close

Kunjungi NTU Singapura, ITS Tindaklanjuti Kerja Sama Riset

Para pimpinan dan peneliti ITS beserta perguruan tinggi lainnya saat mengunjungi Living Laboratory Renewable Energy NTU di Pulau Semakau, Singapura

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mengembangkan riset dengan menggandeng berbagai pihak baik skala nasional maupun internasional. Salah satunya dengan menindaklanjuti keterlibatan ITS dalam kerja sama Indonesia Nanyang Technological University (NTU) Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation (INSPIRASI) melalui kunjungan langsung ke kampus NTU di Singapura, minggu lalu.

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa penandatanganan kerja sama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk pembiayaan proyek INSPIRASI ini telah dilaksanakan pada 14 Desember 2022 lalu di Jakarta. Bersamaan dengan ditandatanganinya kerja sama Indonesia Nanyang International University Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation (INOVASI) antara Kemendikbudristek dan NTU Singapura yang juga melibatkan ITS di dalamnya.

Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menjelaskan, kunjungan ini merupakan kegiatan dari program INSPIRASI yang diinisiasi oleh Kemdikbudristek, LPDP, dan NTU. Selain ITS, terdapat pula tiga Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain yang diundang dalam program ini, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). “Nantinya, akan dilakukan joint research antara NTU dengan empat perguruan tinggi tersebut,” terang Bambang.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng (empat dari kiri depan) bersama delegasi ITS saat mengikuti kunjungan dalam program INSPIRASI di NTU Singapura

Pada hari pertama kunjungan, diadakan rapat pembukaan kunjungan riset bersama pihak manajemen NTU, salah satunya dengan Vice President Industry NTU Prof Lam Khin Yong. Selain Bambang, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng dan Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng, beserta jajaran pimpinan dan peneliti ITS serta perguruan tinggi lainnya turut hadir dalam rapat tersebut.

Melalui rapat ini, dibahas kembali mengenai tujuan dan bentuk kerja sama dalam program tersebut. Program yang direncanakan selama lima tahun ini mempunyai proyek unggulan, yakni pembangunan Living Laboratory Renewable Energy dan eco campus di Indonesia. “Tentunya, ini merupakan kesempatan yang bagus untuk ITS dalam mengadopsi program-program dari NTU, khususnya dari sisi renewable energy dan eco campus,” ungkap dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.

Di hari berikutnya, delegasi ITS dan lainnya mengunjungi Living Laboratory Renewable Energy milik NTU yang berada di Pulau Semakau, Singapura. Para rombongan diajak untuk melihat fasilitas-fasilitas laboratorium dan teknologi yang dikembangkan oleh NTU terkait renewable energy.

Setelah melakukan visiting lab, Bambang mengatakan bahwa para peneliti dari perguruan tinggi yang tergabung dalam program ini akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai riset apa saja yang bisa dilakukan. Setelah itu, para peneliti akan menyusun proposal yang nantinya diajukan untuk pendanaan pada program ini. “Pendanaan program ini tidak akan disamaratakan setiap universitas, tetapi akan dipilih proposal mana saja yang cocok untuk dilakukan kerja sama,” ujar Bambang.

Baca Juga :  Revitalisasi Kurikulum dengan Berimplementasi MBKM
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany ST PhD (tiga dari kiri) bersama Executive Director Energy Research Institute NTU Prof Srinivasan Madhavi (baju merah) dan Tim INSPIRASI dari ITS saat menuju Living Laboratory Renewable Energy NTU Singapura

Terdapat tiga pilar utama yang dijadikan bahan riset dalam program ini, yaitu renewable energy, smart cities, dan circular economy. Ketiga hal inilah yang diharapkan nantinya dapat segera diterapkan oleh ITS, salah satunya ialah melakukan inovasi dari energi terbarukan untuk menghemat energi dan mengurangi limbah yang ada.

Terakhir, Bambang berharap kerja sama riset ini akan terus dilakukan dan diterapkan seiring waktu berjalan. Selain itu, perlunya bantuan dari sivitas akademika untuk melaksanakan program INSPIRASI ini dalam bentuk kerja sama lainnya seperti joint institute, joint publication, researcher exchanges, atau visiting professor. “Harapannya, program ini dapat meningkatkan reputasi ITS di dunia internasional dan meningkatkan dampak positif pada masyarakat,” tandas Bambang optimistis. (HUMAS ITS)