close

Tim Nawasena ITS Sabet Juara di Kompetisi Desain Feri Internasional di Amerika

Tim Nawasena ITS saat meraih penghargaan juara pada International Student Design Competition 2023 yang digelar oleh WFSA di New York, Amerika Serikat

Kampus ITS, ITS News – Tim Nawasena dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membanggakan kembali nama almamater dan bangsa Indonesia di kancah internasional. Kali ini, tim yang berasal dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS tersebut berhasil raih peringkat ketiga dalam International Student Design Competition 2023 yang digelar oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA).

Prestasi tersebut diumumkan secara luring di New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (28/4). General Manager tim Nawasena ITS Ipung Nur Wahyu Fadholi mengungkapkan, timnya telah mulai mendesain kapal yang dilombakan pada pertandingan ini sejak bulan Oktober tahun lalu. “Proses perancangan kapal yang bernama MV Maganda ini sendiri dilakukan oleh sepuluh orang anggota tim yang seluruhnya berasal dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS,” jelasnya.

Ipung memaparkan bahwa penilaian kompetisi yang dilakukan sejak Februari lalu setelah hasil desain dikirimkan ke panitia ini berfokus pada perancangan kapal feri bertenaga listrik yang diproyeksikan dapat melintasi Sungai Pasig di Manila, Filipina dengan aman. Menyesuaikan dengan ketentuan ini, tim Nawasena ITS merancang MV Maganda sebagai kapal yang sepenuhnya ditenagai oleh listrik. Kapal ini sendiri dilengkapi dengan 15 set baterai yang masing-masing baterainya memiliki daya sebesar 8,6 kilowatt per jam.

Baca Juga :  Pelayanan Kesehatan Primer di Tingkat Akar Rumput adalah Kunci Penanganan Pandemi Covid-19
Desain Kapal MV Maganda rancangan Tim Nawasena ITS yang dilombakan pada International Student Design Competition 2023 yang berhasil meraih juara 3 di Amerika Serikat

Ipung melanjutkan bahwa sebetulnya ini merupakan kali pertama tim Nawasena ITS merancang desain kapal bertenaga listrik. Kapal-kapal yang didesain oleh Nawasena ITS sebelumnya masih bertenaga diesel atau hybrid (campuran antara bahan bakar fosil dan listrik). Mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS itu pun mengakui bahwa merancang bagian pasokan energi listrik ini merupakan tantangan yang paling sulit dalam perlombaan tersebut.

Meskipun mengalami kesulitan pada bagian pasokan energi tersebut, Ipung mengungkapkan bahwa dirinya dan anggota tim Nawasena ITS lainnya belajar banyak mengenai energi listrik pada perlombaan kali ini. “Di sini kami belajar banyak hal terkait keamanan baterai, seperti penempatan baterai yang baik dan cara mencegah kerusakan pada baterai,” bebernya.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Majukan Pelayanan Kominfo
Ipung Nur Wahyu Fadholi (ketiga dari kanan) saat mewakili tim Nawasena ITS menerima penghargaan juara di New York, Amerika Serikat

Di akhir wawancara secara daring dari AS, mahasiswa angkatan 2019 itu menyampaikan bahwa ia berharap agar tim Nawasena ITS dapat mengikuti lebih banyak lomba-lomba internasional lain ke depannya. “Saya juga berharap agar teman-teman di tim Nawasena ITS bisa mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah didapat di tim ini saat di dunia kerja nantinya,” tuturnya penuh harap.

Pada perlombaan yang diselenggarakan secara daring ini, tim Nawasena ITS menghadapi banyak tim hebat dari berbagai negara dan perguruan tinggi. Selain itu, peserta yang mengikuti perlombaan ini tidak hanya dari mahasiswa yang menempuh pendidikan S1, tetapi ada juga peserta dari mahasiswa yang menempuh pendidikan S2. Seperti halnya tim yang menjadi juara 1 dan 2 di kompetisi ini, yakni tim dari University of Bremen dan Rostock University, Jerman. (HUMAS ITS)