Kampus Merdeka, Membentuk Insan yang Merdeka dan Berbudaya Untuk Menciptakan Kualitas SDM Indonesia Yang Unggul

Jakarta (09/07/2021) – Roadshow TV Kampus episode 01 bersama Insitut Teknologi Sepuluh Nopember TV menjadi sarana Kementerian Pendidikan, Kebuadayaan, Riset dan Teknologi untuk mendekatkan diri kepada dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi membentuk SDM Indonesia yang unggul. Kegiatan Roadshow TV Kampus ini dihadiri oleh 7 narasumber yang memberikan insight secara komprehensif mengenai Kampus Merdeka.

Program Kampus Merdeka ini bisa dikatakan sangat fenomenal mengingat tujuan atau kompetensi yang diinginkan tidak hanya menjadi engineer atau scientis jika di ITS, namun dengan program Kampus Merdeka mahasiswa menjadi lebih punya empati, creativity, skill, dan experience. Dengan adanya program ini, mahasiswa selain mereka menjadi jagoan di bidangnya masing-masing juga memiliki empat lajur atau 4 keahlian yang mendukung bidangnya tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Mochamad Ashari. Dirinya menambahkan, “Mahasiswa selain menjadi jagoan di bidangnya, engineer atau scientist  mahasiwa dapat kompeten di  bidang eksekutif seperti menjadi karyawan atau menjadi direktur utama nantinya di BUMN atau swasta. Kami sampaikan terima kasih kepada kementerian yang sudah selama ini membuat program tersebut. Dalam metode MBKM kita melakukan konversi beberapa macam mata kuliah yang bisa kita konversikan sehingga nanti menjadi total 20 SKS, dan hingga saat ini ada 8.300 mahasiswa yang sudah berpartisipasi dalam program MBKM”.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka merupakan sebuah konsep yang sudah lahir 100 tahun yang lalu saat Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan insan yang merdeka dan berbudaya. Insan merdeka yang nomor satu adalah mandiri, berdikari, tidak bergantung pada orang lain, dan mampu untuk merancang dan menentukan masa depannya sendiri. Itulah yang diterjemahkan dengan konteks kekinian di era revolusi industri ke-4 ini.

“Model pembelajaran yang sesuai dengan revolusi industri ke-4 memberikan peluang fleksibilitas yang luas bagi mahasiswa untuk bisa menyiapkan dirinya memasuki profesi yang bersama-sama kita ciptakan dengan dunia kerja, yaitu kira-kira tentang prinsip operasionalnya. Kampus Merdeka merupakan pembelajaran yang kita keroyok dengan bergotong-royong”, ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam.

Program Kampus Merdeka ini diimplementasikan dengan dua kelompok, yaitu yang diselenggarakan secara terbuka nasional dan secara instansi (PT). Kelompok secara terbuka nasional berarti bahwa program bisa diakses oleh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke dan terbuka bagi semua mahasiswa asal terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang bisa mengikuti program Kampus Merdeka. Dengan disiapkan sekitar 80.000 peluang untuk mengikuti program-program tersebut dan nanti ada seleksi sesuai dengan masing-masing yang menawarkan program tersebut.

Baca Juga :  plt. Dirjen Dikti Berkomitmen Tinggi pada Penyelesaian Pengaduan

“Program nasional ini, kita akurasi dengan dipastikan bobotnya 20 SKS dan kita pastikan juga intensitas serta program impactnya, sehingga program itu diakui hasilnya oleh dunia kerja. Program ini menaikkan nilai tambah yang signifikan bagi kompentisi mahasiswa, yang nanti dikurasi secara nasional  dengan catatan penting nomor induknya terdata oleh PDDikti,”  sambung Nizam.

Salah satu program Kampus Merdeka ialah Kampus Mengajar dan merupakan salah satu menu kegiatan-kegiatan untuk memfasilitasi jagoan-jagoan teknologi calon-calon pemimpin masa depan untuk memberikan ruang supaya siap lebih awal untuk memasuki kehidupan. Jadi bukan lulus baru bersiap, tetapi sebelum lulus sudah siap.

“Kampus Mengajar ini akan memberikan mahasiswa dengan konteks situasi riil di lapangan. Lapangan nya berada di sekolah, berupa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Di lapangan yang sangat terbuka untuk mengembangkan potensi mahasiswa, bukan hanya mengajar saja tetapi juga kegiatan yang lainnya untuk melihat sekolah yang sebetulnya, situasi dunia pendidikan kita di sekitar. Sehingga nanti tumbuh rasa kepekaan sosialnya, kepemimpinannya, dan sebagainya. Dalam Angkatan ke-2 ini, penempatannya nanti di Sekolah Menengah Pertama dengan topik besarnya adalah literasi dan numerasi”, ujar Ketua Sub Pokja Kampus Mengajar, Wagiran.

Dari sisi akademik yang disampaikan, nanti akan mendapatkan pengakuan 20 SKS yang nanti konversi sebagai mata kuliah tambahan atau mungkin menjadi catatan prestasi yang semakin meningkatkan pemahaman kontekstualnya terhadap kondisi di lapangan, terutama di SMP untuk meningkatkan interaksi dan numerasi itu. Pendaftaran Kampus Mengajar angkatan 2 ini sudah ditutup di tanggal 5 Juli 2021 dengan total pendaftar mencapai 36.576 mahasiswa.
Selanjutnya program lain dari Kampus Merdeka ialah Pertukaran Mahasiswa Merdeka.

Pertukaran Mahasiswa itu suatu program yang sudah lazim dan sudah lama dikenal. Sama halnya dengan Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiwa Merdeka pun pendaftarannya sudah ditutup pada tanggal 5 Juli 2021.

“Jadi memang pada awalnya dan bahkan sampai hari ini, kita masih berniat untuk mengirim mobilisasi mahasiswa untuk melakukan perpindahan tempat. Namun kita sangat prihatin bahwa suasana pandemi ini tiba-tiba merebak lagi, tetapi kami sudah pernah punya pengalaman tahun lalu dengan Permata Sakti yaitu pertukaran mahasiswa secara daring. Jadi mungkin untuk kali ini bukan berarti pertukaran secara fisik tidak akan dilakukan, tetapi kita tunda sambil menunggu suasana Covid-19 mulai membaik. Namun karena kalender akademik tidak bisa kita tunda, maka selama masih terjadi misalnya PPKM seperti sekarang ini, maka untuk sementara seluruh mata kuliah itu kita setup dalam bentuk daring semuanya,” ungkap Ketua Sub Pokja Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Andi Ilham Makhmud.

Baca Juga :  Perguruan Tinggi Indonesia-Singapura Jajaki Potensi Kolaborasi dalam Program RUN

Menurutnya, melihat situasi sekarang, walaupun daring tapi suasana pertemanan atau perjumpaan dengan teman di kelas berbeda dan nanti mahasiswa akan diberikan materi-materi menyangkut kebudayaan yang berbeda, materi-materi kebinekaan, dan sebagainya. Yang penting kebhinekaannya dipelihara dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini, jadi tidak melihat apakah itu perguruan tinggi swasta, apakah itu perguruan tinggi besar, apakah di perguruan tinggi kecil semuanya sama.

Program lain Kampus Merdeka ialah Magang dan Studi Independen Bersertifikat. Pada prinsipnya sama dengan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka maupun Kampus Mengajar. Dengan persamaan secara umum, tujuan pelaksanaan Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat untuk mahasiswa ialah program ini memberi kepastian atas hak mereka untuk dapat belajar di luar kampus  yang dapat sesuai dengan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dan mendapatkan pengalaman kerja di berbagai sektor industri yang sedang berkembang, yang tentunya akan sangat berguna untuk perjalanan karir mereka di masa mendatang.

“Program ini merupakan program kolaboratif antara para Mitra dari perusahaan, organisasi, institusi pemerintahan, atau start-up dan Kemendikbudristek yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa tingkat akhir atau mulai semester 5 untuk dapat menyelami, merasakan dunia kerja yang sesungguhnya sambil berkontribusi nyata menerapkan ilmu yang masih segar melalui proyek, tim, pendamping, dan proses yang berkualitas. Magang dan Studi Independen bersertifikat masih dalam proses pendaftaran yang masih dibuka sampai tanggal 31 Juli 202,” ucap Ketua Sub Pokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Nurhadi.

Dalam acara Roadshow TV Kampus bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember TV ini turut hadir Athi Nur Aulia selaku mahasiswa alumni Kampus Mengajar angkatan pertama dan Sri Mitha Fitriani selaku alumni Pertukaran Mahasiswa Merdeka atau ditahun sebelumnya dikenal Permata Sakti. Mereka mengajak dan mendukung mahasiswa yang sudah mengikuti program Kampus Merdeka dan yang belum mengikuti program Kampus Merdeka untuk ikut serta dalam kontribusi memajukan pendidikan di Indonesia.
(YH/DZI/FH/DH/NH/AK)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
10374 Views