close

Indonesia dan Vietnam Sepakati Kerja Sama Bidang Sains dan Teknologi

Jakarta-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto tanda tangani kerja sama dengan Menteri Sains dan Teknologi, Vietnam Nguyen Manh Hung, Minggu (9/3).

Hubungan bilateral yang terjalin antara Indonesia dengan Vietnam semakin menguat, khususnya di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara kedua negara. 

Kerja sama yang disepakati antara lain pertukaran informasi dan pengalaman mengenai praktik baik, kebijakan, hukum, dan peraturan perundang-undangan terkait sains dan teknologi.

LoI ini menjadi landasan kerja sama di bidang sains dan teknologi bagi Indonesia dan Vietnam. Terdapat enam poin yang disepakati kedua belah pihak antara lain: 

• Pertukaran informasi dan pengalaman mengenai praktik terbaik, kebijakan, hukum, dan peraturan perundang-undangan terkait sains dan teknologi. 

• Kerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi seperti manufaktur, pertanian, kecerdasan buatan, big data, internet of things, dan lain-lain. 

Baca Juga :  Potret Perjalanan Perguruan Tinggi Indonesia dalam Menggapai Predikat Universitas Berkelas Dunia

• Pertukaran tenaga ahli, peneliti, ilmuwan, mahasiswa, dan dosen untuk kegiatan ilmiah dan teknologi bilateral.

• Menyelenggarakan konferensi, seminar, dan pelatihan tentang sains dan teknologi.

• Koordinasi dalam penyelenggaraan program dan konten mengenai hilirisasi dan inovasi.

• Kegiatan lain yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak.

Mendiktisaintek menyambut baik kerja sama antara Indonesia dengan Vietnam di bidang sains dan teknologi ini. 

“Kerja sama ini akan didorong untuk mendukung berbagai program prioritas pemerintah yang  berfokus pada kemandirian pangan, energi, dan hilirisasi inovasi,” ujar Menteri Brian.

Saat ini, terdapat 47 mahasiswa Vietnam yang sedang belajar di Indonesia, tersebar dari berbagai program studi dari mulai tingkat sarjana hingga doktoral.

Atas dasar ini, kedua negara sepakat untuk mengadakan pendanaan penelitian bersama bertujuan untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam pendanaan penelitian. Indonesia menargetkan rasio 4:1 antara pengeluaran industri dan pemerintah.

Baca Juga :  Berikan Peluang Lebih Luas, 5.000 Mahasiswa Ikuti Program Bangkit 2023

Dana penelitian bersama yang diusulkan, direncanakan antara USD 10.000-50.000untuk proyek percontohan. Potensi dana yang lebih besar, mencapai USD 50 juta untuk kolaborasi masa depan, termasuk pertukaran pelajar dan proyek penelitian.

Kedua belah pihak menyatakan antusiasme untuk implementasi yang cepat, dengan tujuan untuk meluncurkan proyek kolaboratif pertama ini.

“Saya percaya pada semangat solidaritas Asia Tenggara, kita dapat memperdalam pemahaman kita melalui pertukaran pandangan dan berbagai perspektif dari pengalaman kedua negara,” ungkap Menteri Brian.

Pada pertemuan ini, Mendiktisaintek didampingi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Cristie, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Ahmad Najib Burhani, serta Direktur Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif