close

Mahasiswa ITS Gagas Rancangan Bendungan Hemat Biaya

(Dari kanan) Maulana Ibnu Hafiduddin, Muhammad Arif Billah, dan Wicaq Nurdianto bersama Dekan Fakultas Vokasi Universitas Mataram 

Kampus ITS, ITS News – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) rancang inovasi bendungan dengan melibatkan Internet of Things (IoT). Selain itu, gagasan yang diusung tiga mahasiswa Departemen Infrastruktur Sipil ITS ini juga menitikberatkan pada topografi dan tenaga kerja bendungan sehingga biaya pembangunan dan operasional bendungan menjadi lebih efisien.

Salah satu anggota tim penggagas, Muhammad Arif Billah, mengatakan bahwa mereka merancang penggunaan IoT pada sistem buka-tutup pintu air. Ia menjelaskan, mereka menggunakan sensor ultrasonik untuk mengukur ketinggian air. “Berdasarkan hasil pengukuran sensor, sistem kemudian menentukan lebar pintu air yang perlu dibuka,” tuturnya.

Baca Juga :  Undangan Peliputan: Seminar daring dengan tema “Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia”
Ilustrasi Bendungan Tirta Abyudaya jika diisi air nampak samping

Mahasiswa yang akrab disapa Billah ini melanjutkan, sistem ini akan membantu operator pintu air yang biasa menentukan lebar pintu air secara manual menggunakan tanda di dinding bendungan. Oleh karena itu, inovasi  ini diharap dapat mengurangi risiko kesalahan perhitungan dan mengefisiensi tenaga kerja.

Selain itu, tim juga merancang topografi yang efisien untuk bendungan setinggi 43 meter ini sehingga dapat mengaliri irigasi, menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA), memenuhi kebutuhan air bersih, dan menjadi tempat wisata wisata. “Dengan perancangan topografi yang tepat, maka biaya pembangunan bendungan dapat berkurang dari satu triliun rupiah menjadi 400 miliar rupiah saja.” ungkap Mahasiswa Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut.

Baca Juga :  Unila Rintis Potensi Pengembangan Kerja Sama dengan KBRI untuk Kenya
Ilustrasi Bendungan Tirta Abyudaya jika dilihat dari atas

Hasil rancangan bendungan ini sejalan dengan ide awal pembuatan gagasan tersebut. Menurut Billah, latar belakang digagasnya ide ini adalah keinginan tim untuk melakukan efisiensi biaya dalam operasional dan pembangunan bendungan. “Sistem pintu air yang otonomus dan topologi pembangunan yang ada menjadikan pembiayaan lebih murah,” sebutnya.

Bersama dua rekannya, Maulana Ibnu Hafiduddin dan Wicaq Nurdianto, gagasan bendungan ini diberi nama Tirta Abyudaya. Sesuai namanya, Billah berharap Tirta Abyudaya diharap dapat menjadi bendungan yang memakmurkan masyarakat yang ada disekitarnya. Di bawah bimbingan Ir Ismail Saud ST MT, bendungan ini berhasil menggaet Juara 3 pada Lomba Rancang Bendungan Nasional 2022 yang dihelat oleh Universitas Mataram. (HUMAS ITS)