close

Optimalisasi Penyusunan Kargo Ikan, Upgrading TA S1 ITS Tembus Jurnal Q1

Dengan penelitian dalam Tugas Akhir mengenai reefer, Irza Rachmadiar Adetio ST mendapatkan gelar sarjananya dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS
Dengan penelitian dalam Tugas Akhir mengenai reefer, Irza Rachmadiar Adetio ST mendapatkan gelar sarjananya dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS

Kampus ITS, ITS News – Menjaga kualitas produk komoditi ikan selama di dalam kontainer berpendingin menjadi tantangan tersendiri bagi alumnus Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Permasalahan ini dituangkan dalam Tugas Akhir (TA)-nya dengan topik optimalisasi penataan pemuatan kargo ikan berdasarkan persebaran suhu di dalam kontainer berpendingin. Upgrading dari TA ini pun berhasil dipublikasikan di jurnal internasional kategori Q1.

Dr Ahmad Rusdiansyah CSCP CLTD IPU selaku dosen pembimbing TA tersebut mengungkapkan, hal ini bermula ketika dirinya memberikan ide dan tantangan riset kepada mahasiswa bimbingannya, Irza Rachmadiar Adetio, mahasiswa S1 di Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS angkatan 2015 yang telah berhasil lulus pada tahun 2019 lalu.

Adapun tantangan tersebut adalah untuk mengoptimasi penataan pemuatan kargo ikan beku pada kontainer berpendingin atau Refrigerated-Container Loading Problem (R-CLP). “Penelitian ini terinspirasi ketika kami menjumpai masalah riil di industri pengolahan ikan dan pelabuhan ikan rakyat di Brondong, Lamongan,” ungkap Doddy, sapaan akrabnya.

Wakil Rektor III ITS ini melanjutkan, TA yang diselesaikan pada tahun 2019 tersebut membahas pengembangan model R-CLP yang memanfaatkan informasi temperatur ruangan dan suhu ideal berbagai jenis ikan. Sehubungan dengan logistik komoditi yang mudah rusak atau perishable, TA ini mengangkat optimalisasi logistik ikan. “Topik penelitian TA ini bagian dari penelitian payung terkait transportasi pada sistem rantai dingin,” jelasnya.

Dosen mata kuliah Pemodelan Sistem Transportasi dan Distribusi ini memaparkan, karena kebutuhan suhunya yang spesifik, dengan menempatkan ikan pada suhu ideal maka pembekuan yang dilakukan akan menjadikan kualitas ikan tetap terjaga hingga ke tangan penerima. “Karena suhu yang terlalu rendah atau tinggi sangat berpengaruh terhadap kualitas ikan, penempatan ini disesuaikan dengan kebutuhan suhu pengawetan ikan,” terangnya lagi.

Baca Juga :  Begini Cara Guru Besar ITS Pulihkan Fungsi dan Energi Limbah untuk Ekonomi Sirkular

Doddy menambahkan, dengan menggunakan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) akan didapatkan informasi mengenai temperatur di titik-titik tertentu untuk penempatan kargo ikan yang sesuai. Data yang telah diperoleh kemudian diintegrasikan dengan beberapa faktor seperti suhu pendingin, aliran udara, dan kebutuhan temperatur ikan untuk menjadi sebuah prototipe software.

Selanjutnya, model dan algoritma yang telah didapatkan sebelumnya kemudian diwujudkan menjadi prototipe software yang dinamakan REFLOAD. Software ini dapat menentukan susunan kargo masing-masing jenis ikan yang disesuaikan dengan kebutuhan ikan dan suhu pada titik-titik di dalam kargo. “Yang menarik pada software ini adalah pemanfaatan kemampuan optimasi dan visual dari spreadsheet yang selama ini banyak digunakan untuk perkantoran,” ungkap dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS tersebut.

Tampilan hasil keluaran software REFLOAD (kanan) untuk pengoptimalisasian penyusunan refrigerated-container (reefer) sesuai dengan kebutuhan suhu ideal masing-masing komoditi ikan
Tampilan hasil keluaran software REFLOAD (kanan) untuk pengoptimalisasian penyusunan refrigerated-container (reefer) sesuai dengan kebutuhan suhu ideal masing-masing komoditi ikan

Lulusan doktoral dari Tokyo Institute of Technology ini mengungkapkan bahwa dengan pendekatan algoritma heuristik di dalamnya, software ini dapat mencakup berbagai jenis ikan, dimensi kotak kargo, dan data distribusi temperatur di dalam reefer. Dengan penggunaan REFLOAD ini dapat meminimalkan pengurangan kualitas produk dengan tetap menjaga optimalisasi penggunaan ruang dalam reefer.

Melihat keunikan dari penelitian ini, Doddy terinspirasi untuk meningkatkan kualitas penulisan dan eksperimen sehingga layak dipublikasikan di jurnal internasional. Dengan bantuan Ratna Sari Dewi ST MT PhD, dosen dari departemen yang sama, dan mahasiswa anggota kelompok riset Agri-food Supply Chain yang dipimpin Doddy, artikel ilmiah yang merupakan pengembangan dari TA milik Irza Rachmadiar Adetio ini dapat diterima untuk dipublikasikan di jurnal internasional dengan kategori Q1 atau 25 persen jurnal paling berpengaruh di bidangnya dengan nilai Scimago Journal and Country Rank (SJR) sebesar 1,117 pada 2020 lalu.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Tegaskan Komitmen dalam Mendorong Kolaborasi Internasional melalui HEPCON 2024

Artikel ilmiah tersebut berjudul The Development of the Refrigerated-Container Loading Problem Model for Perishable Fishery Products Considering Internal Temperature Distribution dan dipublikasikan di International Journal of Systems Science: Operations and Logistics, terbitan Taylor and Francis.

Doddy mengungkapkan, proses yang membutuhkan waktu kurang lebih enam bulan ini sejalan dengan program Upgrading Riset yang digagas oleh Rektor ITS. Program ini sendiri bertujuan untuk mendorong dosen untuk mempublikasikan hasil penelitian dengan mahasiswa bimbingannya. “Mahasiswa S1 ITS pun sejatinya memiliki potensi untuk membuat penelitian yang mampu dipublikasikan maupun dipatenkan hingga di kancah internasional,” tandasnya.

Doddy berharap bahwa riset ini dapat dilanjutkan untuk dikembangkan menjadi software komersial dan menyentuh produk yang mudah rusak atau perishable product lainnya. “Hal ini membuka kesempatan untuk dikembangkan dan dilanjutkan untuk bidang lain seperti sayuran dan buah-buahan atapun meningkatkan REFLOAD menjadi software siap pakai di industri rantai pasok dingin,” ujarnya. (HUMAS ITS)