Penguatan Pendidikan Karakter Mahasiswa melalui Kampus Mengajar

Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan Sosialisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan tema “Optimalisasi Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kampus Mengajar” pada Rabu (1/9). Acara ini menghadirkan narasumber anggota Komisi X DPR RI Hj. Ledia Hanifa, Sekretaris Ditjen Diktiristek Paristiyanti Nurwardani, dan Ketua Subpokja Kampus Mengajar Wagiran.

Dalam sambutannya, Paris menyampaikan terkait implementasi kebijakan Kampus Merdeka, hingga saat ini Kemendikbudristek sudah menyiapkan 77 ribu mahasiswa untuk melakukan berbagai macam kegiatan Kampus Merdeka. Meskipun dari delapan aktivitas Kampus Merdeka tersebut, kata Paris, belum semuanya dilakukan implementasinya.

Adapun program Kampus Mengajar sendiri saat ini sedang diikuti oleh sebanyak 22 ribu mahasiswa yang sedang menjalankan Kampus Mengajar tersebar di berbagai SD dan SMP di seluruh Indonesia. Melalui program ini, para mahasiswa peserta Kampus Mengajar akan membantu pembelajaran berupa literasi dan numerasi kepada para guru dan siswa di sekolah. Pasalnya, Paris menyebut berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA), negara Indonesia masih sangat rendah dan terus menurun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para mahasiswa Kampus Mengajar melakukan uji coba modeling berupa pendampingan kepada para siswa di SMP dengan High Order Thinking Skill.

“Kami ingin membangun budaya baca, budaya berhitung, dan critical thinking. High Order Thinking Skill akan kami cobakan pada beberapa ribu mahasiswa kita agar mengajar di SMP dan membuatnya menjadi budaya baru di SMP,” ujar Paris.

Selain itu, untuk program magang Kampus Merdeka, Paris mengungkapkan begitu banyak antusiasme mahasiswa yang mendaftar magang salah satunya magang di DPR RI. Ia berharap dengan banyaknya mahasiswa yang mengikuti magang di DPR, maka dapat menjadi legislasi-legislasi muda berkualitas nantinya.

Lebih jauh, Paris pun mengungkapkan dalam implementasi Kampus Merdeka, Kemendikburistek juga melakukan transformasi pendanaan untuk mahasiswa Kampus Merdeka ini dengan bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Baca Juga :  Tantangan Energi Hijau dan Mahasiswa Teknik di Indonesia

“Dan saat ini LPDP menyiapkan dana sebanyak 1,5 triliun untuk kegiatan mahasiswa kita baik kegiatan di dalam negeri maupun di luar negeri,” ungkap Paris.

Paris menambahkan, meskipun di tengah pandemi saat ini sekitar 900-an mahasiswa sedang mengikuti pertukaran pelajar ke beberapa perguruan tinggi di berbagai belahan dunia melalui program Indonesian International Student Mobility (IISMA).

Terkait dengan program Kampus Mengajar, Ledia Hanifa menyampaikan bahwa mahasiswa saat mengajar harus dapat mengenali bagaimana cara anak-anak mengelola informasi, baik itu visual, auditori, ataupun kinestetik. Menurutnya, ini dilakukan supaya kita mengenali dan dapat membandingkan dengan cara kita mengelola informasi serta menghindari terjadinya paksaan kepada para murid.

“Justru dari Merdeka Belajar itu guru harus memberikan fasilitas yang sama kepada siswa yang punya kemampuan untuk mengelola informasi yang berbeda,” ujarnya.

Untuk itu, Ledia berpesan kepada para mahasiswa agar terlebih dahulu mengenali cara anak mengelola informasi, sehingga saat kegiatan mengajar berlangsung mahasiswa dapat membuat model belajar yang bervariatif. “Mengajar itu bagian dari implementasi kita menerapkan tujuan pendidikan tinggi dalam diri kita termasuk juga kepada masyarakat. Kunci keberhasilannya adalah keberanian untuk mengubah pola pikir untuk berubah menjadi lebih maju,” pungkasnya.

Sementara itu, Wagiran mengatakan bahwa Merdeka Belajar Kampus Merdeka terutama hak belajar 3 semester ini bertujuan untuk semakin mengokohkan mahasiswa agar memiliki kesiapan yang utuh untuk mempersiapkan dunia pascakampus nanti. Pasalnya, tantangan ke depan tidak bisa lepas dari berbagai hal, maka melalui aktivitas Kampus Merdeka ini mahasiswa diharapkan bisa lebih relevan dengan dunia kerja dan dunia industri pada era digital dan era industri 4.0.

Lebih lanjut, Wagiran menjelaskan program Kampus Mengajar bertujuan untuk memberikan skill kepada mahasiswa. Menurutnya, dengan ke luar kampus mahasiswa akan mendapatkan kemampuan-kemampuan yang luar biasa yang tidak bisa didapat di kampus. Melalui program ini, para mahasiswa Kampus Mengajar juga memiliki kontribusi antara lain, membantu guru dalam pelaksanaan belajar dari rumah atau tatap muka di sekolah, khususnya dalam pembelajaran literasi dan numerasi, membantu adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran baik daring maupun luring, mendukung kepala sekolah dalam bidang administrasi manajerial sekolah, sosialisasi produk pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kurikulum darurat, modul pembelajaran, AKSI, dll), sosialisasi materi promosi Profil Pelajar Pancasila, dan yang terakhir menjadi duta edukasi perubahan perilaku di masa pandemi.

Baca Juga :  Pengaturan Penilaian Angka Kredit Dosen dan Kewajiban Khusus Beban Kerja Dosen sesuai PermenPAN RB Nomor 1 Tahun 2023

Pada kesempatan ini, Aldi Sohlin dari Universitas Syiah Kuala Aceh memberikan pengalaman selama mengikuti program Kampus Mengajar ke-2 di SDN Sepang, Banda Aceh. Bergabungnya Aldi dalam program Kampus Mengajar ini merupakan pengalaman yang luar biasa baginya, karena Aldi dapat mengerti dan memahami bagaimana karakter dasar yang harus ditanamkan sejak dini. Selain itu, ini mengubah persepsinya bahwa mengajar bukanlah suatu hal yang mudah.

“Karena kita harus bisa membentuk seorang anak yang masih sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,” ucapnya.

Aldi juga banyak menemukan siswa yang masih belum bisa membaca, menulis dan juga berhitung. Selain itu, untuk sampai ke sekolah Aldi dan kawan-kawan harus mengendarai motor selama dua jam sejauh 50 km dan setelah itu Aldi harus menyeberangi sungai dengan menaiki perahu selama 15 menit. Siswa-siswa pun juga harus melakukan hal yang sama untuk sampai ke sekolah.

“Melihat perjuangan beberapa adik-adik yang sangat antusias untuk memperoleh pendidikan membuat kami terbangun motivasinya untuk membantu proses pendidikan di daerah tertinggal ini,” pungkasnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH)

Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
9637 Views