close

ITS Mengajar 2023 Kembali Hadir Jangkau Daerah Terpencil

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama mahasiswa yang hadir dalam safari program ITS Mengajar for Indonesia (IFI) 2023

Kampus ITS, ITS News — Kurangnya pemerataan akses pendidikan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) menjadi salah satu faktor penghambat pendidikan di Indonesia. Melihat hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melaksanakan safari (roadshow) program ITS Mengajar For Indonesia (IFI) pada Sabtu (28/10).

Dalam safari itu, Ketua Pelaksana IFI, Putri Sekartaji Nur Anggun, memaparkan bahwa kegiatan yang aktif sejak 2011 ini akan berlangsung pada Januari 2024 dengan menyasar daerah 3T di luar Surabaya. Putri menambahkan, daerah 3T dipilih sebagai lokasi kegiatan akibat kurangnya akses pendidikan dengan jumlah pendidik dan kualitas guru yang belum memadai.

Baca Juga :  Olah Sampah Organik, Mahasiswa ITS Rancang Aplikasi GOTWASTE

Dengan mengusung tema Membangun Generasi Emas untuk Membangun Indonesia, IFI senantiasa mendorong mahasiswa ITS untuk berkontribusi dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. “Kita ingin memberikan bekal pembelajaran bagi anak-anak dan penyuluhan bagi masyarakat sekitar terkait suatu topik tertentu,” ujar mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) IFI, Kiki Eka Dwintasari, turut menyampaikan bahwa kegiatan ini membuka lebar peluang bagi mahasiswa yang ingin bergabung sebagai relawan pendidik. Kiki menjelaskan, relawan pendidik akan mendapatkan pelatihan sebelum terjun ke lapangan. “Mereka akan diberi pembekalan terkait cara mendidik dan berinteraksi dengan anak-anak,” tambahnya.

Sesi materi yang disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) ITS Mengajar For Indonesia (IFI), Kiki Eka Dwintasari

Turut menyadari hubungan multiperan dalam pendidikan anak, Kiki menjelaskan, program ini tidak hanya menargetkan anak-anak, tetapi juga peran orang tua. Pihaknya ikut menggandeng pendidik profesional dalam melakukan sosialisasi terkait kesehatan, kegiatan peduli lingkungan, dan pelatihan ekonomi kreatif. Bagi mahasiswa Departemen Fisika itu, IFI dapat menjadi wadah kerja sama bagi pendidik dan komunitas yang ingin bergabung.

Baca Juga :  Edukasi Santri Di Pondok Pesantren, Upaya Cegah Covid-19

Lebih dari sekadar mengajar, IFI juga mendukung taraf hidup peserta didik mereka dengan menerima bantuan donasi berupa dana pendidikan, alat tulis, mainan, dan sebagainya yang akan disalurkan ke daerah sasaran. “Kita melihat antusiasme anak-anak dan masyarakat menerima bantuan dari kita di tahun-tahun sebelumnya,” ujar perempuan asal Kota Mojokerto tersebut.

Sebagai kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus pada penanganan masalah pendidikan, Kiki berharap program IFI dapat senantiasa membuat kualitas dan akses pendidikan menjadi lebih baik dan merata. “Semoga program ini memberikan dampak berkelanjutan bagi anak-anak dan menjangkau daerah-daerah yang lebih luas,” tutupnya. (HUMAS ITS)