close

Kebijakan Kampus Merdeka Solusi Hadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0

Siaran Pers
Nomor : 13/sipres/III/2020

Jakarta – Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengatakan pentingnya menguasai data (big data) dalam menghadapi tantangan besar era revolusi industri 4.0. Data ibarat mata uang baru. Hal tersebut disampaikan Nizam saat menjadi pembicara pada acara Data Secure AI 2020 di Balai Sidang Jakarta Convention Center Merak Room, Rabu (4/3).

Nizam juga mengatakan setiap revolusi selalu mempengaruhi lapangan kerja. Lapangan kerja yang ada, seketika dapat hilang di era revolusi industri 4.0 dan dapat menyebabkan redefine pekerjaan. Saat ini pekerjaan bersifat dinamis, sehingga menuntut perubahan pembelajaran.

Di saat yang sama, mesin yang diciptakan manusia bisa menjadi pesaing, sehingga jika tak kompeten, manusia dapat kehilangan pekerjaan. “Dulu pekerjaan yang banyak dilakukan manusia adalah berpikir, saat ini mesin juga berpikir,” ujar Nizam.

Baca Juga :  UI Kembangkan Alat Bantu Pernapasan HFNC Untuk Bantu Penanganan Pasien COVID-19

Nizam mengungkapkan, pada revolusi pertama, pendidik sebagai satu-satunya sumber ilmu. Kini, hal tersebut tidak dapat sepenuhnya lagi diterapkan. Saat ini, fokus telah bergeser, pada student learning. Belajar dapat dimanapun, kapanpun, dan dengan cara apapun.

“Pendidikan hanya sebagai learning journey untuk mendapatkan pengetahuan. Ouput-nya menjadikan pembelajar kita yang fleksibel, adaptif, serta kreatif untuk menangkap suatu peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru,” jelas Nizam.

Dalam menerapkan kebijakan kampus merdeka, strategi pembelajaran saat ini lebih bersifat e-learning. “Masing-masing individu berbeda-beda kebutuhan, kecepatan, serta kreatifitasnya,” tutup Nizam.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligent (ABDI) Rudy Rusdiah mengatakan dunia sedang memasuki perubahan global yang sangat besar karena ledakan internet dan data, serta meningkatnya peranan Artificial Intelligent (AI), yang mungkin sangat bermanfaat sekaligus mengganggu serta mengubah hidup kita, perusahaan, bahkan pemerintah.

Baca Juga :  Satu-Satunya dari Indonesia, Dosen ITS Hadiri WLA Forum

“Semakin gencarnya Digital Transformasi dan Disrupsi di dunia Financial Perbankan, data menjadi sangat penting karena banyak perusahaan yang menjadi raksasa, hanya dengan memanfaatkan ‘Big Data’ dan AI dalam prosesnya,” ujar Rudi.

Turut hadir dalam acara tersebut Kepala BPPT Hammam Riza, Dirut PT Pos Indonesia Gilarsi Wahju Setijono, dan Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino.(NN/RS/AP/DH/YH)

Humas Ditjen Pendidikan Tinggi
Kemendikbud