Hadiri Milad Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) ke-10, Wamendiktisaintek Ajak Perguruan Tinggi Kembangkan Empati Terhadap Lingkungan
Tasikmalaya – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mengajak perguruan tinggi untuk meningkatkan empati terhadap lingkungan. Hal ini disampaikan Fauzan dihadapan sivitas akademika UMTAS pada Sidang Terbuka Senat UMTAS memperingati Milad UMTAS ke-10, Selasa (14/1).
Fauzan menjelaskan bahwa pengembangan empati perguruan tinggi terhadap lingkungannya merupakan satu perwujudan transformasi pendidikan tinggi. Paradigma perguruan tinggi saat ini bergeser dari aktivitas berbasis administrasi menjadi perguruan tinggi yang transformatif.
“Saat ini paradigma perguruan tinggi adalah perguruan tinggi transformatif. Artinya, perguruan tinggi harus mengembangkan empati terhadap lingkungannya, bukan antipati,” tegas Fauzan.
Fauzan menyampaikan bahwa paradigma transformasi perguruan tinggi yang diusung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan upaya pemerintah mendorong perguruan tinggi untuk berani berdampak bagi masyarakat. Perguruan tinggi harus berubah, mampu memberikan dampak bagi lingkungan. Bukan merupakan perguruan tinggi yang sibuk dengan dirinya sendiri tanpa memperhatikan masyarakat dan lingkungannya.
Lebih lanjut Fauzan mencontohkan bahwa empati perguruan tinggi terhadap lingkungannya dapat diwujudkan dengan pemberdayaan riset oleh mahasiswa atau dosen, pengabdian masyarakat yang berdasar pada kolaborasi mahasiswa, dosen, dan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan manfaat terhadap lingkungan.
Fauzan mengingatkan bahwa di Indonesia saat ini terdapat sekitar 4.300 perguruan tinggi. Menurut Fauzan, perguruan tinggi yang baik dan layak adalah perguruan tinggi yang sehat, mampu menghidupi dirinya atau mandiri, dan memiliki tanda-tanda kemajuan.
“Dari pandangan saya, UMTAS termasuk kategori perguruan tinggi yang baik dan layak. UMTAS merupakan perguruan tinggi yang mandiri, dan ada tanda-tanda kemajuan”, ujar Fauzan.
Lebih lanjut Fauzan menjelaskan bahwa kemajuan suatu institusi harus diawali komitmen yang kuat dari dalam institusi itu untuk maju. Komitmen untuk terbang lebih jauh, lebih tinggi, harus dibangun terlebih dahulu. Selain itu Fauzan berpesan untuk menjauhkan diri dari sikap egois. Hal ini karena setiap individu atau pun institusi memiliki energi yang dapat dikembangkan dan dikolaborasikan untuk kemajuan bersama.
“Kalau akan membawa UMTAS maju melenting di atas rata-rata, tidak ada pilihan lain kecuali mengerahkan segenap energi yang ada. Bangun kolaborasi dengan pemerintah daerah, Dunia Usaha dan Industri (DUDI), masyarakat, dan stakeholder lain. Ini untuk menghimpun energi bersama bergerak menuju kemajuan UMTAS,” harap Fauzan.
Pada kesempatan tersebut Wamendiktisaintek Fauzan juga didaulat sivitas akademik UMTAS untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan gerbang masuk UMTAS.
“Atas nama pemerintah-Kementerian Pendidikan Tinggi Sains , dan Teknologi, saya mengucapkan selamat atas peletakan batu pertama pembangunan pintu gerbang UMTAS. Semoga ini menjadi ruh dari kemajuan perguruan tinggi khususnya UMTAS, dan umumnya perguruan tinggi di Indonesia,” harap Fauzan saat peletakan batu pertama.
Sementara itu, Rektor UMTAS Neni Nuraeni menyatakan bahwa UMTAS sebagai lembaga pendidikan tinggi akan terus berkomitmen dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berbasis nilai-nilai Islam.
Hadir dalam Milad UMTAS antara lain jajaran pimpinan UMTAS, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Walikota terpilih Tasikmalaya, Jajaran Forkompimda Kota Tasikmalaya dan segenap sivitas akademika UMTAS.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek