close

Strategi Jitu LLDikti Wilayah VIII Dorong MBKM Mandiri

Denpasar, Kemendikbudristek – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII yakin di akhir tahun 2024 persentase perguruan tinggi swasta dibawah naungannya yang menjalankan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara Mandiri akan mencapai 70 persen. Saat ini, dari total 104 perguruan tinggi swasta dibawah LLDikti Wilayah VIII, tercatat sebanyak 54 persen sudah memiliki program MBKM Mandiri.

“Ini masih berjalan ya, terutama kegiatan-kegiatan untuk pencapaian ke sana,” tegas I Gusti Lanang Bagus Eratodi, Kepala LLDikti Wilayah VII yang mencakup Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Bagus lebih lanjut memaparkan bahwa kegiatan utama yang dilakukan lembaganya adalah penguatan kurikulum. Selain itu, pihaknya juga selalu memastikan bahwa pencatatan kegiatan yang dilakukan dalam program MBKM Mandiri di perguruan tinggi dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi benar-benar sesuai dengan persyaratan administrasi ketercapaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dalam menjalankan program MBKM Mandiri, IKU yang disasar adalah IKU 1 yaitu lulusan mendapat pekerjaan yang layak, dan IKU 6 yakni program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia.

Menyoal IKU yang dijadikan sasaran, Bagus menjelaskan bahwa dalam dua tahun ke belakang ini, kegiatan MBKM Mandiri sangat ditangkap oleh perguruan tinggi dengan antusias tinggi. “Tidak hanya perguruan tinggi, mitra yang diajak kerja sama pun meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi notabene kegiatan-kegiatan yang bertingkat internasional,” terang Bagus.

Baca Juga :  Mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) ISI Yogyakarta Magang di Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

LLDikti Wilayah VIII selalu menekankan kepada setiap mitra untuk bisa berperan bukan hanya untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan MBKM, tetapi yakini bahwa kegiatan tersebut akan bermanfaat untuk masyarakat. Berbicara tentang MBKM, tentu akan berbicara tentang mitra, baik mitra perguruan tinggi maupun mitra industri. Menurut Bagus, tantangan terbesar dalam mendorong terciptanya ekosistem MBKM Mandiri di wilayahnya adalah mencari mitra yang tepat.

Bagus mencontohkan bahwa ada mitra yang bekerja sama dengan perguruan tinggi hanya dalam Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) berupa magang. “Itu pun masih model magang sebelum zaman Merdeka Belajar,” ucap Bagus.

BKP lain seperti membangun desa atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik pun mendapat resistensi dari pihak desa karena mayoritas desa di Bali dan Nusa Tenggara Barat tidak antusias menerima mahasiswa. Bahkan, KKN Tematik pun dianggap belum sepenuhnya menyentuh konsep Merdeka Belajar yang seutuhnya.

Berkaca dari kejadian nyata di lapangan, LLDikti Wilayah VIII berhasil merumuskan strategi jitu dalam mendorong MBKM Mandiri. “Kami punya empat pilar strategi. Pertama, melakukan pemetaan MBKM itu sendiri,” papar Bagus.

Poin utama dalam pemetaan ini adalah mengulik hal yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan utama MBKM yakni relevansi dunia pendidikan terhadap kebutuhan dunia kerja nyata. Selanjutnya beralih ke pilar kedua yakni strategi pelaksanaan.

Baca Juga :  Tim ITB Melakukan Sosialisasi Mengenai Batok Kelapa sebagai Energi Alternatif dan Pengawet Alami bagi Desa Kote

“Kegiatan MBKM harus benar-benar mengena agar masyarakat sungguh-sungguh memahami dan paham bahwa masalah mereka akan tersolusi oleh adik-adik mahasiswa dan akademisi,” kata Bagus.

Pilar ketiga adalah evaluasi dari pilar pertama dan kedua. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa kegiatan MBKM Mandiri yang akan dilaksanakan sudah siap diluncurkan. Yang terakhir, atau pilar keempat, adalah meningkatkan mitra. Peningkatan mitra, salah satunya lewat kegiatan Dialog Multi Pihak yang diselenggarakan oleh LLDikti Wilayah VII dan Pelaksana Pusat Kampus Merdeka.

“Lewat kegiatan ini, para pihak yang akan diajak bermitra dapat kita yakinkan sesuai dengan apa yang kita rencanakan sehingga pemetaan yang kita lakukan di awal itu sesuai target,” ujar Bagus.

LLDikti Wilayah VII percaya bahwa dengan diadakannya Dialog Multi Pihak yang mengundang perwakilan perguruan tinggi dan dunia usaha dunia industri akan semakin membuka pikiran sehingga akan lahir ide-ide baru dalam setiap rencana kegiatan MBKM Mandiri untuk masa yang akan datang.

“Kami yakin mitra-mitra ini akan berkesinambungan dan berkelanjutan dalam melaksanakan kegiatan MBKM Mandiri bersama perguruan tinggi, sehingga pada akhirnya perguruan tinggi pun semakin paham bahwa banyak mitra yang siap berkolaborasi dengan mereka,” pungkas Bagus.