Mendikbudristek: MSIB Bukan Program Magang Biasa

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengungkapkan bahwa MSIB bukanlah program magang atau studi independen biasa. Mitra Industri yang menjadi rekanan untuk MSIB adalah perusahaan dan organisasi kelas dunia yang sudah terjamin kredibilitasnya, sehingga mahasiswa mendapatkan bimbingan (mentoring) dari para ahli yang berpengalaman.

“Ketika kami meluncurkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), saya berpesan kepada para mahasiswa untuk menghadapi tantangan di lautan dunia nyata. Mereka harus menjadi perenang yang handal, yang menguasai berbagai macam gaya, sehingga bisa menghadapi angin, menghadapi ombak mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar,” jelas Nadiem pada Sosialisasi Program MSIB Angkatan 3 secara daring, Selasa (31/5).

Sejak diluncurkan pada 2021, program MSIB telah menerjunkan lebih dari 37 ribu mahasiswa di lebih dari 250 mitra. Jumlah ini tersebar di angkatan 1 dan angkatan 2 yang saat ini masih menjalani aktivitas magang dan studi independen. Pada periode ini Kemendikbudristek akan membuka kesempatan bagi lebih dari 19 ribu mahasiswa untuk melakukan magang dan studi di lebih dari 150 mitra yang lolos proses seleksi.

Baca Juga :  Seratus Peserta Program IISMA Kembali ke Tanah Air Setelah Menyelesaikan Studi Satu Semester di Malaysia dan Italia

“Sungguh luar biasa bagaimana dalam waktu yang cukup singkat sudah ada puluhan ribu mahasiswa dari ratusan perguruan tinggi di Indonesia yang berani untuk mulai belajar berenang dengan mengikuti program-program unggulan MBKM, salah satunya magang dan studi independen bersertifikat,” ucap Nadiem.

MSIB merupakan salah satu program Kampus Merdeka yang dirancang untuk memastikan para mahasiswa mendapatkan kompetensi terbaik, kompetensi terkini, dan kompetensi terdepan untuk menghadapi dunia masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Diktiristek), Kemendikbudristek, Nizam menyampaikan bahwa saat ini Indonesia telah memasuki dunia digital pada tingkat advance.

Sekitar 23 Juta lapangan pekerjaan hilang tergantikan oleh sistem otomasi cerdas, robot, machine learning, dan sebagainya. Meski demikian, pekerjaan baru yang akan muncul jauh lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan yang hilang.

Baca Juga :  Meningkatkan Kualitas Pendidikan Dasar melalui Kampus Mengajar

Hanya catatannya menurut Nizam, banyak dari pekerjaan tersebut belum ada saat ini. Oleh karena itu, menjadi tugas perguruan tinggi untuk melengkapi para mahasiswa dengan kompetensi yang dibutuhkan pada masa kini dan masa depan.

“Orang sudah berbicara tentang metaverse, tentang artificial intelligence yang menggantikan banyak pekerjaan di dunia kita. Tugas kita di Perguruan Tinggi memastikan anak-anak kita para mahasiswa menjadi sarjana-sarjana yang kompeten,” tegas Nizam.

Pada kesempatan ini, Dirjen Diktiristek juga memaparkan hasil survei kepada para mahasiswa, mitra industri, dan para mentor. Lebih dari 90 persen mahasiswa ia sebut telah merekomendasikan apa yang mereka lakukan selama mereka mengikuti program MSIB.

“Hal ini menunjukkan apa yang mereka peroleh ketika mengikuti program MSIB betul-betul menjadi sesuatu yang mengubah masa depan mereka dan membuka pintu terhadap dunia yang sangat luas yang ada di hadapan mereka,” imbuhnya.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...
4666 Views