close

IPB University Gandeng 5 Bupati di Jabar Untuk Pengembangan Data Desa Presisi

IPB University bersama lima bupati di Jawa Barat menandatangani kerjasama pengembangan data desa presisi. Lima bupati tersebut adalah bupati Cirebon, Majalengka, Cianjur, Indramayu dan Kuningan.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan data desa presisi telah dipakai di 21 kabupaten di Indonesia. Data desa presisi ini, katanya, akan menjadi data potensial untuk kepentingan pembangunan daerah maupun nasional.

“Data desa presisi ini di dalamnya ada data spasial maupun numerik yang bersifat partisipatif. Oleh karena itu, pengembangan data desa presisi diharapkan terus bergulir dan banyak yang memanfaatkan baik oleh masyarakat maupun pemerintah,” ujar Prof Arif Satria ketika menandatangani kerjasama dengan lima bupati Jawa Barat di Cirebon, 17/4.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri RI, Kementerian Sosial RI beserta Forum Rektor Indonesia (FRI) telah menandatangani kerjasama dengan IPB University untuk mengembangkan data desa presisi. Bahkan Presiden RI, Joko Widodo juga mengapresiasi kehadiran inovasi data desa presisi ini.

Baca Juga :  Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023, Perguruan Tinggi Fleksibel Kembangkan Standar Kompetensi Lulusan

“Ini salah satu inovasi IPB University yang dapat menjadi solusi dalam memecahkan masalah di masyarakat. Oleh karena itu, kami mengajak pemerintah daerah dan perguruan tinggi di daerah untuk mengembangkan data desa presisi,” tambah Prof Arif Satria.

Lebih lanjut ia mengatakan, kehadiran data desa presisi ini diharapkan dapat membantu percepatan pembangunan terutama pembangunan pertanian. Pasalnya, pembangunan pertanian saat ini memerlukan data akurat sehingga diperlukan inovasi seperti data desa presisi. Dengan demikian pembangunan yang akurat dapat terwujud dengan data yang akurat juga.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB University, Dr Ernan Rustiadi mengatakan data presisi merupakan hasil dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh IPB University. Ia mengatakan, data desa presisi ini dapat diintegrasikan dengan program kuliah kerja nyata tematik (KKNT).

“Sejak tahun lalu atau sejak kehadiran pandemi COVID-19, pelaksanaan KKNT dilakukan secara domisili di wilayah tempat tinggal mahasiswa masing-masing. Kami siap akan membantu pelaksanaan KKNT dengan mengintegrasikan data desa presisi di dalamnya,” ujar Dr Ernan.

Baca Juga :  Unesa Buat Robot Pengantar Makanan Khusus Pasien Covid-19

Dengan data desa presisi ini, lanjut Dr Ernan, diharapkan dapat membantu mewujudkan program unggulan kabupaten seperti program kemandirian pangan di desa-desa Jawa Barat.  

Sementara, Dr Sofyan Sjaf, penggagas DDP sekaligus Wakil Kepala LPPM IPB University bidang Pengabdian kepada Masyarakat mengatakan “Sebagai penggagas saya sangat bahagia karena DDP sudah mulai didengar di daerah-daerah di indonesia, khususnya Jawa Barat.”

Jawa Barat ini, katanya, adalah salah satu barometer Indonesia sehingga harapannya DDP bisa diimplementasikan di seluruh Indonesia.

Bupati Cirebon, Imron, mengatakan dirinya sangat senang bisa bekerjasama dengan IPB University dalam pengembangan data daerah. “Kami berharap pengembangan dan pembangunan data daerah terutama Cirebon dapat lebih akurat sehingga pembangunan yang kami lakukan juga lebih sesuai,” ujarnya. (RA)