Tunjang Kebutuhan Air Warga, Abmas ITS Rancang PLTS Terpadu
Dosen dan mahasiswa tim Abmas beserta segenap warga Desa Ngendut selepas sosialisasi dan pencerdasan seputar sistem PLTS, 17 September lalu
Kampus ITS, ITS News — Air sumur menjadi sumber air bersih untuk irigasi dan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Ngendut, Kabupaten Ponorogo. Sokong kebutuhan listrik bagi pompa pengambil air sumur, tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) hadirkan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Salah satu anggota abmas, Fatih Kanza Negara bercerita bahwa pompa milik warga yang berfungsi untuk menghisap air dari dalam tanah ke keran rumah sering mandek. Keluhan ini menjadi perhatian utama seiring menyusutnya pula air di saluran irigasi. “Dengan kata lain, mandeknya pompa air mengganggu produktivitas masyarakat,” ucap Fatih.
Bersama timnya, mahasiswa Departemen Teknik Elektro ITS ini mendiagnosis bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh turunnya tegangan jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, pompa air sumur memiliki kapasitas besar sehingga ketika dinyalakan secara terus-menerus akan mengalami overload. “Arus listrik yang tidak stabil juga menjadi penyebab pompa air sering mati saat beroperasi,” tambahnya.
Untuk itu, tim Abmas dari Laboratorium Tegangan Tinggi Departemen Teknik Elektro ITS ini merancang sistem PLTS dengan teknologi Internet of Things (IoT). Pembangkit listrik dengan kapasitas 4.800 watt ini dapat menjadi cadangan ketika listrik padam ataupun digunakan untuk menanggung beban operasi sehari-hari. “Dengan sistem hybrid yang memanfaatkan PLTS, konsumsi daya dari PLN akan berkurang” jelasnya.
Cara kerja peralatan ini adalah dengan mengonversikan panas matahari yang tertangkap di panel surya menjadi energi listrik. Hasil ekstraksi energi listrik tersebut disimpan ke dalam baterai agar tetap dapat berfungsi ketika tidak ada panas matahari yang tersedia. Ketika akan digunakan, energi listrik akan diubah dari aliran arus searah menjadi arus bolak balik. “Arus bolak-balik biasanya dimanfaatkan untuk peralatan elektronik, salah satunya pompa air,” terang Fatih.
Tak hanya itu, alat pengaman juga dipasang pada sistem PLTS sekaligus pada jaringan listrik dari PLN sebelum masuk ke pompa. Pengaman dipasang guna menjaga peralatan dan kabel dari gangguan arus pendek atau arus berlebih. Sedangkan, pada jaringan listrik, stabilizer voltase juga dirangkai untuk menghadirkan tegangan listrik yang stabil dan dalam rentang yang aman untuk digunakan.
Mahasiswa berkacamata ini melanjutkan, sistem IoT juga dipasang untuk memudahkan proses pemantauan keadaan sistem kelistrikan yang ada secara langsung melalui gawai. Lewat hal ini, beberapa informasi daya dari panel surya, PLN, baterai, dan yang digunakan oleh beban dapat diakses melalui satu pintu. “Hal ini juga memudahkan dari tim Abmas untuk mengawasi sistem yang telah dibuat,” ujarnya.
Dimulai semenjak lima bulan lalu, kegiatan Abmas yang diketuai oleh Dimas Anton Asfani ST MT PhD ini turut menyertakan sosialisasi dan pencerdasan warga atas pengelolaan dan penggunaan sistem PLTS pada 17 September lalu. Beberapa informasi penting seperti cara pemeliharaan dan pemeriksaan rutin juga disampaikan untuk memberikan keberlanjutan dari Abmas ini.
Fatih berharap, pemasangan PLTS ini dapat bermanfaat bagi warga dengan mengurangi biaya pengeluaran tagihan listrik yang diproyeksikan hingga 20% per bulan. Dengan lebih stabilnya pasokan listrik ke pompa air, ia pun berharap kegiatan Abmas ini dapat meningkatkan produktivitas warga. “Semoga sistem PLTS dapat memberikan rasa aman bagi warga kendati listrik padam,” tuturnya penuh harap. (HUMAS ITS)