close

Tim PKM-K UNAIR Ciptakan Startup Pengepul Jelantah

Ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk jenjang pendidikan tinggi tahun 2021 kembali digelar. Pada bulan Mei lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) mengumumkan nama-nama tim yang lolos pendanaan melalui website mereka. 

Salah satu yang berhasil adalah tim PKM-K Universitas Airlangga (UNAIR) dimana mereka mengusung ide dengan membuat aplikasi bernama Jelantah Yuk. Tim yang diketuai oleh Muhammad Akbar Rizky itu beranggotakan Muhamad Faqih, Trisna Nurya Majid, Muhammad Anang Jazuli dan Raden Estiawan.

Muakri, sapaan karibnya, mengatakan bahwa Jelantah Yuk merupakan startup berbasis internet of things. Melalui aplikasi tersebut, dia dan timnya akan mengumpulkan minyak jelantah yang berasal dari dari ibu-ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima. Nantinya, sambung Muakri, minyak jelantah yang terkumpul akan dijual kepada industri yang dapat mengelolanya.

“Jadi minyak jelantah yang kami (tim PKM, Red) kumpulkan akan dijual kepada pengelola dalam hal ini adalah CV. Artha Metro Oil,” jelas Muakri.

Baca Juga :  UI dan Oxford University Kerja Sama Riset Tentang Kemiskinan Multidimensional

Lebih lanjut, Muakri mengungkapkan bahwa awal mula ide aplikasi Jelantah Yuk muncul ketika dia dan tim sering mendengar teman-teman mereka mengumpulkan minyak jelantah. Namun, setelah ditelusuri ternyata harga beli minyak jelantah itu tergolong rendah. Muakri juga menambahkan bahwa di sekeliling mereka banyak pedagang kaki lima yang langsung membuang minyak jelantah secara cuma-cuma. 

“Terdapat berbagai macam informasi terkini dalam aplikasi Jelantah Yuk, misalnya terkait update harga. Bahkan melalui aplikasi ini kita dapat melacak perjalanan pengambilan minyak jelantah dan juga terdapat fitur e-payment,” ucapnya pada Jumat (16/07/21).

Keuntungan yang akan diberikan kepada customer, lanjut Muakri, mereka tidak hanya sekadar mengumpulkan minyak jelantah tetapi juga akan diberikan fasilitas peminjaman jeriken sebesar lima liter untuk ibu rumah tangga dan 20-30 liter untuk pedagang kaki lima. Hingga saat ini, progres yang telah dilakukan Muakri dan tim adalah hampir selesai merancang aplikasi, telah memiliki puluhan customer dari berbagai kecamatan di Surabaya dan telah mengumpulkan minyak jelantah sebanyak kurang lebih 150 liter.

Baca Juga :  QS WUR 2022, ITS Terbaik dalam Aspek Internasionalisasi di Indonesia

“Untuk saat ini, cara kami mendapatkan customer yakni melalui pendekatan terhadap orang-orang disekitar dan menggunakan sistem door to door,” tambah mahasiswa program studi kimia itu.

Terakhir, Muakri dan tim berharap ke depan melalui aplikasi Jelantah Yuk akan dapat mengurangi limbah dari minyak jelantah yang berbahaya bagi tubuh dan juga mengurangi risiko timbulnya chemical oxygen demand (COD) serta biological oxygen demand (BOD). Sehingga, lingkungan khususnya perairan dapat terselamatkan karena banyak ikan-ikan yang mati akibat limbah minyak jelantah.

“Ke depan, kami juga berharap industri pengelola minyak jelantah dapat berjalan lebih lancar untuk Indonesia yang lebih maju karena sebenarnya minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi energi terbarukan sebagai biodiesel. Sehingga, tidak ada lagi minyak jelantah yang terbuang sia-sia,” tutupnya. (*)

Sumber: unair.ac.id