close

IPB University Bekerjasama dengan Microsoft dan Kementerian Pertanian Dorong Percepatan Transformasi Digital Agromaritim

Transformasi digital sudah merupakan keniscayaan di era revolusi industri 4.0, apalagi di bidang Agro-maritim. Masa depan pertanian sangat bergantung pada transformasi digital, ujar Rektor IPB University, Prof Arif Satria, dalam pembukaan Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk “Percepatan Transformasi Digital di Bidang Agromaritim”, (2/12). FGD ini digelar oleh Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis (DPIS) IPB University

Lebih lanjut, Prof Arif mengungkapkan bahwa IPB University tidak hentinya mendorong percepatan transformasi digital melalui berbagai inovasi. Bahkan, IPB University telah lama mengenalkan konsep Agro-maritim 4.0 yang memanfaatkan artificial intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain dan big data analytic untuk menghasilkan produk unggul, presisi, efisien dan berkelanjutan.

Hadir sebagai pemantik FGD, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI, Kasdi Subagyono, Director National Technology Officer – Microsoft Indonesia, Panji Wasmana dan Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof Anas Dinurrohman Susila.

Dalam paparannya, Kasdi menjelaskan beragam digitalisasi pertanian telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Namun yang menjadi kendala sampai saat ini adalah akses terhadap teknologi tersebut oleh para petani. “Untuk itu, dalam teknologi digital diperlukan juga transformasi pengetahuan kepada para pelaku usaha. Salah satu instrumennya bisa menggunakan bimbingan teknis,” jelas Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian tersebut.  

Baca Juga :  Tim Nogogeni ITS Kembali Raih Kemenangan di KMHE 2024

Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof Anas Dinurrohman Susila menekankan pentingnya pertanian presisi untuk membantu pengambilan keputusan dalam kegiatan produksi. Katakanlah untuk keperluan budidaya, takaran pupuk dan air perlu diberikan seakurat mungkin. “Selain itu, data presisi yang digunakan juga ialah data yang berkorelasi langsung dengan kondisi real time yang ada, seperti iklim atau cuaca setempat. Di sisi lain, aplikasi dan teknologi digital yang paling sedikit (digunakan) adalah pertanian presisi, yaitu hanya 13 persen jika dibandingkan dengan sektor yang lain. Di dalam pertanian presisi pun teknologi yang digunakan masih terbatas pada remote sensor,” jelas Pakar Hortikultura IPB University tersebut. 

Sementara itu, Director National Technology Officer – Microsoft Indonesia, Panji Wasmana menyatakan bahwa pertanian presisi meningkatkan efisiensi sampai 23 persen. 
“Salah satu aspek yang memberikan kontribusi besar pada pengembangan pertanian digital adalah digital supply chain management. Ia dapat meningkatkan efisiensi logistik pertanian secara signifikan,” jelasnya.

Baca Juga :  Jaring Mahasiswa Internasional, ITS Gelar Seleksi Langsung di Timor Leste

Lebih lanjut, ia mengharapkan, dapat terbangun digital alliance pertanian dalam mendukung ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan, salah satunya melalui FGD ini.

Kegiatan FGD ini merupakan rangkaian penutup dari empat Strategic Talk series transformasi digital yang telah diselenggarakan sebelumnya. FGD dihadiri oleh berbagai stakeholder yang berasal dari instansi pemerintah, perguruan tinggi, lembaga non-pemerintah dan profesi, swasta, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan juga pihak perbankan. 
Salah satu output dari FGD ini ialah dihasilkan Policy Paper, sebagai produk pengetahuan yang mendorong Science Policy Interface. Tujuannya untuk memberikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk mendorong percepatan transformasi digital di bidang agromaritim. (MIK/Zul)