FKM UI Bina UMKM Tempe di Depok Guna Meningkatkan Kualitas Produksi Tempe

Dalam menjalankan tridarma perguruan tinggi, Universitas Indonesia (UI) setiap tahun melakukan pengabdian masyarakat (pengmas), selain pendidikan dan penelitian. Lokasi pelaksanaan kegiatan pengmas yang dilakukan UI tersebut hingga ke luar Pulau Jawa. Kontribusi nyata akademisi UI tersebut dilakukan sesuai dengan kompetensi para dosen dan mahasiswa yang linear dengan bidang keilmuannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) lewat tim pengmas yang diketuai oleh Doni Hikmat Ramdhan, Ph.D, berkolaborasi dengan para praktisi di bidang 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) melakukan program pengmas dengan memberikan pelatihan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tempe yang berlokasi di radius yang tidak terlalu jauh dari kampus UI, yakni di Kota Depok.

Pelatihan yang dilaksanakan secara daring tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan pengmas FKM UI sebagai strategi sekaligus solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas produk tempe di kota Depok. Peserta pelatihan tersebut berasal dari Paguyuban Dadi Rukun dan Paguyuban Guyub Rukun.

Baca Juga :  Perluas Kerja Sama, ITS Resmikan Pusat Penelitian STIC-CEGIR

Menurut Doni, para pelaku UMKM tempe tersebut masih bekerja dengan menerapkan metode dan peralatan yang tradisional, seperti memasak kacang kedelai menggunakan drum, bekerja dengan telanjang dada, serta tidak adanya Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan anti panas dan penutup kepala. “Pada masa pandemi Covid-19 ini, perlu diterapkan protokol kesehatan, pendampingan, pembekalan serta pelatihan bagi pelaku UMKM tempe. Sebagai contoh sebelum memulai kegiatan produksi tempe para pelaku UMKM diwajibkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir, melakukan pengecekan suhu, dan penggunaan masker saat bekerja. Selain itu drum yang digunakan untuk merebus kedelai dapat diganti dengan dandang Food Grade Stainless Steel 304,” ujar Doni.

Para peserta yang mengikuti kegiatan ini berharap bisa mendapat banyak masukan dan bantuan dalam menghasilkan tempe yang berkualitas. Menurut Sri, salah seoang praktisi 5R yang ikut serta dalam memberikan pelatihan, budaya kerja 5R bukan hanya sekadar membuat tempat kerja menjadi nyaman, namun mengubah mental pekerja menjadi lebih teratur, sistematis, dan selalu higienis, yang akhirnya tentu saja adanya peningkatan kualitas dan kuantitas hasil kerja, sehingga dapat menghasilkan produk tempe yang berkualitas.

Baca Juga :  Mahasiswa Program Studi Tata Kelola Seni Menjadi Kurator Pameran Arsip & Memorabilia Teinuk Riefki

Selain memberikan edukasi, tim pengmas FKM UI juga melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM tempe. “Kami berharap para pelaku UMKM tempe dapat menerapkan ilmu yang didapat pada pelatihan dan pendampingan sehingga menjadi budaya yang baik ke depannya dan program pengmas FKM UI ini akan berlajut ke tahap branding produk tempe yang berkualitas,” kata Doni.

Ia berharap, melalui pengmas orang bisa merasakan eksistensi UI di tengah masyarakat. Kontribusi yang diberikan tersebut dapat mencerdaskan dan berdampak bagi kehidupan sosial mereka, seperti juga para pelaku UMKM tempe.