Implementasi “Merdeka Belajar Kampus Merdeka” di Daerah Pasca Banjir Kalimantan Selatan

Barabai – Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan Profesor Udiansyah bersama jajaran Civitas Akademika Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Kalimantan terus berupaya mendukung bangkitnya Kalimantan Selatan dari kehancuran pasca banjir, salah satunya dengan penerapan program Merdeka Belajar Kampus merdeka.

Menurut Udiansyah, program MBKM, menjadi kesempatan bagi seluruh mahasiswa untuk mengambil peran dalam membantu masyarakat memulihkan kondisi masyarakat dan mempercepat pembangunan di Kalsel pasca banjir.

Peristiwa ini, kata dia, juga menjadi salah satu pembelajaran yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk bisa belajar berbagai hal yang terjadi di masyarakat pasca banjir.

“Ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah rasa empati terhadap masyarakat dan lingkungan, saat mereka melaksanakan program MBKM ini,” katanya.

Menurutnya, melalui program MBKM ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan perguruan tinggi untuk memfasilitasi mahasiswa untuk menentukan cara belajar.

Melalui program “Kampus Merdeka” ini, diharapkan mahasiswa akan lebih paham dengan kondisi lingkungan dan daerahnya, sehingga pada akhirnya akan menjadi manusia unggul yang memiliki rasa empati dan kepedulian tinggi terhadap sekitarnya.

Baca Juga :  ISI Padangpanjang Gelar Konferensi Internasional ICAMAC

“Sehingga kondisi ini tepat sekali, sebagai tempat untuk berpartisipasi dan menempa mahasiswa untuk belajar berbagai hal. Mahasiswa juga akan banyak memetik hikmah dari peristiwa ini” katanya.

Kegiataan lapangan para mahasiswa tersebut diakui sebagai SKS, bahkan bisa 20 SKS.

“Kalau dalam satu tahun, SKS itu setara 40 SKS maka bila pada kegiatan ini mendapatkan 20 SKS, berarti satu semester,” katanya.

Hal itu disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah XI Profesor Udiansyah usai penandatanganan naskah kesepahaman kerja sama dan naskah perjanjian kerja sama dalam rangka implementasi MBKM antara Universitas Sari Mulia dan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari dengan Pemkab HST, Kamis (11/2/2021) di Aula Kantor Kecamatan Hantakan.

Banjir besar

Sebagaimana diketahui, banjir besar yang melanda sebelas dari 13 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan pada awal tahun 2021 banyak menyisakan duka bagi sebagian besar warga di seluruh wilayah ini, tidak terkecuali warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang menjadi daerah paling parah terdampak bencana ini.

Baca Juga :  Yayasan Garda Peduli Anak Panti (GPAP)

Bagaimana tidak, banjir telah meluluh lantakkan bukan hanya ekonomi warga, tetapi juga menghancurkan infrastruktur, rumah dan menghanyutkan harta benda masyarakat.

Desa Alat Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, menjadi salah satu desa yang paling parah terdampak banjir yang bukan hanya menghancurkan fasilitas umum di daerah tersebut, tetapi juga rumah warga dan lainnya. Kondisi tersebut membuat sebagian besar warga merasa trauma.

Melihat kondisi tersebut, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XI Kalimantan, tidak tinggal diam. Melalui program LLDIKTI PEDULI, lembaga yang menaungi PTS se Kalimantan itu, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama bangkit membangun kembali seluruh kerusakan yang terjadi.

LLDIKTI mengajak seluruh PTS di Kalimantan Selatan khususnya, untuk menjadi motor penggerak, bangkitnya asa pembangunan daerah di Kalsel.

Melalui Program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM), seluruh Civitas Akademika PTS Kalsel dan LLDIKTI XI, terlibat langsung di masyarakat, untuk bahu membahu membangun kembali dampak banjir baik fisik maupun psikis masyarakat.