close

Presiden Jokowi Kunjungi KEP IPB University di Malang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Rektor IPB University, Prof Arif Satria melakukan kunjungan ke Komunitas Estate Padi (KEP) IPB University di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, 29/4 untuk menyaksikan panen padi IPB 3S, penanaman dan penggilingan padi.

“Ini hasil yang bagus sekali, nanti saya akan koordinasi dengan pak Rektor supaya ini bisa dikembangkan dengan jumlah yang lebih besar lagi,” ujar Jokowi.  Ia mengatakan, kehadiran konsep KEP IPB University ini dapat menjadi solusi dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan. “Sehingga kedaulatan dan ketahanan pangan kita betul-betul bisa kita raih tanpa kita harus impor dari negara lain,” ungkap Jokowi.  Tak hanya Presiden Jokowi, turut hadir dalam kegiatan panen ini, Ketua DPR RI Puan Maharani beserta sejumlah menteri dan Gubernur Jawa Timur.  

Kelembagaan Komunitas Estate Padi (KEP) IPB University adalah konsolidasi manajemen usahatani dimana usahatani padi dikelola dengan manajemen skala estate. Masyarakat yang tergabung dalam lembaga KEP bisa mengakses teknologi, perbankan, sumber sarana produksi, prosesing, maupun pasar. KEP membuat  usahatani lebih efisien, produktivitas tinggi dan meningkatkan pendapatan karena hulu-hilir. Dalam KEP ini juga dilakukan penguatan sosial budaya dan kelembagaan petani padi.

KEP yang memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya penguatan kelembagaan usaha tani padi ini dilakukan berbasis kawasan sehamparan, kolektif berjamaah. Tak hanya itu, di kawasan ini dilakukan analisis indeks tanah, pemetaan lahan dan tata kelola air berbasis information technology  (IT) dengan menggunakan drone yaitu teknologi budidaya (Denfarm). Juga dilakukan rintisan perusahaan (start up) berbasis IT serta  pengembangan/aplikasi Agro Sistem Cerdas.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Daerah, ITS Kerja Sama dengan Pemkab Tulungagung

Rektor IPB University, Prof Arif Satria menjelaskan, saat ini IPB University sedang bersemangat membangun learning center di berbagai daerah di Indonesia. “IPB University sedang gencar-gencarnya mengembangkan learning center di berbagai daerah. Salah satunya adalah learning center untuk padi,” kata Prof Arif Satria.

Prof Arif menjelaskan, di learning center ini, dibangun kolaborasi antara IPB University, pemerintah daerah, petani, dan perguruan tinggi lokal, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOT) Provinsi Jawa Timur.  

“Khusus untuk padi, riset-riset aksi terus dikembangkan dengan mengadopsi teknologi 4.0,” jelas Prof Arif Satria. “Learning Center untuk petani ini sekaligus sebagai wahana untuk merdeka belajar bagi mahasiswa dan dosen,” lanjutnya.

Sementara, Dr Sugiyanta, Dekan Fakultas Pertanian IPB University menjelaskan, panen padi IPB-3S di Desa Kanigoro merupakan hasil dari Proyek Penelitian Prioritas Riset Nasional (PRN) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Dr Amiruddin Saleh, Peneliti dan Pembina KEP Kanigoro Jaya Makmur di Malang ini mengungkapkan bahwa KEP ini  beranggotakan 69 orang dan akan terus bertambah keanggotaannya dan sudah berbadan hukum (akte notaris).  “KEP Kanigoro Jaya Makmur ini memiliki visi, misi, anggaran dasar/anggaran rumah tangga, tujuan dan aktivitasnya. Pertemuan rutin petani digelar tiap minggu di KEP ini, dipandu tenaga pendamping dari IPB University. Pertemuan rutin dengan tim IPB University juga dilakukan secara daring dengan frekuensi  dua kali setiap bulan dalam bentuk Santai Berbincang (Sancang), dan Bimbingan Teknis (Bimtek) offline  setiap dua bulan sekali. Selain itu juga dilakukan kunjungan lapang oleh tim IPB University ke lokasi KEP.

Baca Juga :  FSR ISI Yogyakarta Selenggarakan Pameran Seni Rupa bertajuk Kebangkitan Seni Rupa di Era New Normal

“Kita bangun start up di lokasi KEP dengan mengimplementasikan bimbingan dari dosen-dosen IPB University, ” jelasnya.

Lebih lanjut diungkap Dr Amirudin bahwa hasil penanaman padi di areal Demfarm, seluas 6 hektar, didapatkan hasil bahwa varietas IPB 3S produktivitasnya paling tinggi dibanding varietas lain yang ditanam seperti  IR46, IR64, Inpari42 juga varietas Ciherang dan Cibogo yang biasa ditanam petani.

“Kita juga telah menyusun standar operasional prosedur (SOP) Kelembagaan KEP, yaitu  SOP Agrotekno dengan penetapan indeks tanah/lahan untuk merekomendasikan pemberian nutrisi, pupuk model pengolahan tanah dan memperkenalkan penggunaan teknologi pertanian (mekanisasi) sejalan dengan konsep IPB Agromaritim 4.0, ” jelasnya.

Melalui KEP telah timbul sinergitas ilmu pengetahuan (hasil riset IPB) dengan pengalaman petani. Jadi proses ini bukan top down dan iteratif, tapi sesuai ekologi setempat. Upaya tersebut dilakukan dalam bentuk membangun kelembagaan KEP di kawasan sehamparan dengan minimal 101 hektar secara bisnis kolektif berjamaah. Dari luasan itu 100 hektar  untuk agrotekno padi konsumsi dan 1 hektar untuk padi benih/penangkar.