close

Dirjen Dikti: Perguruan Tinggi menjadi Mata Air bagi Pembangunan Bangsa

Jakarta – Di tengah situasi kompleks yang saat ini dihadapi, Indonesia terus mengejar untuk menjadi negara maju dan terus tumbuh dengan tingkat kemajuan perekonomian yang meningkat sehingga diharapkan dalam 20 tahun ke depan Indonesia dapat mencapai kekuatan ekonomi ke-5 di dunia. Untuk mencapai hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam mengatakan hal tersebut harus dipersiapkan dengan baik melalui manusia unggul dalam memajukan bangsa.

“Dari sisi tantangan global kita bisa melihat 1 unsur demografi dunia yaitu urbanisasi dengan  60% penduduk Indonesia tinggal di kota dan teknologi yang semakin canggih sehingga dapat mempermudah perdagangan internasional. Selain itu pendapatan kelas menengah yang terus meningkat sesuai dengan laju ekonomi pada tekanan sumber daya alam,” tutur Nizam saat memberikan Kuliah Umum bertajuk “Adaptasi Pendidikan Nasional Menghadapi Situasi Kompleks: Disrupsi Pandemi dan Teknologi” yang digelar Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Kamis (25/2).

Melihat sisi teknologi yang sangat pesat yang membawa zaman pada revolusi ke-4 menjadi peluang dan tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Teknologi telah memberikan ruang kemudahan dan tantangan bagi manusia. Pasalnya, revolusi industri ke-4 membuat laju perubahan yang sangat pesat melalui teknologi dan sistem cerdas yang hadir dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi data besar dan informasi yang sangat berharga sehingga dapat dijadikan mata uang pada revolusi ke-4 yang dapat membuat kita memasuki dunia dengan alat yang semakin cerdas.

Nizam menambahkan apabila kreativitas dikawinkan dengan kemampuan teknologi maka muncullah _unicorn_ dan _decacorn_ yang akan lahir dan besar dari Indonesia sehingga mampu mengembangkan perekonomian yang lebih baik.

Baca Juga :  Prodi DKV ISI Yogyakarta Gelar Lokakarya Penyusunan Paket Kegiatan MBKM dan Perangkat Evaluasinya

“Jika dilihat dari _Startup_ Indonesia kita harus bangga karena kita berada di urutan ke-5 di dunia dengan kreativitas bangsa yang sangat luar biasa. Sehingga apabila dipersiapkan manusia unggul dengan kemampuan teknologi di revolusi industri ke-4 dapat membuat lompatan besar di masa depan,” ujarnya.

Di sisi lain tantangan bagi dunia pendidikan dan dunia kerja atau industri sering terjadi perbedaan jalur sehingga harus dijembatani dengan dikawinkan antara kampus, dunia kerja, dan industri yang melaju sangat cepat di revolusi industri 4.0 melalui semangat Kampus Merdeka yang memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan potensi.

Selain itu, Nizam mengingatkan bahwa McKinsey memprediksi dalam 10 tahun ke depan lapangan pekerjaan akan hilang dan tergantikan otomatis dengan teknologi. Selain itu, munculnya peluang lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang. Hal ini menjadi tantangan baru bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan kompetensi yang sesuai dengan lapangan pekerjaan baru, sehingga menciptakan lulusan sarjana yang lebih adaptif dan fleksibel, sesuai dengan semangat Kampus Merdeka.

“Melalui program Kampus Merdeka akan memberikan _output_ yang dapat menghasilkan lulusan dengan _hardskill_ sesuai dengan dunia profesi, _soft skill_ yang berpengaruh pada kehidupan dan memiliki _networking_  pada dunia kerja dengan pengalaman yang sangat penting sehingga menciptakan lulusan yang profesional dengan ekosistem kampus yang sehat, aman, dan nyaman,” ujar Nizam.

Baca Juga :  Despro ITS Tawarkan Golden Ticket Pertama untuk Jalur SNMPTN

Di sisi lain, Nizam menilai transformasi pendidikan pun masih sangat terbatas sehingga menjadi tantangan dalam menuntun dan memberikan pengarahan kepada masyarakat menuju peradaban baru yang dibanjiri informasi. Dalam hal ini, peran perguruan tinggi sangat penting karena sumber daya yang unggul dihasilkan oleh perguruan tinggi dalam membangun bangsa. Oleh karena itu perguruan tinggi harus menjadi mata air bagi pembangunan bangsa dan negara.

“Kampus hadir sebagai mata air bagi kehidupan. Pada masa pandemi ini membawa kita pada fakta teknologi akan selalu hadir di tengah kehidupan, termasuk dalam meningkatkan pendidikan dan pembelajaran sehingga relevansi kampus akan tetap ada dalam memajukan industri di era revolusi industri 4.0. Sehingga fungsi terbesar perguruan tinggi yaitu membawa masyarakat untuk mentransformasikan industri 4.0 dengan memanfaatkan teknologi sebagai pelayanan demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara,” kata Nizam.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Athor Subroto mengungkapkan pendidikan nasional telah mengalami naik turun dengan kedatangan disrupsi, khususnya teknologi dan pandemi sehingga mengakibatkan dampak negatif. Namun, di sisi lain dapat pula menciptakan peluang sehingga adanya kegiatan _online_ menjadi kunci untuk terus beradaptasi dengan keadaan di kemudian hari.
(YH/DZI/FH/DH/NH/RAH/FAN/DON)

*Humas Ditjen Dikti*
*Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan*

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz