close

Yayasan Garda Peduli Anak Panti (GPAP)

YOGYAKARTA (20/05) Setiap anak pasti punya mimpi untuk mendapatkan kesempatan terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Mendapatkan kesempatan menuju perguruan tinggi terbaik tak hanya didapatkan dari siswa yang berasal dari keluarga mampu saja, namun juga berasal dari keluarga tak mampu. 

Seperti halnya siswa yang berasal dari panti asuhan. Mereka juga harus mendapatkan hak yang sama dalam bersekolah. Yayasan Garda Peduli Anak Panti (GPAP) merupakan salah satu yayasan besutan Anggota BSNP Kemendikbud dan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Senior, Prof. Suyanto,Ph.D. yang sangat peduli dengan pendidikan anak panti. 

Bentuk kepedulian inilah yang mengantarkan yayasan ini terus maju dan berkembang hingga mencapai usia 7 tahun. Selain Prof. Suyanto, Ph.D., pada peringatan ulang tahun yayasan yang ketujuh ini turut dihadiri oleh Prof. Aliyah Rasyid Baswedan (Ketua Dewan Pertimbangan Yayasan, yang juga Ibu dari Gubernur DKI) dan Prof. Sumaryanto (Rektor UNY) pada Jumat (02/03) lalu. 

Harapan Prof. Suyanto di Milad Ke-7 Yayasan GPAP

Berdirinya yayasan GPAP  tak luput dari masa lalu Prof. Suyanto yang selalu merasa bahagia ketika berbagi kebahagiaan di hari ulang tahunnya di panti. Dari sinilah, maka beliau bertekad mengajak semua orang untuk berbuat kebaikan melalui berdirinya yayasan ini. 

“Mengajak dalam hal kebaikan harus terus dilakukan, maka kamu akan terus merasakan kebahagiaan jika bisa membantu banyak orang terutama bagi mereka yang ingin mencari ilmu dan melanjutkan studi,” ujar Prof. Suyanto. 

Baca Juga :  Beri Solusi Distribusi Vaksin, Mahasiswa ITS Juarai Kompetisi DHL

Pada peringatan milad yang ke-7 ini Suyanto berharap agar Yayasan GPAP dapat terus berkembang pesat. Sehingga bisa membawa jihad sosial bagi semua orang untuk saling membantu.  Tak lupa beliau juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu. 

“Saya sangat berharap bahwa Yayasan ini akan terus berkembang seiring berkembangnya zaman. Sehingga bisa membawa banyak orang melakukan jihad sosial dalam konteks saling membantu satu sama lain,” ungkapnya. 

Selain Prof. Suyanto, dalam sambutannya,  Ketua Dewan Pertimbangan Yayasan, Prof. Aliyah,  juga menyampaikan harapan besar kepada Yayasan GPAP. Di usia yang mencapai 7 tahun ini, Yayasan GPAP diharapkan mampu membantu banyak anak panti asuhan yang ingin melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. 

“Melalui Yayasan ini, kita dapat menyalurkan kebaikan kepada semua orang yang membutuhkan terutama dalam bidang pendidikan. Sehingga kita bisa saling berbagi dan mewujudkan mimpi banyak anak untuk studi ke perguruan tinggi. Di peringatan milad yang ke-7 ini mudah-mudahan Yayasan GPAP bisa berkembang dengan pesat dan bisa menebarkan kebaikan kepada yang membutuhkan,” tutup Prof. Aliyah.

Melalui peluncuran GPAP sebagai yayasan berbadan hukum, Suyanto ingin anak yatim tak merasakan hidup dengan kurang layak. Fasilitas hidup yang layak dan kesempatan belajar, menjadi dua hal yang ingin dihadirkan oleh GPAP.

Baca Juga :  Tim Bayucaraka ITS Sabet Medali Perak di SAFMC 2024

Agar Yatim Tak Merasa “Yatim”

Hal ini telah dibuktikan di Panti Sejahtera, yang menjadi lokasi peluncuran GPAP. Panti tersebut memiliki bangunan layaknya rumah perumahan dengan joglo yang cukup besar. Bahkan, panti itu berdiri di atas sebuah bukit yang seluruh tanahnya merupakan wakaf dari seorang dermawan.

“Panti ini tidak kelihatan seperti panti. Tanah dan bangunannya, termasuk makam muslim yang juga ada di gunung ini, merupakan donasi dari dermawan Jakarta. Melalui fasilitas ini, kami tidak ingin anak yatim merasa yatim,” imbuh Suyanto.

Kedepan, GPAP akan menggunakan pola seperti yang telah dilakukan di Panti Sejahtera dalam membina panti lainnya. Termasuk mengantarkan anak asuh yang tinggal di panti, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi di UNY Kampus Gunungkidul yang berlokasi relatif dekat dengan Panti Sejahtera.

Asa tersebut disambut baik oleh Prof. Sutrisna Wibawa Rektor UNY yang juga menjabat sebagai Dewan Pengawas GPAP. Sutrisna  mendorong anak panti untuk menjadi kreatif inovatif serta belajar sengan tekun. Sehingga menjadi anak yang cerdas dan memiliki masa depan cerah kelak ketika dewasa.

“Saya menyambut baik, dan saya mendorong anak panti binaan GPAP, mari gunakan fasilitas yang ada untuk terus meningkatkan kualitas diri. Jadilah anak yang pintar, maka anda dapat menuntut ilmu setinggi mungkin. Jangan khawatirkan tentang biaya,” pungkas Sutrisna meyakinkan para anak asuh panti.