Merenda Asa Melalui Kampus Mengajar

Banyak analogi yang dapat menggambarkan program Kampus Mengajar. Dia bisa menjadi sebuah garis yang menghubungkan titik-titik yang tersebar di mana-mana.

Titik pertama, misalnya, sebuah sekolah di tengah kota Bandung yang sedang berjuang mengikis ketertinggalan akibat pandemi. Mereka terhubung dengan titik lain yaitu seorang mahasiswi yang membawa ide segar untuk mengatasi ketertinggalan tersebut.

Kampus mengajar juga bisa diibaratkan cat tembok yang indah. Para pengajar yang datang dari luar bisa memberikan lebih banyak warna di dinding-dinding kelas. Sehingga suasana belajar mengajar bisa lebih ceria.

Program ini juga bisa menjadi seperti lentera bagi mahasiswa yang terlibat. Kampus Mengajar bisa menjadi titik terang ketika para mahasiswa bingung dalam kegelapan pertanyaan bagaimana saya bisa menuangkan ilmu yang didapat dari dunia perkuliahan.

Apapun analoginya, semangat yang dibawa program Kampus Mengajar adalah perubahan dan adaptasi ke arah lebih baik dalam dunia pendidikan. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pernah berkata bahwa dinamika perubahan menuntut dunia pendidikan untuk bergerak maju, adaptif, dan kreatif lebih cepat dari sebelumnya.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 2.67 out of 5)
Loading...
BACA UNDUH