close

Menggunakan Data Desa Presisi, IPB University Membangun Pendekatan Baru Santunan Anak Yatim Yang Presisi

IPB University kembali memberikan santunan bagi anak yatim di lingkar kampus dan anak pegawai. Tahun ini, IPB University memberikan 1703 paket kepada anak yatim yang tersebar di 17 desa/kelurahan lingkar kampus. Paket berupa uang tunai senilai 250 ribu rupiah.  

“Santunan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh IPB University setiap tahun. Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa mendapat barokah dari Allah,” ujar Prof Arif Satria, Rektor IPB University.  

Dirinya turut mengapresiasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) yang telah memanfaatkan data presisi dalam penyaluran santunan. “Kita sudah mulai dengan cara yang baru. Inilah cara yang presisi, efisien dan efektif. Karena untuk menghadapi era perubahan saat ini diperlukan mindset baru, sikap baru dan cara kerja yang baru,” ujar Prof Arif Satria.  

Menurutnya, cara baru ini merupakan sebuah konsekuensi dari kehadiran pandemi COVID-19 yang menuntut kreativitas. Cara baru ini diharapkan dapat bergulir dan digunakan untuk berbagai kegiatan lainnya yang memerlukan dukungan data presisi.  

Baca Juga :  Praktik Baik Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi Masa Pandemi Covid-19

“Semoga ke depan IPB University dapat memperluas dan meningkatkan program ini. Dengan demikian, masyarakat yang menerima manfaat dari IPB University juga bertambah,” pungkas Prof Arif Satria.  

Sementara, Dr Sofyan Sjaf, Wakil Kepala LPPM IPB University bidang Pengabdian kepada Masyarakat menyebut, pihaknya berhasil menghimpun dana sebanyak 433.025.373 rupiah untuk didistribusikan kepada anak yatim yang sebelumnya telah dilakukan pendataan.

Ia juga menjelaskan penghimpunan dana santunan dilakukan pada tanggal 3-8 Mei 2021. Adapun donatur berasal dari warga IPB University. Pembagian santunan tersebut dilakukan secara langsung di rumah masing-masing penerima santunan.

“Anak yatim yang mendapat santunan berumur kurang dari 15 tahun. Anak yatim ini, baik yang ditinggal orangtuanya karena meninggal,” ujar Dr Sofyan.  

Baca Juga :  Doktor UI Teliti Penggunaan Peran Scaffolding Dalam Interaksi Ibu-Anak pada Anak Down Syndrome

Ia juga menyebut, para donatur dapat memantau penerima santunan melalui aplikasi IPB Peduli. Tidak hanya itu, melalui aplikasi tersebut, para donatur juga dapat memberikan donasinya secara langsung.  

“Dengan aplikasi IPB Peduli, kita bisa memantau anak yatim yang menerima santunan. Apabila anak tersebut sudah berumur lebih dari 15 tahun, maka tidak akan mendapat santunan kembali,” ujar Dr Sofyan.  

Siti Fatimah, wali dari Risa Agustina (11 tahun) turut berterima kasih kepada IPB University yang telah memberikan santunan. “Terima kasih sudah diberikan secara langsung, biasanya kami yang harus datang ke kampus IPB University,” ujar Siti.  

Hal senada juga diungkapkan oleh Sri, wali dari Azellya Nhauf Agustina (6 tahun). Dirinya juga berharap, IPB University dapat memberikan fasilitas dan akses pendidikan bagi anak-anak yatim di sekitar kampus. (RA)