close

KKN ITS Gagas Mesin Pembuat Pakan Udang Bertenaga Matahari

Foto bersama KKN Abmas ITS dengan peternak udang di Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan saat penyerahan mesin pembuat pakan ternak udang bertenaga matahari

Kampus ITS, ITS News — Mahalnya biaya produksi pakan ternak udang menjadi masalah pelik yang menjangkit para penggiat tambak udang di Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan. Entaskan masalah tersebut, mahasiswa Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) menciptakan inovasi pembuat pakan udang bertenaga matahari.

Kepala Asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik Elektro, Delyuzar Ichsan menerangkan bahwa jumlah pakan menjadi kunci penting bagi tumbuh kembang udang. Untuk menghasilkan udang yang berkualitas, peternak harus memberikan pakan harian yang tergolong banyak. Akan tetapi, hal ini perlahan-lahan menyulitkan para peternak karena biaya bahan baku dan operasional mesin pembuat pakan udang cukup merogoh kocek.

Oleh karena itu, bersama tim KKN Abmas asuhannya, Yuzar menginisiasikan sebuah mesin pembuat pakan udang bertenaga matahari. Dengan demikian, biaya operasional dapat ditekan. Inovasi mesin tersebut memanfaatkan teknologi panel surya yang terintegrasi dengan On-Grid Photovoltaic. “Sederhananya, teknologi ini mengubah energi matahari menjadi energi listrik,” tutur Yuzar.

Baca Juga :  Evaluasi Program, Kampus Mengajar Berdampak Positif bagi Mahasiswa, Guru, dan Peserta Didik

Bukan tanpa alasan, pemilihan panel surya sebagai penangkap energi matahari didukung oleh tersedianya atap rumah di dekat penambakan udang. Berdasarkan observasi Yuzar dan tim, sisi atas atap rumah tambak cocok dipasangkan panel surya karena akses sinar matahari tidak terhalang. “Selain menekan biaya operasional, kami juga ingin mengenalkan pemanfaatan energi terbarukan kepada para peternak,” tambah mahasiswa angkatan 2020 tersebut.

Diagram sistem mesin pakan ternak bertenaga matahari besutan mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS

Membahas inovasinya lebih dalam, Yuzar mengatakan bahwa alat yang ia dan timnya garap memiliki sistem kerja yang sederhana. Panel surya yang sudah terintegrasi dengan On-Grid Photovoltaic akan dipasangkan pada atap terbuka di rumah tambak untuk menangkap energi matahari. Ketika energi matahari telah diterima oleh panel surya, proses dilanjutkan dengan mengubah energi matahari menjadi energi listrik.

Dari energi matahari tersebut, alat besutan Yuzar dan tim berhasil memasok daya listrik sebesar 1100-watt peak. Dari daya yang dihasilkan, alat tersebut dapat memenuhi setengah kebutuhan daya listrik para peternak udang ketika memproduksi pakan. “Dengan begitu, biaya listrik untuk menggerakkan mesin pembuat pakan udang menjadi lebih murah,” ujar lelaki itu.

Baca Juga :  Super Efisien! Nogogeni ITS Juara Mobil Hemat di KMHE 2022

Setelah itu, dari energi listrik yang telah dihasilkan, imbuh Yuzar, listrik akan langsung dialirkan pada mesin pembuat pakan udang. Nantinya, para peternak dapat memasukkan bahan baku pakan ke dalam mesin dan menunggu proses produksi berlanjut hingga terbentuk pelet. “Untuk tata cara penggunaan dan pembuatan bahan baku sendiri sudah kami buatkan buku panduan,” ungkapnya.

Uji coba pembuatan pelet untuk pakan ternak menggunakan mesin pakan yang terintegrasi On-Grid Photovoltaic

Mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS ini pun mengungkapkan, alat ini nantinya akan dihibahkan kepada kelompok peternak udang di kecamatan tersebut. Mendukung pengimplementasiannya,  mereka juga melakukan penyuluhan mengenai bagaimana cara alat bekerja dan penggunaannya. “Kami juga melakukan uji coba bersama para peternak,” tukas Yuzar.

Berkat inovasi cemerlang tersebut, tim yang dibimbing oleh Feby Agung Pamuji ST MT PhD ini berhasil mendapatkan respons positif dari para peternak udang. Pasalnya, dengan efektivitas dan efisiensi yang diwujudkan dari alat ini berhasil menekan biaya operasional mesin dalam memproduksi pakan udang. “Harapannya, semoga alat ini bisa segera dihilirisasi secara luas agar masyarakat lain bisa merasakan kebermanfaatannya,” pungkas Yuzar meneguhkan asa. (HUMAS ITS)