close

Cerita Mahasiswa Faperta Unihaz Bengkulu mengikuti program MBKM dari Kemdikbudristek dan mitra

Merdeka memilih untuk belajar maksimal 2 semester di luar perguruan tinggi merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan tinggi Indonesia. Mahasiswa difasilitasi untuk mengambil keputusan menambah ilmu dan wawasan tidak saja di luar program studi tetapi juga di luar perguruan tinggi. Fasilitasi yang paling membuat mahasiswa tidak ragu adalah konversi nilai setara dengan 20 sks.

Dengan fasilitasi ini, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Prof Dr Hazairin SH Bengkulu bersemangat untuk mengikuti beberapa program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan lembaga/perusahaan mitra. Beberapa program yang telah dan sedang diikuti oleh mahasiswa Faperta Unihaz Bengkulu adalah Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Pejuang Muda, dan Kampus Mengajar. Mereka ikut seleksi dan yang lulus adalah Yudho Pamungkas (MSIB, 2021), Juwinten (Pejuang Muda ,2021), Gusti Pranata (Pejuang Muda, 2021), Beta Agustina (Kampus Mengajar Angkatan 3, 2022), Yopi Doyosi (Kampus Mengajar Angkatan 3, 2022), Dwi Wahyudi (Kampus Mengajar Angkatan 4, 2022), Melina Sulastri (Kampus Mengajar Angkatan 4, 2022), Riski Titania (Kampus Mengajar Angkatan 4, 2022), Beta Agustina (MSIB, 2022), Aidil Nursyah (MSIB, 2022), Affan Mahmudi (MSIB, 2022) dan Andi (MSIB, 2022).

“Awalnya coba-coba dan agak ragu sebenarnya apakah akan lulus, ternyata saya dinyatakan lulus” tutur Beta dengan sangat senang ketika melaporkan kelulusannya kepada dosen pembimbing akademiknya.

Implementasi ilmu perkuliahan

Yang paling membuat mahasiswa senang adalah kesempatan untuk melihat penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam bangku kuliah dalam usaha skala industri. Mahasiswa didorong dan dilatih secara nyata untuk berinovasi dengan berbagai macam pertimbangan terkait dengan produk yang dihasilkan. Inovasi harus acceptable bagi konsumen dan perusahaan.

Baca Juga :  Tales from around the World Edisi Eropa: Secuplik Gambaran Pengalaman Mahasiswa Indonesia di Benua Eropa

“Praktikum di kampus tidak dilakukan dalam skala luas, tetapi skala kecil (skala praktikum) dengan peralatan yang seadanya. Di sini, saya benar-benar melihat usaha perikanan khususnya udang dengan skala industri dengan peralatan yang lengkap”. Demikian Yudho bercerita mengenai pengalamannya mengikuti MSIB di PT. Suri Tani Pemuka sebagai Shrimp Farm Technician. Selain Yudo, Affan dan Andi juga mengikuti MSIB MBKM di perusahaan yang sama pada tahun 2022 ini.

Aidil bercerita bahwa tim mereka pada PT Karya Petani Indonesia (Vestanesia) dituntut untuk berinovasi dan penuh dengan inisiatif. Mereka bekerja magang sebagai Food Innovator yang focus pada inovasi dan pendistribusian produk.

Melatih mental

Hal lain yang digarisbawahi oleh Riski, Dwi dan Melina adalah latihan mental. Mereka bertiga mengikuti Kampus Mengajar. Mereka adalah mahasiswa fakultas pertanian yang tidak pernah diajari cara mengajar di depan kelas. Keilmuan mereka memang cukup untuk mengajar di SD di tempat mereka ditugaskan tetapi program kampus mengajar yang diikuti ini melatih mereka untuk memiliki mental yang baik untuk berdiri di depan kelas. Dengan program MBKM, jurusan tidak menjadi pembatas dalam mengabdikan ilmu kepada masyarakat. Mahasiswa pertanian juga dapat mengajar di sekolah.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Suarakan Isu Food Waste Lewat Motion Comic

Soft Skill

Mahasiswa terlatih untuk berkomunikasi dengan berbagai karakter masyarakat. Program MBKM membuat mahasiswa berinteraksi dengan tim yang berasal dari berbagai daerah dan berbagai kampus. Mereka harus solid sebagai satu tim meskipun tidak baru saling kenal. Dalam menjalankan programnya, mahasiswa dengan tim bertemu dengan masyarakat secara langsung dengan berbagai kondisi baik status sosial, pendidikan, mental dan lain-lain. Mahasiswa yang mengikuti program Pejuan Muda MBKM yaitu Gusti Pranata dan Juwinten mengalami berbagai situasi berhadapan dengan masyarakat luas ketika terjun membantu kementerian sosial dalam memverifikasi data pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan, Fasilitas umum, pemberdayaan fakir miskin dan lansia, serta bantuan Sosial.

Teman baru dari berbagai daerah

Mereka semua terkesan dengan pengalaman bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa dari kampus lain di tempat mereka melaksanakan program MBKM. Ini merupakan kesempatan berjejaring bagi mahasiswa yang mungkin akan mereka butuhkan di kemudian hari baik ketika bekerja maupun membuka usaha pertanian secara mandiri. Mereka akan membutuhkan jejaring yang dapat membantu pekerjaan dan usaha mereka.

Bantuan transport, uang saku dan uang kuliah

Selain teman baru, mereka secara bersama-sama juga merasakan benefit program MBKM dari sisi finansial. Dengan biaya gratis, mereka dapat memperoleh pembelajaran yang sangat berharga yang mereka pelajari selama penempatan. Mereka dijamin dalam hal transportasi, uang saku dan bantuan uang kuliah. Jika kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan secara mandiri tentu membutuhkan uang yang tidak sedikit. Program MBKM sangat membantu mahasiswa di Faperta Unihaz dan Faperta Unihaz terus mendorong agar mahasiswa mengambil kesempatan ini dan mendorong untuk mencoba berbagai program lainnya seperti pertukaran pelajar, penelitian, wirausaha, IISMA dan lain-lain dalam flagship MBKM.

Sumber:
Faperta Unihaz, Danner Sagala