close

Himitepa IPB University Beberkan Peluang Teknologi Pangan pada Siswa SMA

Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (Himitepa), Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University menggelar webinar “Meet The Food Technologist: Get To Know ITP IPB” yang dihadiri oleh para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas akhir dan juga guru-guru SMA dari berbagai daerah via Zoom Meeting, (21/3).
“Ilmu dan Teknologi Pangan ialah satu bidang yang sudah terbukti tahan banting dan memberikan karir yang sangat bagus. Industri pangan merupakan salah satu sektor pertumbuhannya masih positif dan masih berkembang walau di masa pandemi COVID-19. Teknologi pangan akan selalu ada dan akan selalu dibutuhkan,” ujar Dr Eko Hari Purnomo, selaku Ketua Departemen ITP dalam sambutannya.

Menurutnya, tahun 2021 ini industri pangan akan meningkat sekitar 72 persen. Ini tanda bahwa teknologi pangan masih sangat terbuka dan dibutuhkan.
Oleh karena itu, pengelolaan industri pangan yang sehat dan aman menjadi fokus utama di teknologi pangan IPB University. Lulusannya juga bekerja sesuai dengan jurusannya.

“Harapannya semoga setelah kegiatan ini teman-teman dapat menjadikan ITP di IPB University sebagai pilihan yang tepat untuk melanjutkan studinya,” imbuhnya.

Baca Juga :  Rektor Unpad: Program Kampus Merdeka Dorong Perguruan Tinggi Lakukan Transformasi Pembelajaran

Harum Fadhilatunnur, STP, MSc, selaku Dosen IPB University dari Departemen ITP menjelaskan bahwa dampak dari pandemi COVID-19 ini, sekitar 60 persen sektor industri lumpuh, banyak pabrik yang tutup, memberhentikan karyawannya dan lainnya. Industri pangan merupakan salah satu industri yang bisa survive saat pandemi terjadi.

“Ini karena dengan adanya pandemi atau tidak, kita tetap memerlukan makan dan minum. Bisa dilihat di daerah Jakarta, masyarakatnya mengkonsumsi air mineral hasil dari produk industri dalam kemasan, bukan lagi air sumur yang dididihkan. Meskipun sektor industri terpukul cukup keras, terjadi kontraksi sekitar -5 persen tapi industri pangan masih positif, ekspor positif, hanya saja jumlahnya berkurang. Nah, dari sekian banyak jurusan teknologi pangan di berbagai universitas, IPB University sudah mendapatkan akreditasi A dari BAN PT, lalu dalam skala international sudah mendapatkan approve oleh IFT (Institute of Food Technology di Amerika) dan IUFost (International Union of Food Science and Technology berbasis di Canada). Karena sudah mendapatkan predikat dari IFT dan IUFost, maka kurikulumnya sudah diakui oleh internasional. Ini setara dengan perguruan tinggi di luar negeri yang berbasis kompetensi,” tegasnya.

Baca Juga :  Gencarkan Internasionalisasi, ITS Ditunjuk Gelar Rangkaian Kuliah Tamu Virtual

Departemen ITP memiliki 42 dosen dimana 38 orang bergelar doktor dan 13 di antaranya sudah menjadi guru besar (profesor) dan aktif di forum-forum nasional juga international. Salah satu contohnya pada tahun 2017, Prof Purwiyatno Hariyadi terpilih menjadi Vice Chair of Codex Alimentarius Comission, salah satu lembaga organisasi di bawah FAO dan WHO PBB, yang mengurusi standar pangan perdagangan di tingkat dunia. Lalu tahun 2018 ada Dr-Ing. Azis Boing Sitanggang yang masuk menjadi salah satu dari tujuh finalis Young Scientist level dunia.

Kegiatan ini juga menghadirkan Muhammad Rafi Kamil, mahasiswa angkatan 2018, salah satu mahasiswa yang mendapat kesempatan exchange di Chonnam University Fall Korea Selatan dan dibiayai sebesar 98 persen oleh IPB University. “Selama manusia belum bisa memakan komputer, pasir, batu, dan lainnya, maka manusia masih membutuhkan lulusan-lulusan di bidang pangan,” tuturnya. Ia pun menambahkan bahwa dosen ITP IPB University sangat komunikatif, terbuka dan terbaik.