close

Undana Bakal Minta Kebijakan LTMPT, Terkait Sesi Tambahan UTBK

Undana sebagai salah satu pusat Ujian Tulis Berbasis Kompetensi (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) bakal meminta kebijakan dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), guna mengizinkan adanya sesi tambahan UTBK. Hal itu menyusul adanya dampak badai Seroja, sehingga beberapa peserta UTBK asal daerah terdampak belum bisa ke Kota Kupang hingga saat ini, lantaran kesulitan mengakses moda transportasi, baik darat, laut maupun udara.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc

Demikian disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc usai memantau UTBK, Senin (19/4/2021) di UPT Puskom Undana.

Pihaknya mengaku, akan segera mengumpulkan data dan bersurat ke LTMPT guna meminta kebijakan adanya sesi tambahan UTBK. “Besok (hari ini) data dari teman-teman contact person, kita akan kompilasi dan bersurat ke LTMPT. Kita akan meminta, jika memungkinkan anak-anak ini diberi kesempatan mengikuti sesi tambahan dalam suatu waktu tertentu, agar mereka tidak kehilangan kesempatan untuk masuk melalui SBMPTN,” tandas mantan Dekan FKH Undana itu.

Sebagai salah satu pusat UTBK, jelas Dr. Maxs, Undana, tidak dalam posisi sebagai penentu kebijakan. Tetapi pengambil kebijakan dan keputusan ada pada pihak LTMPT. “Undana sebagai salah satu pusat UTBK, kita tidak dalam posisi sebagai penentu kebijakan. Jadi kita mengusul, tetapi kebijakan dan keputusannya dari LPMPT. Kita akan berusaha untuk itu,” ujarnya. Karena itu, ia juga meminta para peserta UTBK agar siap menerima segala konsekuensi, jika LTMPT tidak mengizinkan adanya ujian susulan. “Apapun keputusannya, adik-adik peserta harus siap dengan segala konsekuensi, kalau LTMPT mengatakan tidak mungkin, karena kesulitan dalam mengatur jadwal dan sistimnya, maka masih ada kesempatan pendaftaran di jalur Seleksi Mandiri Masuk Undana (SMMU),” ujarnya.

“Kita akan berupaya menyampaikan kepada LTMPT terkait kesulitan yang mereka hadapi, karena ini kejadian luar biasa, tetapi yang memutuskan LTMPT bukan Undana. Kita akan sampaikan keinginan anak-anak,” ungkap Dr. Maxs menambahkan.

Baca Juga :  Dosen Pulang Kampung IPB University Ajarkan Pengembangan Produk Teh Krisan, Bantu Pemulihan Usaha Petani Bunga Terdampak COVID-19

Penanggungjawab Lapangan, Dra. Jacoba D. Niga

Penanggungjawab Lapangan (PjL) Dra. Jacoba D. Niga menambahkan, untuk saat ini UTBK berlangsung lancar. Khusus untuk di lokasi UPT Puskom, jelas Niga, hampir semua peserta hadir mengikuti UTBK. “Peserta yang hadir, memang tidak semua ruangan terisi penuh. Kadang ada satu-dua anak yang tidak hadir. Tetapi pelaksanaan ujian sangat lancar,” ujarnya.

Ia mengatakan, pelaksanaan UTBK yang dilaksanakan tanggal 19 April merupakan jadwal tunda yang seharusnya sudah dilaksanakan tanggal 12 April. Terkait dengan sejumlah peserta yang datang terlambat, jelas Niga, tetap disuruh masuk mengikuti ujian. Tetapi konsekuensinya, waktu ujian menjadi bergeser. Khusus untuk peserta yang datang dan melapor ke setiap lokasi ujian bahwa waktu UTBK mereka sudah terlewati, maka panitia mencatat nama dan meminta peserta menyampaikan alasan keterlambatan para peserta UTBK. Umumnya, sambung Niga, keterlambatan peserta karena alasan jaringan internet maupun transportasi yang tidak beroperasi pasca siklon Seroja. “Kalau jadwalnya sudah lewat, kami catat nama-nama dan sampaikan ke panitia, kalau bisa mereka diperhatikan melalui penjadwalan ulang oleh LTMPT,” ungkapnya.

Wakil PjL Dr. Tomycho Olviana, SP, MMA menambahkan, meskipun sebelumnya jaringan listrik dan internet terganggu akibat adanya siklon Seroja, namun saat ini pihak teknisi yang bertugas di setiap lokasi UTBK Undana sudah menyelesaikan persoalan tersebut, sehingga saat ini UTBK bisa berjalan dengan baik, khususnya di UPT Puskom. Karena itu, ungkap Tomycho, proses ujian tidak memiliki hambatan yang berarti, karena pengawas dan teknisi di setiap ruangan bekerja dengan baik.

Terkait Protokol Kesehatan (Prokes) yang diterapkan, Dosen Faperta Undana ini menyebut, mulai dari peserta masuk ujian, Tim Covid-19 Undana bertugas memeriksa suhu tubuh, penggunaan masker, sarung tangan kemudian diberi hand sanitizer. Karena itu menurutnya, UTBK saat ini sudah berjalan sesuai standar Prokes.

Baca Juga :  KOLABORASI DITJEN DIKTIRISTEK DAN BPKP: PERKUAT SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERINTEGRASI

Pengawas Ruang, Fredrik H. Thome, S.Pd

Hal senada disampaikan Pengawas Ruang Fredrik H. Thome, S.Pd. Menurutnya, persiapan yang dilakukan adalah pengawas bersama tim Covid-19 menerapkan Prokes baik bagi peserta maupun bagi panitia. Selain itu, panitia memeriksa kelengkapan ujian seperti kartu peserta ujian dan lainnya. Ia juga mengatakan, di dalam ruang UTBK, pengawas dibantu oleh teknisi guna mengoperasikan komputer dan mengecek jika ada kendala yang dialami peserta UTBK. “Untuk pengeluhan dari peserta ujian, seperti kendala listrik dan jaringan, tidak ada, karena jaringan listrik dan internet sudah kembali normal,” ujar pegawai pada FKIP Undana ini.

Panitia Bekerja dengan Baik

Peserta UTBK Undana, Jems Fanggidae mengaku, upaya panitia untuk menyelenggarakan UTBK sudah sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari kondisi jaringan internet dan listrik yang baik. Terkait dengan soal-soal UTBK, Jems katakan, pada umumnya sulit dikerjakan, terutama pada Tes

Jems Fanggidae

Kompetensi Akademik (TPA). “Soal TKA kebanyakan itu sulit, karena materinya banyak, seperti Geografi, Ekonomi, Sejarah dan lainnya,” ujarnya usai mengikuti UTBK di UPT Puskom. Kendati demikian, alumni SMA N 3 Kupang ini berharap agar dapat memperoleh nilai tinggi, sehingga bisa diterima di Undana. “Saya ambil Prodi FEB dan Prodi Administrasi Bisnis FKIP,” tambahnya.

Melania Feltiani

Hal senada disampaikan Melania Feltiani, peserta UTBK Undana lainnya. Melania mengatakan, proses UTBK berjalan dengan sangat lancar, karena panitia sudah bekerja sangat baik. Mulai dari pemeriksaan perlengkapan UTBK saat masuk ruangan hingga penerapan Prokes. Ia juga mengaku, soal-soal UTBK yang dikerjakan sangat sulit. “Menurut saya, yang sulit itu Bahasa Inggris dan soal-soal TPA, seperti geografi,” ungkapnya. Melania menyebut, saat mendaftar, dirinya mengambil Prodi Sastra Bahasa Inggris dan Sastra Bahasa Indonesia. Karena itu, Melania berharap, dirinya bisa diterima di PTN yang diinginkan (rfl).