RECON : Perpaduan Teknologi dan Humanisme

Siaran Pers
Nomor : 046/Sipers/IV/2020

Jakarta- Hal tersebut merupakan penggambaran dari aplikasi berbasis laman Relawan Covid-19 Nasional (RECON) saat acara Gelar Wicara Radio : “Penggunaan Aplikasi RECON” di RRI Pro 3 oleh para narasumber yang menghadirkan plt. Dirjen Dikti, Nizam; Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi; dan perwakilan ISMKI, Aditya Putra, Rabu (29/4).

Dalam acara tersebut Nizam katakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan responsif terhadap pandemi Covid-19, menurutnya semenjak awal Maret 2020, sudah dikeluarkan Surat Edaran terkait belajar dari rumah untuk menghadapi Covid-19 oleh Mendikbud. Beragam upaya, terutama dari Ditjen Pendidikan Tinggi pun sudah dilakukan seperti mempersiapkan RS PTN untuk menerima pasien dan menjadi laboratorium untuk Covid-19. Dalam waktu 3-4 hari, relawan mahasiswa, terutama bidang kesehatan siap dimobilisasi berjumlah 15.000 orang.

Terkait dengan RECON sendiri, Nizam jelaskan bahwa RECON digunakan untuk masyarakat dalam rangka self assesment terkait Covid-19. RECON ini merupakan hasil gotong royong para relawan, stakeholders kesehatan, dan juga tim IT Ditjen Dikti.

Baca Juga :  Semakin Terdepan ISI Padangpanjang Launching Akreditasi Internasional

“Dengan RECON kita perluas secara nasional pendampingan relawan, sehingga jangkauannya lebih luas dan relawan bisa menghubungi melalui media telekomunikasi, sehingga membantu masyarakat lebih mudah. Publik bisa gunakan layanan ini tanpa membayar,” jelasnya.

Keunggulan dari RECON ini, lanjut Nizam,di ujung self assesment, jika diperlukan dapat berkomunikasi dengan relawan mahasiswa untuk diskusi, dan diberikan saran atau informasi penting lainnya.

Nizam juga tuturkan bahwa selain memobilisasi relawan mahasiswa, perguruan tinggi juga didorong melakukan riset-riset terapan, salah satunya aplikasi berbasis android nanti yang akan diintegrasikan dengan RECON.

“Sedang dikembangkan juga inovasi aplikasi deteksi virus corona yang dapat dideteksi oleh mesin cerdas apakah hasilnya positif atau negatif,” imbuhnya.

Sementara itu Aris Junaidi jelaskan bahwa tugas para relawan ini adalah lebih banyak untuk Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), dan melakukan pendampingan secara daring.

“Di RECON ada kategori-kategori, relawan memberikan imbauan kepada keluarga, screening melalui RECON, dan sudah punya kategori dari 1-5, ada alur teknisnya. Monevnya dilakukan melalui aplikasi RECON, misalnya pada kategori tidak berisiko pasiennya, relawan pendamping hanya memberikan saran isolasi mandiri. Para relawan ini tidak membuat panik, tapi menenangkan. Saat ini juga sedang dikembangkan memakai nomor khusus dari kemdikbud, sehingga privasi pasien dan case manager terjamin,” terangnya.

Baca Juga :  Abmas Prioritas ITS Rancang Inovasi Gerakan Seribu Tangan Palsu

Aditya Putra sebagai perwakilan ISMKI menyampaikan bahwa dengan aplikasi ini, maka tugas para relawan mahasiswa lebih mudah dan lebih luas.

“Menggunakan daring lebih mudah untuk lakukan pendampingan. Aplikasi berbasis halaman web ini setiap harinya akan ada fitur-fitur yang dikembangkan, termasuk keamanan dan privasi. Tim IT Dikti menjadi ujung tombak yang baik sekali untuk pengembangan ini, dan kami selalu bekerja sama untuk mengembangkan aplikasi ini agar lebih bermanfaat lagi untuk masyarakat,” tuturnya. (YH/DZI/AND/DWI/TJG)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan