close

Kampus Mengajar, Rela Kerumah-Rumah Demi Membantu Anak-Anak Tidak Mampu

Jember, 8 Juli 2021

Prihatin dengan kondisi pendidikan masyarakat pinggiran di tengah pandemi, membuatnya rela mengajar dari rumah-kerumah siswa Sekolah Dasar Wesley Tanjung Mas, Semarang. Hal itulah yang dilakukan Annisa Melynia mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember salah satu peserta dalam program Kampus Mengajar yang diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (KemdikbudRistek)

“Saya turut prihatin melihat anak-anak di tengah pandemi ini tidak dapat belajar secara maksimal. Terlalu lama di rumah membuat mereka lebih banyak bermain dan mengesampingkan pendidikan,” ujar gadis yang akrab disapa Nisa ini saat dihubungi tim Humas Universitas Jember melalui layanan pesan online.

Selama menjadi relawan Kampus Mengajar sejak tanggal 22 Maret hingga 25 Juni 2021, gadis kelahiran Jepara ini mengatakan, di tengah pandemi motivasi belajar anak-anak ditingkat Sekolah Dasar cendrung menurun. Hal ini menurutnya, bisa jadi dikarenakan mereka terlalu lama melakukan kegiatan pembelajaran di rumah.

Baca Juga :  Dirjen Dikti Gagas “Kedai Inovasi”, Platform Penghubung Perguruan Tinggi dengan Industri

“Ketika di rumah orientasi mereka adalah bermain dan bermain. Jadi dengan ikut program ini saya ingin mencoba untuk mengembalikan motivasi mereka untuk belajar meskipun kondisinya yang tidak memungkinkan untuk datang ke sekolah,” lanjut Nisa.

Nisa menjelaskan, selama mengikuti program Kampus Mengajar Nisa melakukan pembelajaran dengan cara kunjungan kerumah-rumah siswa. Siswa yang dikunjungi adalah mereka yang tidak dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh secara online karena keterbatasan ekonomi.

“Saya datang ke rumah-rumah siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring dikarenakan berbagai masalah. Seperti jumlah gawai yang minim sementara yang pelu menggunakannya untuk mengikuti belajar online adalah kakak beradik,” jelas Nisa.

Lebih jauh anak kedua dari tiga bersaudara ini menyampaikan, ada kasus lain yang dia temukan di kelas 1, 2 dan 3 tempat dia mengajar. Mereka masih bergantung dengan gawai orang tua, sementara orang tuanya harus pergi bekerja dan akibatnya anak tidak dapat mengikuti pembelajaran online.

Baca Juga :  ITS Tingkatkan Nilai Jual IKM Lewat Desain Visual Kemasan dengan Kearifan Lokal

“Alhamdulillah dengan program home visit ini anak-anak saya dampingi untuk mengejar kompetensi yang seharusnya di dapatkan disekolah seperti membaca dan menghitung,” lanjut Nisa.

Nisa mengaku merasa bangga dapat bergabung dalam program Kampus Mengajar. Karena dia tidak hanya mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan tetapi juga dapat mempraktekkan keilmuan yang sudah dia dapatkan dalam bangku kuliah.

“Senang sekali. Setiap hari mendapatkan pengalaman yang baru dalam dunia pendidikan. Kami diberikan kesempatan untuk mencoba membuat bahan ajar dan memberikan pelajaran secara daring di beberapa kelas,” tutur Nisa.

Nisa berharap melalui program Kampus Mengajar semakin banyak mahasiswa yang turut berkontribusi dan berpartisipasi langsung dalam pendidikan di Indonesia. Karena menurut Nisa, di tengah pandemi ini anak-anak sekolah butuh motivasi dan pendampingan.“Sebagai salah satu agen perubahan mahasiswa harus melakukan tindakan nyata untuk berkontribusi dalam pembangunan pendidikan khususnya di era pandemi ini. Sekecil apapun kita harus turut berkontribusi,” pungkas Nisa.