Dari Barat ke Timur Nusantara: Kisah Pengalaman Magang Mahasiswa UMSU yang Temukan Rumah Kedua di Papua

Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) merupakan program yang menjadi bagian dari kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbudristek. Melalui program ini, mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk merasakan secara langsung pengalaman magang atau mengikuti kelas sertifikasi di berbagai perusahaan ternama.

Terpilih menjadi peserta Program MSIB tentunya menjadi pengalaman berharga sekaligus kebanggaan tersendiri. Hal demikianlah yang dirasakan oleh Rizki Ananda, mahasiswa program studi Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Rizki, sapaan akrabnya, berhasil lolos seleksi dan bergabung di Program MSIB Angkatan 4 untuk magang di Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Setelah lolos seleksi, Rizki ditugaskan untuk magang di Balai Penyediaan Perumahan di wilayah Provinsi Papua.

“Saya memang sengaja memilih untuk ditugaskan di Papua, khususnya di Kota Jayapura. Kecintaan saya terhadap keberagaman budaya dan keindahan alam Papua yang menjadi motivasi untuk kembali ke sana,” cerita Rizki.

Keberangkatannya ke Papua melalui Program MSIB memang bukan kali pertama baginya menginjakkan kaki di Tanah Cendrawasih. Di tahun 2022, Rizki juga pernah mengikuti program Kampus Merdeka lainnya, yakni Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang memberikannya kesempatan untuk belajar di Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong selama satu semester.

Rizki menceritakan, perjalanannya selama magang di Balai Penyediaan Perumahan di wilayah Provinsi Papua dimulai dengan persiapan dan pembekalan dengan bimbingan dari seorang mentor. Selanjutnya, Rizki dan teman-temannya mensosialisasikan secara langsung kepada masyarakat penerima bantuan terkait proses dan pentingnya bantuan BSPS.

Baca Juga :  Tim Sapuangin ITS Juara 3 Dunia pada Shell Eco-Marathon 2023

Bersama timnya, Rizki juga bertugas untuk mengumpulkan semua berkas administrasi yang diperlukan untuk memproses bantuan BSPS dengan cepat dan efisien.

“Setelah berkas administrasi selesai, langkah selanjutnya adalah sosialisasi. saya bekerja keras bersama tim untuk memberitahu masyarakat tentang program BSPS, hak dan kewajiban mereka sebagai penerima bantuan, dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi aktif dalam memajukan proyek perumahan ini,” tuturnya.

Interaksi secara langsung dengan masyarakat inilah yang membuat Rizki semakin jatuh cinta dengan Tanah Papua. Dari pengalamannya, ia menemukan keramahan masyarakat sekitar yang menerima kehadirannya.

“Selama magang di Papua, saya tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga dalam pemberdayaan masyarakat, tetapi juga mengenal keindahan alam dan keramahan orang Papua. saya belajar banyak tentang kesederhanaan, kerja keras, dan semangat persatuan dalam keanekaragaman budaya,” kenang Rizki.

Dengan banyak cerita dan pengalaman yang sudah dilaluinya selama di Papua, tidak ayal Rizki menganggap pulau di Timur Nusantara itu sebagai rumah kedua baginya. Ia selalu berharap memiliki kesempatan untuk bisa kembali ke sana dan merasakan keindahan alam serta keramahan masyarakatnya.

Selain memberikan pengalaman yang mengasah kompetensinya secara langsung mengenai dunia kerja, keikutsertaan di Program MSIB juga membantu Rizki dan keluarganya secara ekonomi. Dengan Bantuan Biaya Hidup (BBH) yang diterimanya selama menjalani program, Rizki bahkan masih bisa menyisihkan sebagiannya untuk keluarga yang tinggal di Kabupaten Batu Bara.

Baca Juga :  Indra Syahri, Mahasiswa Kriya, FSR, ISI Yogyakarta sebagai Juara ke-3 MOFP 2021

“Saya berasal dari pesisir dan dari keluarga yang kurang mampu. Oleh karena itu, menjadi kebanggan tersendiri bagi saya ketika saya bisa membelikan baju baru untuk lebaran bagi Ibu dan Bapak dengan hasil keringat saya sendiri,” ujarnya.

Kini segudang pengalaman yang Rizki dapatkan, ia harap bisa menjadi modal penting baginya untuk nanti bisa mengarungi dunia kerja selepas lulus dari perguruan tinggi. Namun, Rizki sendiri masih memendam hasrat untuk bisa melanjutkan studi dengan mencari berbagai beasiswa dengan bekal pengalaman dan pencapaiannya selama mengikuti program-program Kampus Merdeka.

Kisah Rizki merupakan satu dari sekian banyak cerita kebermanfaatan yang dirasakan langsung oleh mahasiswa dari keikutsertaan di Program MSIB. Capaian ini, kemudian menjadi dasar dari dibukanya pendaftaran mahasiswa untuk bergabung di Program MSIB Angkatan 6 tahun 2024. Pendaftaran mahasiswa untuk Program MSIB Angkatan 6 sendiri masih dibuka hingga 15 Desember mendatang. Kemendikbudristek membuka hingga 45 ribu kuota mahasiswa sebagai peserta magang maupun studi independen. Pendaftaran sendiri bisa dilakukan dengan mengakses laman https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/magang