close

MAHASISWA FTUI RAIH PENGHARGAAN TINGKAT NASIONAL DALAM RANCANG FONDASI RAFT PILE

Depok, 5 Juli 2021. Tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (FTUI), yaitu Almira Naila Azmi (2018), Kevin Muhammad Atilla (2018), dan Fajar Nur Pangestu (2019) yang tergabung dalam Tim Lace Agate, berhasil meraih Juara Ketiga pada Lomba Analisis Geoteknik pada Civil NationalExpo. Tim Lace Agate dibimbing oleh guru besar dan dosen Departemen Teknik Sipil FTUI, Prof. Ir. Widjojo Adi Prakoso, M. Sc, Ph.D., dan Erly Bahsan, S.T., M. Kom. Mereka bersaing dengan 28 tim dari berbagai universitas di Indonesia dan berhasil maju ke putaran final bersama 4 tim lainnya. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Teknik Tarumenagara (Imasta) Universitas Tarumanegara pada 12 Maret – 29 Mei 2021.

Civil NationalExpo (CNE) merupakan kegiatan ilmiah tahunan berskala nasional, sebagai wadah bagi para mahasiswa Teknik Sipil di Indonesia dalam menyalurkan ide–ide inovatif yang bermanfaat untuk masa depan. Pada Lomba Analisis Fondasi para peserta diminta melakukan analisis daya dukung fondasi dan penurunan pada fondasi akibat pembebanan dengan data yang diberikan oleh panitia. Penilaian ditinjau dari efisiensi, pendekatan dan metode yang dilakukan oleh peserta lomba.

Baca Juga :  Berusia 15 Tahun, Hasna Jadi Mahasiswa Termuda ITS 2022

“Tim kami melakukan analisis distribusi pembebanan pada fondasi Raft Pile. Fondasi raft pile adalah fondasi yang menggabungkan 2 macam bentuk fondasi, yaitu fondasi tiang pancang, dalam hal ini friction pile dan fondasi rakit (raft). Fondasi raft pile tepat digunakan untuk struktur masif dan dapat dipergunakan dalam berbagai kondisi tanah, khususnya yang tidak mampu menahan settlement berlebih,” kata Almira, Ketua Tim Lace Agate. “Berdasarkan data yang diberikan, bangunan yang dianalisis adalah gedung ruang perkantoran yang terdiri dari 20 lantai ruang perkantoran dan 4 lantai basement. Tim kami merancang pembebanan dan kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1727:2013 tentang Pembebanan untuk Perancangan Gedung. Sementara perhitungan reaksi perletakkan menggunakan modelisasi gedung pada aplikasi E-TABS. Selain itu tim kami juga menggunakan metode penyelesaian 3 acceptance criteria, yaitu Axial Support CriteriaLateral Support Criteria, dan Settelement,” ujar Kevin.

“Berdasarkan ketiga acceptance criteria tersebut, kami mendesain fondasi dengan dimensi elevasi ujung tiang berada di 33.5 meter di bawah permukaan tanah, tebal raft sebesar 2 meter dan tiang pancang sepanjang 15.5 meter. Kami menggunakan tiang pancang dengan diameter 1 meter dengan jarak antara tiang kami tentukan sebesar 8 meter. Ini sesuai dengan batas minimal yang digunakan untuk jarak antartiang berdasarkan SNI, yaitu tiga kali diameter tiang. Perhitungan ini berarti jarak minimal yang kami gunakan adalah tiga meter. Konfigurasi fondasi 3×10 dengan total tiang sebanyak 30 Bor,” ujar Fajar menjelaskan terkait desain fondasi raft pile dari timnya.

Baca Juga :  Alat Pengukur Suhu Tubuh untuk Minimalisasi Kontak Tenaga Medis dengan Pasien Covid-19

“Saya berharap inovasi mahasiswa ini dapat diimplementasikan pada berbagai proyek pembangunan yang saat ini gencar dilaksanakan, baik oleh pemerintah maupun industri swasta di berbagai penjuru negeri. Teknologi dan pemecahan masalah karya anak bangsa perlu mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak untuk dapat terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” kata Prof. Ir. Widjojo Adi Prakoso, M. Sc, Ph.D., Guru Besar FTUI di bidang geoteknik, fondasi, soil-structure interaction, gempa, dan liquifaksi.