekreaf, sertifikasi naker ekraf.

Dengan adanya program-program dari kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dan program – program dari ICCN yang di kolaborasikan diharapkan dapat menjadi lompatan – lompatan yang dapat dilakukan untuk menbangun kreatifitas dan eknomi dan merupakan peluang dalam tantangan, di tengah pandemi seperti saat ini.
(YH/DZI/FH/DH/NH/AK)

Humas dan Tim Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz