Berprestasi di Bidang Seni, Mahasiswa ISI Yogyakarta Bicara Soal Metamorfosis Urban
Metamorfosis urban merupakan perubahan yang terjadi di kota-kota, mencakup infrastruktur, budaya, dan kehidupan sosial. Proses ini membuat kota menjadi lebih modern dan kompleks. Namun, di sisi lain, perubahan ini sering kali mengabaikan hak-hak dasar masyarakat yang kurang beruntung, merusak lingkungan dengan alasan pembangunan, dan memperlebar kesenjangan status sosial antara si kaya dan si miskin.
Mahasiswa Program Studi Fotografi Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, Mochammad Saddam Husain yang kerap dipanggil Saddam berhasil memaparkan karya foto artistik berjudul metamorfosis urban yang terjadi di Jakarta sebagai salah satu kota yang berperan sebagai penggerak ekonomi Indonesia di ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) tahun 2024 pada tangkai lomba fotografi artistik.
Sebelum mengikuti perlombaan seni tingkat nasional ini, Saddam memang sudah gencar menyuarakan metamorfosis urban yang sedang terjadi di perkotaan Jakarta. Melalui ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) tahun 2024, Saddam dapat menyuarakan metamorfosis urban dalam bentuk karya foto artistik, di mana masyarakat masih banyak yang awam dengan istilah fotografi artistik. Dan pada tahun ini, PEKSIMINAS membuka peluang kepada mahasiswa-mahasiswi seni untuk berkreasi dengan mengadakan tangkai lomba baru yang berfokus di bidang fotografi tersebut.
“Harapan (untuk) ke depannya, teman-teman bisa lebih mempelajari dan lebih mau tahu lagi tentang fotografi (artistik) ini. Di fotografi tuh ada fokusnya lagi di bidang artistik, yang memang tujuannya bisa lebih bebas mengekspresikan ide tanpa terbatas teknis fotografi yang kaku gitu,” ujar mahasiswa semester tujuh ISI Yogyakarta tersebut.
Mengutarakan keresahan tentu diperlukan untuk nantinya bisa menjadi evaluasi pemerintah akan kebijakan-kebijakan baru. Menurut Saddam, untuk menyuarakan suatu isu yang sedang terjadi di masyarakat itu bisa melalui berbagai cara, salah satunya berkreasi dalam bentuk karya foto. Saddam sebagai mahasiswa seni memilih menyuarakan metamorfosis urban di padatnya jalanan Sudirman–Thamrin dalam bentuk karya foto artistik.
Tidak dapat dipungkiri setiap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah akan menimbulkan dampak negatif pada kemudian hari bagi keberlangsungan hidup masyarakat secara luas. Namun, dengan keberanian salah satu mahasiswa seni, Saddam mampu mengutarakan sebuah karya berbentuk foto artistik mengenai metamorfosis urban di Kota Jakarta pada ajang seni bergengsi. Hal tersebut tentu akan menjadi salah satu cara untuk bisa menyuarakan keresahaan masyarakat yang kurang beruntung di Jakarta.
“Kita enggak mungkin menutup mata dengan dampak (metamorfosis urban di Jakarta) tersebut. Sehingga tugas kami sebagai mahasiswa, bisa dibilang sebagai seniman juga (dapat) menyuarakan hal tersebut agar pihak-pihak yang mempunyai wewenang bisa mengambil keputusan politik yang memihak masyarakat secara luas, sustainability, dan keberlangsungan alam,” kata pemenang Juara II PEKSIMINAS tahun 2024 menegaskan.
Berhasil Juara di PEKSIMINAS 2024
Menjadi juara pada ajang bergengsi di bidang seni tersebut membuat Saddam bangga akan dirinya sendiri, sebab kegigihan dan perjuangannya tidak sia-sia. Berbagai tahapan sudah Saddam lalui, mulai dari seleksi tingkat kampus hingga berhasil menyabet gelar Juara II pada ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) tahun 2024 tangkai lomba fotografi artistik dengan judul metamorfosis urban.
Untuk melaju ke PEKSIMINAS tahun 2024, Saddam terlebih dahulu mengikuti seleksi di tingkat kampus dan kemudian melaju ke ajang Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) tahun 2024 dengan berhasil meraih gelar juara I di tangkai lomba foto artistik. Selanjutnya, Saddam menjadi perwakilan kontingen DIY untuk tangkai lomba fotografi artistik dan berlaga di PEKSIMINAS 2024 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta.
Tentunya, sampai akhirnya Saddam bisa meraih Juara II di ajang seni bergengsi tersebut tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Salah satu faktor penting dalam proses perlombaan ini adalah peran kampus dalam mendukung, tidak hanya kelancaran kegiatan, tetapi juga dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan. Dengan begitu, saat hari lomba tiba, semuanya bisa berjalan lebih lancar, termasuk kesiapan diri Saddam dalam mengikuti perlombaan.
“Dan ada juga dosen yang mendampingi saat hari H (perlombaan) sehingga ketika perlombaan itu mahasiswa tidak merasa terbebani atau tersesat untuk mencari kebutuhannya karena sudah ada bapak ibu dosen yang berusaha menyediakan apa saja kebutuhan selama perlombaan, seperti alat itu juga difasilitasi oleh kampus, transportasi, dan lain-lain,” terang Saddam.
Setelah Saddam berhasil menyabet Juara II di ajang seni bergengsi tersebut, ia berharap bisa memotivasi mahasiswa-mahasiswa lainnya, khususnya yang bergerak di bidang seni, tak hanya ISI Yogyakarta saja, namun seluruh kampus seni, untuk terus berpartisipasi dalam perlombaan-perlombaan seni dan dapat berpacu menantang diri agar terus berprestasi melalui sebuah karya.
Penulis:
Nyimas Ratu Jayanti Rahmatallah – Mahasiswa Magang MSIB Ditjen Dikti, Batch 7