close

UGM Jalin Kerja Sama dengan Kedubes Hungaria dan PII

Universitas Gadjah Mada (UGM) menandatangani MoU dengan Kedutaan Besar Hungaria untuk Indonesia dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk mendukung program pelatihan kejuruan dan magang untuk mahasiswa dan lulusan politeknik Indonesia di Hungaria pada Jumat, (23/7). MoU ini merupakan kerja sama turunan dari MoU G to G (Government to Government) antara Pemerintah Indonesia dan Hungaria tentang kerja sama pelatihan vokasi pada September 2019.

Turut hadir dalam acara penandatangan MoU UGM dengan Kedutaan Besar Hungaria dan PII ini Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Judit Pach, Ketua PII, Heru Dewanto, dan Dekan Sekolah Vokasi (SV) UGM, Dr. Agus Maryono.

Rektor UGM, Panut Mulyono, mengatakan kesepakatan ini sangat penting untuk pengembangan mahasiswa politeknik. Sebagaimana wujud pendidikan terapan di SV UGM, melakukan praktik langsung di industri merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Oleh karena itu, UGM sebagai institusi penyelenggara terus berupaya untuk memfasilitasi mahasiswa.

Baca Juga :  ISBI ACEH tampil pada Dokan Art Festival #4 di desa Budaya Dokan, Kabupaten Karo, Sumut

“Kami berterima kasih kepada Kedutaan Besar Hungaria untuk Indonesia sudah mendukung proses pembelajaran mahasiswa kami,” tutur Panut.

Panut berharap dengan adanya kesempatan bagi mahasiswa ini tidak hanya memberikan kemampuan untuk survive semata di negeri seberang, namun juga memiliki kompetensi untuk peradaban masa depan.

Dekan SV UGM, Agus Maryono, mengatakan bekerja sama dengan Hungaria dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa SV UGM merupakan hal yang tepat. Iklim industri-industri di Hungaria sangat sesuai dengan kurikulum di SV UGM.

Di satu sisi, Hungaria memiliki industri-industri besar berskala internasional yang memberikan ruang yang baik bagi para mahasiswa untuk magang atau melakukan pembelajaran praktik di sana. Industri-industri yang ditujukan tersebut diketahui telah mempunyai sistem pembelajaran praktik yang jelas. Mereka telah mempersiapkan materi-materi dan penugasan yang sesuai untuk pembelajaran para mahasiswa.

Baca Juga :  Lembaga Akreditasi Indonesia untuk Prodi Keteknikan Kini Bertaraf Internasional

Di sisi lain, Agus menuturkan kurikulum SV UGM memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan magang atau pembelajaran praktik langsung kepada industri-industri. Dalam satu program studi sarjana terapan (D-IV), semester 1-3, mahasiswa akan dibekali dengan pembelajaran teori. Lalu, pada semester 4 mahasiswa akan diterjunkan untuk magang atau PKL (praktik kerja lapangan) di berbagai industri. Semester 5 kembali ke kampus untuk pembelajaran teori. Kemudian, semester 6 dan 7 atau 7 dan 8, mahasiswa akan diterjunkan kembali ke industri.

“(Kurikulum) Kami memberikan banyak waktu bagi mahasiswa untuk bisa magang atau belajar di industri secara langsung,” ungkap Agus.

Informasi tambahan, tugas akhir mahasiswa SV UGM dapat berupa laporan magang. Dosen pembimbingnya berasal UGM dan industri tempat magang.

“Sambil magang, sambil mengerjakan tugas akhirnya. Dosen pembimbing dari UGM dan dari industri,” pungkas Agus.