close

Undana Gelar Sosialisasi Program MSIB dan Merdeka Belajar 2024

KUPANG – Dalam rangka meningkatkan partisipasi mahasiswa pada Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar sosialisasi Program MBKM, khususnya pada Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 7 dan Program Kampus Mengajar Angkatan 8 tahun 2024.

Kegiatan yang dibuka Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. drh. Annytha Ina Rohi Detha, M.Si tersebut dilaksanakan di Auditorium Undana, Senin 27 Mei 2024.

Hadir pada kesempatan itu, Kepala Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Kampus Mengajar, Asri Aldila Putri, Kepala Lembaga Pengembangan, Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LPPPM), Dr. Ir. Jacob M. Ratu, M.Kes, Sekretaris LPPPM, Christien Corina Foenay, SE., M.Si, dan para PIC MSIB dan Kampus Mengajar.

Acara yang dimoderatori Kepala Pusat Pembelajaran Luar Prodi LPPPM, Dr. Yuliana Tandi Rubak, MP tersebut menghadirkan dua narasumber dari Tim Operasional Pusat Kampus Merdeka, yaitu Fatima dan Try Yulianti Nepa Fay, S.Th.

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. drh. Annytha Ina Rohi Detha, M.Si saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, secara umum MBKM memiliki 8 (delapan) program yang sangat bagus. Saat ini, Undana baru mengimplementasi 4 (empat) program, yakni MSIB, Kampus Mengajar, Praktisi Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).

Terkait dengan sosialisasi tersebut, menurut Prof. Annytha, dapat membuka cakrawala mahasiswa, bagaimana terlibat dan bisa mendapat manfaat  dari program MBKM. Prof. Annytha menyampaikan bahwa melalui MBKM, kesempatan bagi mahasiswa melihat dunia luar diatur dengan baik agar bisa mendapatkan manfaat.  

“Ketika teman-teman terjun di dunia pekerjaan dan masyarakat, adik-adik sudah bisa persiapkan. Contoh, program MSIB di luar, sebenarnya ada banyak hal yang bisa diperoleh, karena dunia kerja punya dinamikanya sendiri. Adik-adik bisa jadikan sebagai potret untuk melihat realitas di masa depan,” ujar Prof. Annytha.

“Puji Tuhan, semua program dalam MBKM yang diikuti mahasiswa, difasilitasi oleh pemerintah. Di kampus pun, kami komitmen, jika adik-adik ambil MBKM 20 SKS di luar kampus, setelah itu kami kan rekognisi,” tambah WR I Undana.

WR I Undana bahkan mempersilahkan mahasiswa untuk menyampaikan kepadanya, jika sejumlah program MBKM yang diikuti tidak direkognisi pihak Prodi.

WR I, Prof. Annyta Detha saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka sosialisasi MBKM.

“Kalau di antara adik-adik, ada yang tidak direkognisi, (silahkan) lapor WR 1, kami akan berkomunikasi dengan Koorprodi, adik-adik tidak usah khawatir apakah nanti nilai magang bisa direkognisi atau tidak (tentu bisa), karena ini juga merupakan kinerja universitas” tandas Prof. Annytha.

Lebih lanjut, ia mengatakan, setelah sosialisasi ini, mahasiswa juga akan mendapat pendampingan mulai dari proses pendaftaran hingga bisa mengikuti program MSIB, Kampus Mengajar dan lainnya.

Operasional Pusat Kampus Merdeka, Fatimah, saat menjelaskan Program MSIB, mengatakan bahwa secara umum, Program Kampus Merdeka memberi kesempatan bagi mahasiswa  untuk mencari pengalaman dan menimba ilmu di dunia nyata.

Baca Juga :  Program Praktisi Mengajar di Unsoed : Perkuat Kolaborasi Akademik dan Dunia Usaha

Khusus Program MSIB, kata Fatimah, telah diimplementasikan selama 6 semester, dan saat ini akan masuk semester ke 7. Program tersebut merupakan wujud nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk keterserapan di dunia kerja

“Program MSIB berupaya untuk mengurangi kesenjangan antara ketersediaan SDM berkualitas dengan permintaan dunia kerja dan industri/institusi mitra. Selain itu, mahasiswa juga mendapat nilai dan pengakuan SKS selama mengikuti MSIB,” ujarnya.

Beberapa manfaat, MSIB bagi alumni MSIB, yakni: Waktu tunggu alumni MSIB mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah adalah 1,1 bulan, lebih cepat dari rata-rata Nasional yang 4 bulan; Alumni dapat mengikuti sertifikasi kompetensi dan memperoleh gelar non-akademik; MSIB dapat memastikan “Mobilitas Vertikal” terjadi, memungkinkan alumni; MSIB naik ke tingkat jabatan yang lebih tinggi dalam hierarki DUDI (Dunia Usaha dan Industri).

Sementara itu, manfaat bagi Perguruan Tinggi dan Mitra DUDI, jelas Fatima, antara lain: Perguruan tinggi/prodi dapat mewujudkan link/match dan potensi kerjasama langsung dengan mitra DUDI; Program MSIB dapat memberikan kebermanfaatan bagi mitra DUDI dengan menggantikan program management train dan adanya potensi kerjasama antara Perusahaan dengan PT/prodi secara langsung; Meningkatkan citra mitra DUDI karena lowongan MSIBnya dapat diakses oleh seluruh mahasiswa se-Indonesia

MSIB, kata Fatima, pada angkatan pertama 2021 hingga kini, dari 3000 kampus yang berpartisipasi, pesertanya sudah lebih dari 150 ribu mahasiswa, yang terbagi merata di 1000 lebih perusahaan yang bermitra dengan MSIB.

Untuk Angkatan ke 7 ini, total sudah ada 550 mahasiswa yang mendaftar, 334 diantaranya yang sudah diverifikasi di Prodi. “Tentu akan bertambah karena masih ada pendaftaran hingga 10 Juni. Untuk kampus mengajar sudah ada 281 mahasiswa yang mendaftar, kita berharap dari jumlah ini akan terus bertambah, sehingga banyak yang akan lolos nantinya,” ujarnya.

Ia menyebut, kuota MSIB Angkatan ke 7 ini dibutuhkan sebanyak 49.610 mahasiswa dari  berbagai universitas di Indonesia. Khusus Undana, berdasarkan data pendaftar, saat ini yang sudah meminta rekomendasi ke PIC Prodi, yakni sebanyak 550 mahasiswa. Dari jumlah tersebut, yang sudah disetujui di tingkat Prodi sebanyak 321 mahasiswa, sementara yang disetujui pimpinan Undana, sebanyak 310 mahasiswa.

Kepala Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Kampus Mengajar, Asri Aldila Putri saat memberikan motivasi kepada mahasiswa Undana agar mengikuti Program MBKM, di sela-sela sosialisasi tersebut.

Try Yulianti Nepa Fay, S.Th ketika menjelaskan tentang Program Kampus Mengajar, mengatakan,  Kampus Mengajar, merupakan salah satu program MBKM yang hadir sebagai kanal pembelajaran yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar Prodi dengan menjadi mitra guru di sekolah untuk mengasah soft dan hard skill. Tugas utama adalah bersama guru membuat strategi pembelajaran secara kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Baca Juga :  Dorong Ketersediaan Plasma Konvalesen, ITS Sosialisasikan PlasmaHub

 “Selain itu, mahasiswa juga berkesempatan belajar mengatasi masalah, merancang program dan implementasi program, serta mengukur dampak dari program yang dilaksanakan di sana,” ujarnya.

“Program tersebut akan dikembangkan berdasarkan passion dan bakat teman-teman mahasiswa terkait daya kreativitas. Di akhir dari program ini akan mendapat manfaat pengakuan SKS hingga 20 SKS,” sambungnya.

Oleh karena itu, ia mendorong mahasiswa untuk mendaftar pada Program Kampus Mengajar.  “Yang pertama adalah niat untuk mengikuti program kampus mengajar. Selanjutnya, siapkan dokumen yang diminta, apa saja, mulai dari, KTP, BPJS, dan pastikan mengikuti semua alur pendaftaran. Selanjutnya pahami semua alur penugasan, dan pasca penugasan agar memahami secara utuh terkait peran mahasiswa di sekolah penugasan,” jelasnya.

Pada akhir kesempatan, ia memberi pesan, sebagaimana Mendikbudristekdikti, Nadim A. Makarim bahwa kehadiran Program Kampus Mengajar telah banyak membantu mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi, memperkuat karakter dan menumbuk kesadaran akan persoalan pendidikan di berbagai pelosok Indonesia.

“Tentu ini, akan menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menjadi agent of change (agen perubahan) pendidikan di Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Rendi Djingi, satu alumni MSIB di Sekretariat Jenderal Komis 5 DPR RI, saat menyampaikan testimoni bahwa Program MSIB adalah program yang sangat luar biasa yang sangat bermanfaat bagi masa depan mahasiswa. Menurutnya, MSIB berbeda dengan program lainnya, karena bukan hanya program magang biasa, karena selain bekerja, mahasiswa juga berkesempatan untuk belajar.

“Karena di sana (di Sekretariat Jenderal Komis 5 DPR RI), saya mempunyai 2 kategori jadwal. Senin dan Jumat itu saya ada kuliah umum, artinya, ada proses belajar untuk saya. Sedangkan Selasa sampai Kamis, saya bekerja sesuai job desk yang diberikan,” kenang Rendi.

Selain itu, program ini memberikan dampak positif bagi teman2 mahasiswa, jika teman-teman sudah lulus, maka akan didampingi profesional atau mentor-mentor yang sangat ahli di bidangnya.

“Waktu saya ikut MSIB, saya dibimbing 2 mentor dan 10 co-mentor sehingga saya benar-benar dilatih dan diasah kemampuan, kepemimpinan dan lain-lainnya. Kami belajar tentang bagaimana fotografi, MC, mengurus dengan baik semua tugas. Selain itu, kita diberi dukungan secara materi dan jasmani,” kisah Rendi.

“Kami mendapat jaminan kesehatan dan bantuan bantuan biaya hidup, hampir mendekati UMR Jakarta. Ketika teman-teman ikut MSIB fokus utama bukan pada bantuan biaya hidup, tapi sertifikat berstandar nasional, disertai pengalaman dan skill baru. Jadi, banyak sekali manfaat yang diperoleh ketika kita ikut MSIB,” pungkasnya. (rfl)